Setelah acara makan malam kemarin, aktivitas mereka semua sudah kembali seperti semula dengan berbagai kesibukan yang mereka kerjakan
Ali juga sudah membicarakan niat awal nya untuk merekrut Prilly dan beberapa Dokter serta staf di Rumah Sakit Gray dan juga Rumah Sakit Seuli tentu nya yang merupakan Rumah Sakit pusatnya, dan langsung mendapat persetujuan dari Prilly dan juga Arka sebagai Direktur di Rumah Sakit Gray
Di siang hari dengan posisi matahari yang berada di atas kepala membuat Prilly, Milla, Revan, Ravin, Febby, dan Kayla benar-benar kesal terlebih lagi Prilly yang sudah tidak menahan rasa kesal nya
"Panas banget Milla, ily gakuat mau pingsan nih" gerutu Prilly sambil menyeka peluh keringat yang sudah sedari tadi tidak berhenti
"Yeh emang lo doang, gue juga nih kalo tau kaya gini mah gue bakalan ogah buat ikut. Mending ikut Retta gue berdiam diri dengan tenang nya di Jakarta"
"Buruan ribut seru nih lagi panas-panas sambil nonton keributan tambah panas mantap banget dah" sahut Revan bukan nya menyudahi pertengkaran kecil yang di buat oleh Prilly dan Milla, dia malah membuat suasana makin terasa panas
Tidak lama suara deru kapal terdengar semakin jelas, walau pun mereka berada di cuaca siang hari yang cukup panas tetapi di hadapan mereka terbentang lautan yang dapat memanjakan mata mereka. Ketika kapal mulai mendekat ke daratan, Ali keluar dengan di ikuti oleh 4 rekan nya termasuk Kevin
"Tim rumah sakit akan dibagi menjadi Tim Operasi Kapal dan Tim Medis" ucap Ali formal, dengan kacamata hitam yang menutupi mata elang nya membuat Ali benar-benar tampan di tambah dengan pakaian tentara yang pas di tubuh kokoh nya
"Untuk mempersingkat waktu, akan saya jelaskan secara detail di dalam Kapal" tambah Ali kemudian pergi menerima panggilan telepon yang sejak tadi berdering, Ali menepuk pundak Kevin mengisyaratkan untuk Kevin mengambil alih. Setelah itu Ali berjalan kembali ke Kapal, bahkan dia belum menyapa kedatangan Prilly
Akhir nya setelah sepeninggalan Ali, Kevin menginstruksikan untuk masuk ke dalam Kapal yang cukup besar yang membuat para tim medis merasa takjub saat melihat nya. Kapal kembali berlayar, ternyata ketika sudah berada di dalam Kapal banyak sekali anggota tentara dan tentu nya tampan-tampan
"Selamat bergabung dengan kami" sapa Rafly yang di ketahui komandan untuk pasukan Ali
"Terimakasih" balas Prilly tersenyum
"Lewat sini" ucap Kevin menunjukkan arah setiap ruangan untuk para tim medis
"Tes dasar seperti X-Ray, Ultrasond, dan tes darah bisa di lakukan diatas Kapal. Ada pengobatan penyakit dalam, pengobatan gigi, dan ahli bedah" jelas Kevin
"Dan ini kamar untuk kalian beristirahat yang perempuan berada di lantai atas, dan laki-laki berada di lantai bawah. Saat ini kalian di perbolehkan untuk istirahat terlebih dahulu selama 30 menit merapikan barang-barang kalian setelah itu berkumpul di aula besar yang sempat kalian lewati" lanjut Kevin dan meninggalkan para tim medis
"Astagfirullah, gue berasa lagi latihan militer kalo kaya gini jatohnya" keluh Revan yang sejak tadi sudah merasa benar-benar lelah
"Milla, ily mau pulang aja tiba-tiba ily jadi mabuk laut" ucap Prilly pada Milla yang sedang berada di sebelah nya
"Sejak kapan lo punya mabuk laut? bener kan feeling gue udah bener-bener diem anteng di Rumah Sakit Seuli"
"Udah terima nasib aja oke" sahut Febby lalu berjalan ke lantai atas menuju ruang istirahat nya di ikuti dengan Kayla, begitu juga dengan Revan dan Ravin masuk kedalam ruangan istirahat mereka
"Liatin aja tuh Kevin kalo ketemu sama gue, bisa-bisa nya dia ngebujuk gue" kesal Milla yang membuat Prilly tertawa
Kembali mengingat bagaimana cara Kevin membujuk Milla. Awal nya Milla tidak tertarik untuk ikut serta, tapi Kevin membujuk nya dengan beberapa rayuan yang akhir nya membuat Milla menyetujui ajakan Kevin
Suara lampu peringatan darurat berbunyi, menandakan bahwa tim medis sedang di perlukan. Prilly dan Milla langsung berlari ke ruangan yang sudah di sediakan untuk tim medis
"Ada apa?" tanya Milla, yang sudah melihat salah satu dari para tentara yang bernama Gilang tersebut pingsan tidak sadarkan diri, Prilly langsung memeriksa keadaan Gilang dibantu dengan Milla
Kemudian Prilly menekan perut pasien dan terdengar suara rintihan yang di keluarkan oleh pasien
"Dari kemarin ia sakit perut, dan sekarang dia menggeliat kesakitan sambil memegang perut nya" jelas Rizki yang merupakan teman dekat pasien
"Radang usus buntu" ucap Prilly
"Apa yang terjadi Dokter?"
"Ini radang usus buntu akut"
"Apa serius?"
"Diameter nya mendekati 2 cm, dia demam tinggi. Kita harus melakukan operasi segera mungkin" jelas Prilly, tidak lama Revan, Ravin, Febby, dan juga Kayla datang
"Perawat Ravin siapkan ruang operasi dibantu dengan Perawat Febby" tintah Prilly
"Dan Dokter Milla yang akan mengoperasi pasien dan Dokter Revan akan menjadi asisten untuk operasi kali ini" tambah Prilly
Milla segera bersiap-siap untuk melakukan operasi begitu juga Revan dan para perawat, Milla tau bahwa Prilly masih merasa khawatir untuk melakukan operasi kembali setelah kecelakaan yang beberapa waktu lalu menimpa nya dan mengakibatkan pergelangan tangan nya terasa kaku
Sambil menunggu operasi, Prilly memutuskan untuk keluar Kapal dan membiarkan rambut nya yang terurai mengikuti arah angin
"Hai Pril" sapa Ali yang sudah berada tepat di samping Prilly
"Eh Ali, untung aja jantung ily ga copot" balas Prilly yang masih terkejut dengan keberadaan Ali
"Maaf ya tadi gue gasempat menyapa lo"
"Ya ampun gaperlu minta maaf Ali, ily ngerti ko. Lagian juga tadi kan kita antara satu sama lain harus bersikap dengan formal sebagai rekan kerja" balas Prilly tersenyum hangat pada Ali
"Boleh gue nanya?" tanya Ali yang berusaha memecahkan keheningan di antara mereka
"Jangan yang susah-susah pertanyaan nya ntar ily gabisa jawab" canda Prilly
"Kenapa pasien tadi, bukan nya lo aja yang operasi?"
"Tangan itu segala nya bagi Dokter Bedah, dan semenjak kecelakaan itu tangan ily sudah hampir 1 bulan lebih tidak melakukan operasi. Dan kalo ily tiba-tiba melakukan operasi, ily khawatir akan melakukan kesalahan yang akan membuat pasien mengalami kerugian"
"Gue yakin lo pasti bisa Pril, jangan sampai ke khawatiran menyelimuti lo terus"
"Tapi ily takut, ily takut kalo nanti ily gabisa menyelamatkan nyawa pasien"
"Berarti lo udah kalah sebelum berperang"
"Jangan terlalu mengkhawatirkan apa yang sebenarnya mustahil untuk terjadi. Gue yakin banget lo pasti bisa Pril, lo harus ada kemauan untuk mencoba lagi" tambah Ali yang berusaha meyakinkan Prilly bahwa semua nya akan baik-baik saja
"Makasih ya Ali, nanti ily coba"
Selasa, 22 Desember 2020
Gimana untuk Bab 14 ini suka ga?
Semoga suka ya untuk Bab 14 🤗❤
Jangan lupa tinggalkan jejak 😉Alhamdulillah bisa update juga setelah sekian lama ga update :)
Semoga pembaca "Perfect" masih setia membaca yaaa, oh iya cerita ini aku buat memang khusus versi Ali dan Prilly jadi semoga suka ya
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T
ФэнтезиPrilly Fredella Adara, seorang perempuan cantik, imut, dan juga baik hati. Mempunyai profesi sebagai Dokter Ahli Bedah membuat dirinya dipertemukan dengan Ali Nathaniel, pria tampan yang membuat kaum hawa yang melihatnya ingin memiliki Ali. Namun di...