19.

1.1K 57 0
                                    

Sasuke pov

Saat sedang sibuk dengan pekerjaan tiba-tiba ponselku berdering, tanpa melihat nama pada layar aku pun langsung mengangkatnya "hallo Sasuke kau dimana?" tanya Hinata padaku, aku mengernyitkan keningku heran dengan pertanyaan Hinata, ada apa dengan wanita itu, pertanyaan konyol apa itu, tentu saja aku sedang bekerja "ada apa Hinata? Jika tidak terlalu penting aku akan menutup teleponnya." kata ku hendak menutup teleponnya, tetapi Hinata dengan cepat berbicara yang membuatku terkejut, tanpa fikir panjang akupun langsung pergi menuju suatu tempat.

Saat tiba aku hanya melihat Hinata, aku pun langsung menanyakan tentang percakapan tadi di telepon, "cerita kan apa maksudmu?" kata ku padanya "Sakura tadi pagi menelpon ku dan dia mengajakku bertemu dengannya disini, lalu Sakura berbicara kalau dia ingin kita yang menjaga dan merawat Sarada dan dia akan pergi jauh dari kita." kata Hinata padaku, aku pun mengepalkan tanganku dan tanpa pamit pada Hinata aku pergi kerumah Sakura. "Sasuke kau mau kemana?" tanya Hinata padaku, aku tidak menggubrisnya karna pikiranku saat ini kacau balau. Aku mengendarai mobilku untuk menuju kediaman Sakura namun dalam perjalanan mataku melihat seorang wanita yang sangat ku kenal, tanpa fikir panjang aku pun menghentikan mobil ku dan berjalan menghampiri wanita itu, dan ternyata benar wanita itu adalah Sakura

Sakura terkejut saat aku tiba-tiba datang dan memeluknya sambil menangis "sasuke-kun". Kata Sakura dalam dekapanku dengan terkejut. " apa yang kau lakukan bodoh, jangan pergi, jangan tinggalkan sarada dan juga aku." kata ku tanpa melepaskan pelukannya pada Sakura. "Sasuke lepaskan aku tidak bisa bernafas". Kata Sakura terbata karna aku memeluknya dengan sangat kencang, aku pun akhirnya melepaskan pelukannya, Sakura kemudian membawa diriku untuk duduk ditempat dimana tadi dia duduk, " Hinata memberitahukanmu?" tanya Sakura menatap ku "apa yang kau lakukan bodoh?" tanya ku dengan emosi " kau mau meninggalkan sarada? Apa kau sudah kehilangan akal? " tanya ku lagi, " ya aku sudah kehilangan akal, kau tidak tau rasanya jadi aku seperti apa! Aku menyerahkan sarada untuk dirawat dengan kalian supaya sarada bisa hidup lebih baik, jika dia tinggal denganku bagaimana kehidupannya nanti, aku tidak punya apapun yang bisa ku berikan padanya selain kasih sayang, apa kau fikir aku tidak sakit melepaskan putriku?" jawab sakura dengan teriak sambil menangis, aku pun memeluk sakura yang terus menangis, "tidak bisakah kita hidup bersama membesarkan sarada?" kata ku sambil terus memeluk sakura. " apa maksudmu sasuke? " kata sakura melepaskan pelukan ku dan menatap mataku " bisakah kita membesarkan sarada seperti orang tua yang lainnya? " kata ku sendu " jadilah istriku dan kita bisa membesarkan sarada bersama." kata ku memegang tangan sakura. "Kau sudah gila Sasuke? Bagaimana dengan Hinata? Dia kan istrimu!" kata sakura pada ku " aku akan menceraikan Hinata." kataku. Sakura yang mendengar itupun tanpa sadar menampar pipi ku " kau benar-benar sudah gila sasuke. Aku fikir kau berbeda ternyata kau sama saja, setelah semuanya kau dengan mudahnya berbicara seperti itu! Kau tidak mengerti perasaan Hinata seperti apa jika tau kau berbicara seperti itu." ucap Sakura pada ku. Sakura lalu berdiri dan hendak meninggalkan ku tapi aku langsung mencegahnya " ya aku sudah gila Sakura aku sudah gila karna mu, segila ini aku karna mencintaimu," kata ku dengan emosi " aku sangat mencintaimu Sakura sangat." kata ku lirih. Sakura  pergi meninggalkan aku begitu saja. Itulah pertemuan terakhir aku dengan dirinya karna sejak saat itu sakura tidak bisa aku temukan keberadaan nya di manapun.

Setelah kepergian sakura, Hinata dan aku memutuskan berpisah tapi kami berdua sepakat untuk membesarkan sarada bersama, aku pun terus mencari keberadaan nya hari demi hari bulan demi bulan tahun demi tahun aku tidak pernah putus asa untuk menemukan wanita yang ku cintai itu dan ibu dari anakku. Aku merindukannya setiap hari, aku benar-benar seperti orang bodoh kehilangan dirinya. Jika tidak ada Sarada aku pasti akan depresi, kini hanya Sarada yang menjadi obat rinduku pada sakura. Aku mencoba hidup seperti biasanya tetapi hatiku tidak bisa berbohong kalau aku saat ini sangat rapuh. Aku berharap suatu saat ada dimana hari aku dan sakura bisa bertemu lagi. Mungkin inilah karma yang harus aku jalani karna menyakiti hatinya dan tidak bisa bersikap tegas pada hatiku. Jika Tuhan memberikan 1 kali lagi kesempatan untukku. Aku akan sangat senang dan tak akan mensia-siakan dirinya lagi.

Cinta diwaktu yang salahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang