"Makasih ya Ali, ily suka banget sama buket pemberian Ali" ucap Prilly tulus tersenyum kepada Ali
"Sebagai permintaan maaf gue sama lo Prilly" balas Ali tersenyum, Ali memegang tangan Prilly. Tatapannya tidak lepas dari mata hazel milik Prilly, tangan Prilly dibawa kearah bibir dan dikecupnya. Prilly merasa nyaman saat dirinya berada disamping Ali, kemudian Ali segera menjauhnya tangan Prilly dari bibirnya namun Ali tetap memegang tangan Prilly
"Gue benar-benar minta maaf" ucap Ali, Prilly yang melihat tatapan tulus yang diberikan oleh Ali pun langsung tersenyum
"Gapapa Ali, ily akan berusaha mengerti Ali" balas Prilly, ketika Ali ingin menyalakan mesin mobilnya. Ponsel Ali bergetar, Ali mengeluarkan ponselnya ternyata ada notifikasi pesan yang baru saja masuk. Lalu Ali membaca pesan tersebut, dan untuk kedua kalinya rencananya dengan Prilly harus dibatalkan
"Kenapa Ali?" tanya Prilly
"Gue dipanggil untuk bertugas, maaf sepertinya acara makan malam bersama kita harus ditunda" balas Ali
"Baiklah"
"Gue akan datang lagi kesini Pril"
"Kapan? Besok?"
"Satu minggu lagi"
"Ali hati-hati ya, jangan sampai terluka"
"Kalo gue terluka kan ada lo, yang akan mengobati luka gue" balas Ali tersenyum. Setelah melihat senyum Ali, Prilly langsung turun dari mobil
"Tunggu gue ya Pril" tambah Ali sebelum dia benar-benar pergi dari hadapan Prilly, kemudian Prilly kembali memasuki Rumah Sakit Gray sepertinya menyibukkan diri akan membuat dirinya menjadi lebih baik
Tidak lama setelah kepergian Ali, 2 mobil ambulans datang diikuti beberapa mobil hitam yang didalamnya terdapat orang-orang yang menggenakan jas hitam
"Korban luka tembak" teriak salah satu petugas ambulans
"Tanda vital?" tanya Raka yang langsung menghampiri luka tembak
"Pemeriksaan terakhir kami 80 per 40 detak jantungnya 130"
"Ranjang tiga" ucap Raka sambil mendorong pasien dibantu dengan petugas ambulans
"Pisahkan pasien dengan tingkat keparahan dan ditandai dengan kartu" sahut Revan yang bergabung dengan Raka
"Pasien luka tusukan dada" teriak kembali salah satu petugas ambulans yang berbeda, baru saja memasuki ruangan UGD
"Di dada?" tanya Prilly
"Tekanan darah 90 per 40, denyut jantungnya 130" jawab petugas ambulans
"Kamu mencabut pisau di TKP?" ucap Prilly saat melihat tidak ada pisau di dada pasien
"Pisaunya sudah dicabut saat kami menemukannya"
"Ke ruang hibrida" tintah Prilly lalu petugas ambulans langsung membawa pasien ke ruang hibrida
"Bos, dimana kamu?" teriak seorang laki-laki yang mengenakan jas hitam diikuti beberapa orang yang mengenakan pakaian yang hampir sama langsung menerobos masuk ruang UGD
"Mereka datang lagi" lirih Dilla
"Petugas keamanan, segera kemari" ucap Dilla sambil menelpon seseorang. Tidak lama, petugas keamanan datang
"Beri dua liter saline hangat kecepatan tinggi dengan dua infus" tintah Raka pada Febby, Raka langsung menggunting pakaian pasien dan pendarahan pun langsung terjadi
"Ambil kain kasa dan perban elastis!" teriak Raka
Di ruang hibrida, Prilly sedang memeriksa pasien yang mengalami luka tusuk dibagian dada
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T
FantasyPrilly Fredella Adara, seorang perempuan cantik, imut, dan juga baik hati. Mempunyai profesi sebagai Dokter Ahli Bedah membuat dirinya dipertemukan dengan Ali Nathaniel, pria tampan yang membuat kaum hawa yang melihatnya ingin memiliki Ali. Namun di...