Dompet

17 11 1
                                    

"Semua dompet kalian taruh diatas meja!" titah Jeano.

"Lagi?"

Kebiasaan Jeano dan teman-temannya sebulan sekali, membayar makanan kantin yang mereka makan dengan menyuruh orang lain memilih dompet mereka secara random.

"Udah deh kal ngikut aja, sekali ini doang juga." ucap Ale pada Haikal sembari meletakkan dompetnya diatas meja.

"Nih!" seru Rajen.

Haikal meletakkan dompet tipisnya diatas meja bersama milik teman-temannya.

"Oke, punya gue udah. Ini punya Rajen, ini punya Elang, ini punya Ale dan ini punya Haikal." ucap Jeano mengabsen dompet diatas meja.

"Gue dong yang milih orangnya." pinta Haikal. Ia melihat sekeliling kantin dan matanya tertuju pada Aze dkk yang duduk di seberang meja mereka.

"Diandra! Sini deh!" panggil Haikal pada Diandra yang sedang minum es teh.

"Apa sih, ganggu banget deh lo Kal!" marah Diandra, tapi dia tetap menuruti ucapan Haikal untuk menemuinya.

"Nih, lo pilih satu dompet dari ke 5 dompet ini." titah Haikal.

Diandra memasang wajah bingung, "Buat gue?"

"Ya nggak lah anjir gila lo!" pekik Rajen.

Ale tertawa, "Sabar dong Jen, jangan ngegas, sans."

"Jadi gue milih nih? Terserah gue kan ya?" tanya Diandra.

"Iya ann." jawab Elang.

Diandra menutup mulutnya terkejut, "Airlangga? Lo bisa ngomong juga ya ternyata?"

Airlangga aka Elang dikenal sebagai cowok dengan wajah yang tampan dan jarang ngomong, dia banyak ngomong sama teman dekatnya saja. Tak heran Diandra terkejut.

"Lo ih kelamaan deh Ann!" marah Rajen (lagi).

"Marah marah mulu lo, cepet tua!"

Rajen tidak menggubris olokan Diandra, dan Diandra mulai memilih dompet yang dia tidak tahu untuk apa.

"Ini aja deh, bagus dompetnya." ucap Dianda menunjuk dompet kulit berwarna coklat.

"Anjirr kok gue sihh?!!" pekik Jeano.

"Ahahaha seneng banget, untung bukan gue! Lagi bokek bro, thanks ya Je!" ucap Haikal mengambil kembali dompetnya.

"Kok lo nggak pernah ketunjuk sih Al? Padahal kak lo yang paling banyak duitnya." cibir Jeano.

"Apaan lo? Gue juga sering kali bayarin kalian makanan diluar sekolah!" bantah Ale.

"Sana deh Je lo bayar, jangan banyak omong deh." suruh Rajen.

"Bayarin gue juga dong." ucap Deandra setelah ia memahami apa yang terjadi.

"Bayar sendiri, duit lo banyak!" tolak Jeano. Ia berdiri hendak membayar makanan teman-temannya. Namun langkahnya menuju ke meja Aze.

"Gimana Stace? Masih capek?" tanya Jeano pada Aze yang hanya mengangguk karena sedang minum milkshake.

"Yaudah, kalau ngerasa pusing chat gue aja ya!" pinta Jeano kemudian ia meninggalkan Aze menuju ke tempat ia akan membayar makanan tadi.

Terlihat Jeano dan teman-temannya pergi meninggalkan kantin. Bel masih lama berbunyi, mungkin mereka mau keliling sekolah seperti biasanya, tebar pesona padahal sekitarnya mungkin hanya melirik Elang.

"Balik kelas yuk, bosen." ajak Naya. Diandra, Aze, dan Audie mengangguk dan mereka berdiri untuk membayar makanan mereka sebelum meninggalkan kantin.

STACY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang