Mew menelan permen mint yang baru saja ia emut itu ketika sosok kecil Kana datang. Takut kalau Kana tahu dan meminta permennya, sedangkan gigi anak itu sendiri sedang bermasalah. Kata Bu Dokter, gigi Kana ada yang berlubang. Makanya dia dibatasi mengkonsumsi permen dan olahan manis lainnya.
Demi menghilangkan bukti, Mew menyimpan bekas bungkusan plastiknya ke dalam saku agar tidak dicurigai.
"Phi Meow~"
Mew tersenyum. "Iyaaa..." Namun senyumnya langsung luntur mendapati jejak air mata berada di kedua pipi mochi Kana.
"Kamu habis nangis?"
Kana mengangguk, tubuhnya diangkat lalu dipangku.
"Kenapa? Kepalanya sakit lagi?" tanya Mew khawatir. Segera diceknya bagian kepala si Kecil yang masih dilapisi perban itu.
"Ndak, tapi ini yan cakit." Kana menunjuk lututnya yang kini terpasang sebuah plester bergambar lucu.
Loh? Sejak kapan anak ini mendapat luka lecet di bagian lutut? Dalam hati Mew bertanya-tanya.
"Tadi aku jatuh! Teluc jadi luta," adunya sambil memasang wajah sedih.
Akibat kecerobohannya, sewaktu turun dari tangga, Kana tidak sengaja melewati dua anak tangga sekaligus sehingga pijakannya menjadi goyah lalu berakhir jatuh di lantai marmer rumah. Menyebabkan luka sedang muncul dengan beberapa goresan lain di permukaan lututnya.
"Ya ampun... Kasihan bayi aku," ucap Mew mencium lutut Kana yang terluka. "Luka, cepat sembuh yaaa."
Cup!
Kana terkikik geli. Mew mencium lututnya berkali-kali hingga tawanya berderai.
"Hihi, Phi Meow."
"Dah sembuh!" Menghentikan ciumannya, Mew kini beralih menatap Kana. Tangannya bergerak menghapus sisa air mata yang masih menggantung di bawah mata bulat itu.
"Mau jajan, Phi."
Kana bersender di bahu Mew, telunjuk kecilnya membuat pola random pada dada itu guna meminta atensi. Ia mau jajan makanan yang ada di taman komplek. Camilan dalam kulkas maupun lemari khusus snack sungguh membuatnya bosan.
Ia ingin sesuatu yang lain dan berbeda seperti telur gulung atau chicken crispy misalnya. Pokoknya Kana mau jajanan yang dimasak terus disajikan langsung dihadapannya.
"Ayo jajan, biar Phi traktir!" Mew melayangkan tubuh Kana ke atas udara kemudian kembali menangkapnya. Dengan gemas diciumnya bibir mungil itu sebanyak 6 kali.
"Ihhhhh! Gemas sekali aku melihatmu!" geram Mew menggigit pipi bagian dalamnya tak tahan akan keimutan Kana. Padahal balita tersebut hanya senyum-senyum saja, tanpa melakukan aksi lucu maupun tingkah sok imut. Memang pada dasarnya Kana itu makhluk terlucu.
"Yeeee... Jajaann~" sorak Kana girang. Ia memeluk leher Mew saat Phi nya itu mulai melangkah dan berjalan keluar.
☀❤🌻
"Kana! / Mbul!"
Punggung itu menegak, senyumnya terpatri saat Lisa, Bambam,dan Bright berlarian menghampiri dirinya yang masih digendong Phi Meow.
"Haiii~" sapa Kana, "kalian mau temana?" tanyanya.
Penampilan tiga anak tersebut tampak rapi sekali, masing-masing dari mereka menenteng paper bag ukuran besar yang entah apa itu isinya Kana juga tidak tahu. Makanya ia penasaran, mau kemana teman-temannya ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
BEING KIDS || KANA'S ADVENTURE
Short StoryPetualangan si kecil Kana dengan Marshmallow gang, serta kelanjutan hubungan manisnya bersama Phi Meow yang galak. Book ini lanjutan dari story yang berjudul, 'STILL A BABY'. Bagi yang belum baca, kuylah dibaca dahulu. Mew: 15 tahun Kana: 4 tahun ...