2| Badmood

3.4K 495 83
                                    

Ny. Traipipattanapong membetulkan tali gendongan anak yang terpasang di pundaknya supaya lebih erat. Dengan tangan yang memegang spatula, dan sebelahnya lagi menahan pinggang si Kecil, tak ayal membuat tenaganya keluar lebih ekstra untuk pagi ini.

"Hiks..."

Isakan Kana terdengar kembali. Airmata yang sebelumnya sudah hilang kini mengalir lagi menyusuri pipi gemuknya.

"Udah ya nangisnya? Nanti hidung kamu tersumbat, Nak." Mama mematikan kompor setelah dirasa masakannya telah matang dengan sempurna.

Kana tidak menjawab kecuali menangis pilu. Kepalanya sakit sekali usai terbentur sudut meja akibat menginjak lantai basah bekas tumpahan air minum ia sendiri. Insiden yang tidak disengaja namun tetap membuat Mama khawatir.

Pasalnya kepala Kana mengeluarkan banyak darah dan harus dijahit oleh Bu Dokter. Oleh sebab itu, Kana terpaksa libur sementara dari sekolah dan harus istirahat dirumah.

"Cakitt~"

Ini merupakan kata ke puluhan kalinya yang dilayangkan oleh Kana. Mama jadi tidak tega melihat sang Anak kesakitan begini.

"Sabar ya... Tandanya obat Bu Dokter sedang bekerja buat nyembuhin kepala kamu. Jadi tahan sedikit ya, Sayang?"

"Huhuhu~"

"It's okay, Baby." Punggung Kana diusap lembut. Mama mencoba menyalurkan rasa kasih sayangnya agar Kana merasa nyaman. "It's okay... Mama disini hmm..."

Hampir 40 menit lamanya, isakan Kana pun mulai reda. Kedua matanya membengkak dengan wajah yang memerah pekat.

"Banana."

Mama mengernyit. Kana bilang apa?

"Apa, Nak?"

"Banana," tunjuk Kana pada keranjang buah di atas meja makan, "I want banana."

"Oh... Banana?"

Kana mengangguk-angguk. Tangisannya benar-benar berhenti walaupun sesekali tampak sesenggukan. "Hu'um."

"I'll take it, for my little baby."

Mama meraih buah pisang kemudian mengupasnya hingga setengah. Ia mengambil sedikit dan menyuapi Kana.

"Enak?"

"Hmm."

Mama tersenyum kecil. Sudah dipastikan, untuk beberapa hari ke depan suasana hati Kana mungkin bakal berubah-ubah. Jadi ia harus bersiap-siap apabila tantrum Kana muncul dan anaknya itu mulai mengamuk tidak jelas. Fase yang lumrah bagi balita seperti Kana.

"Nonton yuk, biasanya pagi ini banyak kartun yang bagus." Tak lupa Mama mengambil 2 buah pisang dan sekotak susu rasa vanila untuk dibawa ke ruang bersantai.

"Mau piyem Nyimo, Ma!" ujar Kana dengan suara serak.

"Film Nemo? Minggu kemarin kan udah. Kok ditonton lagi?"

Apa Kana tidak bosan menonton animasi ikan-ikan itu?

"Mau ituuu~" rengeknya hendak menangis lagi membuat Mama kelabakan.

"Oke! Kita nonton Nemo saja."

Mama memilih mengalah daripada satu rumah heboh akibat raungan maha dahsyat dari Kana. Well...meski terbilang anak yang manis, tetap saja Kana itu merupakan tipikal anak yang suka cari perhatian dengan cara menangis tanpa alasan, marah-marah, dan mengambek tidak jelas.

Kalau kata Papa, turunan sifat Mamanya tuh. Ups!

☀❤🌻

BEING KIDS   ||   KANA'S ADVENTURE  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang