Bando Mickey Mouse bertuliskan Disneyland Tokyo 'Spooky Boo!' terpasang indah di atas kepala Kana. Mew selaku orang yang memasang, ikut mengenakan bando serupa supaya berpasangan dengan si Kecil.
"Lucu, kan?" tanya Mew mematut diri di depan kaca seukuran orang dewasa.
Balita yang duduk di stroller mengangguk antusias. Sebelah tangannya nampak memegang tali balon karakter Mickey dengan warna oranye khas perayaan Halloween.
"Hu'um, lucu banet hihi..." Kana menyentuh ujung telinga bandonya kemudian terkikik senang.
"Kita bayar dulu, setelah itu cari wahana yang buka."
Mew mendorong stroller Kana menuju kasir. Usai membayar belanjaan, mereka berdua keluar dari toko pernak-pernik lalu mulai berkeliling mencari area permainan yang dirasa seru dan menarik.
"Itu apa, Phi?" Kana menunjuk lampu menyerupai labu dengan ukiran wajah tersenyum seram.
"Lampu labu," sahut Mew membelokkan stroller ke arah kiri.
"Yabu?" beo Kana dan diangguki Mew. "Tenapa bentukna celam?"
"Karena lampu labu identik dengan perayaan Halloween. Halloween itu adalah momen dimana orang-orang akan menggunakan atribut hantu dan pakaian yang menyeramkan." Mew memberi sedikit penjelasan.
Memang Disney Resort bulan ini sedang menerapkan tema Halloween dari tanggal 3 September hingga 31 Oktober mendatang. Tidak heran mengapa sebagian wilayah Disneyland dihiasi aneka hiasan ala-ala hantu dan tema gelap seperti dunia arwah.
"Ohh... Gitu yah?" Kana manggut-manggut. Pantas saja tadi banyak remaja asal Jepang yang mengenakan pakaian seram serta memakai riasan seperti hantu. Ternyata alasannya ini toh.
Dorongan Mew terhenti. Pandangannya tertuju pada gedung bertuliskan Stars Tour yang telah di kerubungi beberapa orang. Hmm... Kayaknya seru.
"Mau masuk kesana? Ada banyak robot loh," ajak Mew.
"Mau Phi!" Mendengar kata robot membuat Kana antusias. Ia suka robot semenjak mengenal film Transformers. Apabila orang-orang menyukai Optimus Prime, maka Kana lebih cenderung ke Bumblebee yang lucu bagaikan seekor lebah hiperaktif.
"Oke, antri dulu."
Setibanya disana, tiba-tiba datang seorang penjaga lalu menghampiri Mew. Menggunakan bahasa Inggris, penjaga tersebut berkata.
"Ingin masuk wahana ini?"
"Iya," balas Mew. Si penjaga melirik Kana lalu tersenyum ramah.
"Apa tinggi adik Anda telah mencapai 105 cm? Untuk memasuki wahana, minimal tinggi anak adalah 105 cm." Penjaga tadi menunjuk papan berisi alat pengukur tinggi yang dihiasi gambar karakter Disney.
"Oh, benarkah?" Mew agak kaget mengetahui aturannya. Jika benar begitu, maka Kana tidak bisa masuk karena tingginya baru mencapai 103 cm. Masih kurang 2 senti.
Dengan berat hati Mew memberi tahu Kana bahwa mereka berdua tidak boleh masuk.
"Tenapa?" Dahi Kana berkerut samar.
"Tinggi kamu belum cukup Mbul," sesal Mew mengusap pipi bulat Kana.
Kana menggigit bibir bawahnya. Entah kenapa rasanya sesak sekali mengetahui dirinya tidak boleh main.
"Dia boyeh mayin, kok aku ndak?" protesnya melihat beberapa anak masuk ke dalam. Mereka boleh, sedangkan dia tidak bisa? Itu sama sekali tidak adil!
Mew menggaruk lehernya. Bingung harus menjelaskan persoalan kecil ini kepada bayi dihadapannya. Terbiasa seluruh permintaannya dituruti, sekali dibilang tidak maka Kana langsung merasa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEING KIDS || KANA'S ADVENTURE
Krótkie OpowiadaniaPetualangan si kecil Kana dengan Marshmallow gang, serta kelanjutan hubungan manisnya bersama Phi Meow yang galak. Book ini lanjutan dari story yang berjudul, 'STILL A BABY'. Bagi yang belum baca, kuylah dibaca dahulu. Mew: 15 tahun Kana: 4 tahun ...