"Baiklah" balas Ravin dan Prilly bersamaan, mereka segera berlalu dari ruang hibrida dan menuju ruang operasi 1
"Bagaimana tanda vitalnya?" tanya Revan yang kini sedang membedah dada pasien luka tusuk
"90 per 40 dan detak jantungnya 100"
"Pasien akan baik-baik saja, ada celah 1 cm di ventrikel kanannya" tambah Revan setelah selesai memasangkan staples pada ventrikel kanan jantung
"Perawat Kayla, segera pindahkan ke ruang operasi 2. Dokter Andra sudah bersiap disana" tintah Revan kemudian berlalu dari ruang hibrida untuk menuju ruang operasi 2
Di ruang operasi 1, Prilly masih berusaha untuk menemukan peluru pada bagian tubuh pasien luka tembak
"Forsep intestinal" pinta Prilly lalu Ravin segera memberikan benda tersebut pada Prilly
"Forsep panjang" pinta Prilly kembali untuk mengambil peluru yang berada disalah satu bagian organ dalam pasien, dan untuk kesekian kalinya Prilly berhasil menyelamatkan nyawa pasien
"Kerja bagus Dokter Prilly" puji Ravin
"Kamu juga kerja bagus, Perawat Ravin" ucap Prilly mengembalikkan pujian dari Ravin kepadanya. Prilly berlalu meninggalkan ruang operasi 1 untuk saat ini badannya terasa sekali pegalnya, tidak lama ponsel Prilly berdering dan menampilkan nama Milla disana
"Prilly Fredella Adara, gue udah nelpon lo berkali-kali kenapa baru di angkat!" omel Milla
"Maaf Milla tadi ily abis operasi jadinya gabisa angkat panggilan dari Milla"
"Lo baik-baik aja kan disana?"
"Ily baik-baik aja ko, Milla sama Retta jaga kesehatan ya disana jangan lupa makan. Oh iya Retta mana?"
"Dia lagi ada pasien, gue sama Retta kesana ya. Gue khawatir sama lo"
"Milla sama Retta gaperlu jauh-jauh kesini. Perjalanan dari Jakarta ke Rumah Sakit Gray itu lumayan jauh Milla, jadi Milla tetap di Jakarta aja ya"
"Gue kangen banget sama lo Prilly" ucap Milla, kalau sudah seperti ini Prilly tidak mempunyai alasan lain untuk melarang Milla dan Retta untuk datang ke tempat bekerjanya sekarang
"Yaudah deh kalau mau kesini" balas Prilly akhirnya yang tidak ingin kedua sahabatnya bersedih hanya karena merindukan dirinya
"Nah gitu dong, nanti gue kabarin ke Retta"
"Yaudah ily tutup ya telponnya, ily mau istirahat dulu"
"Dadah ily, selamat istirahat" ucap Milla sebelum mematikkan panggilannya, Prilly berjalan menuju ruang istirahat di Rumah Sakit Gray yang sudah di sediakan untuk para staf medis. Dia mengistirahat tubuhnya di sebuah sofa yang terdapat disana, dan mulai menutup matanya
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun Prilly tidak dapat tertidur dan tiba-tiba saja pintu terbuka yang menampilkan sosok Revan sedang berdiri disana. Revan mulai berjalan mendekati Prilly yang sedang merebahkan tubuhnya di sofa
"Revan ngapain disini?" tanya Prilly yang melihat Revan sedang sibuk membuka sebuah kotak pizza
"Gue laper mau makan, sini lo sekalian makan"
"Revan tau aja kalo ily laper" ucap Prilly mulai berdiri dan duduk bersebrangan dengan Revan, Prilly mengambil satu potong pizza dan langsung memakannya
"1 potongnya ceban" ledek Revan saat melihat Prilly mulai mengambil potongan kedua tetapi Prilly tidak membalas perkataan Revan karena dia tau Revan hanya sedang meledeknya
"Makasih Revan berkat Revan perut ily kenyang"
"Sekarang lo tidur istirahat" tintah Revan
"Revan mau kemana?" tanya Prilly
"Gue mau nge cek keadaan pasien yang tadi gue operasi abis itu gue mau langsung ke asrama, lo mau tidur di Rumah Sakit apa di asrama?" tanya Revan sebelum meninggalkan Prilly
"Hari ini ily mau tidur Rumah Sakit" jawab Prilly
"Yaudah gue keluar" ucap Revan dan mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruang istirahat staf
"Ali sedang apa ya?" tanya Prilly pada dirinya sendiri yang tiba-tiba saja merindukan sosok Ali. Pria misterius yang berhasil menarik perhatian Prilly, Prilly memejamkan matanya dia berharap Ali akan menemuinya di dalam mimpi
...
Sudah hampir 1 minggu sejak terakhir pertemuannya dengan Ali, Prilly tidak dapat kabar apapun mengenai Ali. Padahal Ali sudah berjanji bahwa dia akan kembali lagi setelah 1 minggu namun sepertinya Ali tidak dapat memenuhi janjinya
"Selamat pagi" sapa Prilly ceria kepada semua orang yang sedang berada didalam UGD bahkan tidak jarang para pasien juga akan membalas ucapan Prilly, Prilly berjalan mendekati Revan yang sedang berdiri memeriksa data para pasien
"Revan, apa kegiatan Revan akhir pekan ini?" tanya Prilly yang sudah berada di sebelah Revan
"Kenapa?" tanya Revan
"Ily hanya penasaran, karena ini akhir pekan pertama kita setelah datang ke Rumah Sakit ini. Ily ingin tahu apa ada hal yang menarik yang bisa dilakukan di dekat sini" jelas Prilly, belum sempat Revan membalas perkataan Prilly tiba-tiba saja
"Sebuah minibus terguling saat pengemudinya membanting setir untuk menghindari lubang, tiga orang mengalami luka kecil dengan kaca diwajahnya dan satu lagi dengan pinggul patah di ruang hibrida" jelas Dilla yang membuat para staf langsung segera menyiapkan pengobatan
"Dokter Revan dan Dokter Raka kamu akan bergabung dengan saya untuk menanggani pasien pinggul patah sedangkan Dokter Prilly akan menanggani para pasien dengan luka kecil" tintah Andra saat baru memasuki ruang UGD, Prilly langsung memakai sarung tangan dan memulai mengeluarkan serpihan kaca di wajah pasien dengan sangat hati-hati dibantu oleh Ravin yang berada disampingnya
"Jangan bergerak ya tahan sedikit lagi" ucap Prilly dengan nada lembutnya yang membuat Ravin tersenyum saat melihat Prilly dengan begitu sabarnya menanggani pasien
"Bertahan ya sebentar lagi" lanjut Prilly memulai kembali mengeluarkan serpihan-serpihan kaca, dan akhirnya semua serpihan kaca tersebut dalam di keluarkan. Setelah Prilly sudah menyelesaikan tugasnya, Prilly mulai berjalan meninggalkan ruang UGD
"Dokter Prilly" panggil Ravin saat mengejar Prilly yang sudah sampai di Lobby
"Iya Perawat Ravin?"
"Bagaimana kalau kita jalan setelah pulang bekerja?" tanya Ravin memberanikan dirinya, Prilly yang mendengar ajakan Ravin dibuat sedikit terkejut yang menurutnya secara tiba-tiba saja
"Baiklah" jawab Prilly tersenyum menyetujui ajakan Ravin padanya, melihat senyum Prilly membuat Ravin ikut tersenyum sebelum Ravin meninggalkan Prilly yang masih terdiam dengan wajah terkejutnya
Sabtu, 25 Juli 2020
Gimana untuk Bab 9 ini suka ga?
Semoga suka ya untuk Bab 9 🤗❤
Jangan lupa tinggalkan jejak 😉Ketemu lagi sama aku di hari sabtu ini, kalian tim mana?
Tim Ali atau Tim Prilly? 😋
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T
FantasyPrilly Fredella Adara, seorang perempuan cantik, imut, dan juga baik hati. Mempunyai profesi sebagai Dokter Ahli Bedah membuat dirinya dipertemukan dengan Ali Nathaniel, pria tampan yang membuat kaum hawa yang melihatnya ingin memiliki Ali. Namun di...