2.1 Kembali ke Hogwarts

656 93 10
                                    

Note : Aku mau mengingatkan bahwa cerita ini berdasarkan novel dan film. Jadi, akan ada banyak adengan dan dialog yang persis cerita asli yang sepenuhnya milik J.K Rowling. Namun, aku juga menambahkan beberapa detail dan tokoh baru. Jika ada saran dan kritik silakan ketikkan di kolom komentar. Happy reading!

----

Anthony Lockwood : Ayah YN

Rosie Lockwood : ibu YN

.

.

.

YN berangkat ke Diagon Alley bersama ayahnya untuk membeli perlengkapan yang dibutuhkan di tahun kedua.

"Aku akan membelikanmu sapu jika kau tertarik untuk bergabung dengan Quidditch," kata Anthony tiba-tiba. Diam-diam ia berharap putrinya itu bergabung dalam tim Quidditch. "Kemampuan terbangmu sudah cukup baik, aku kira."

YN tersenyum, ia senang semua kekhawatirannya tidak menjadi nyata. Kedua orang tuanya tidak mengabaikannya selama liburan, hanya saja mereka lebih sibuk dari tahun-tahun sebelumnya. "Aku akan mencobanya jika dad mendukungku."

YN mengikuti langkah ayahnya memasuki toko sihir besar dengan penerangan remang-remang di Knockturn Alley. Anthony sudah lebih dulu memasuki toko itu tapi langkah YN terhenti saat melihat seorang anak laki-laki dengan wajah penuh noda hitam seperti baru saja keluar dari perapian.

"Harry!" panggil YN ragu-ragu.

"Sshhttt..." Harry meletakan telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan agar YN tidak memanggilnya keras-keras. Ia lalu menunjuk ke jendela toko Borgin Burkes yang memperlihatkan kehadiran Draco Malfoy dan ayahnya Lucius Malfoy.

YN tahu Harry tidak ingin Draco mengetahui keberadaannya, namun yang YN tidak mengerti adalah untuk apa Harry mengikuti Draco ke Knockturn Alley. Tempat itu terlalu berbahaya untuk anak-anak yang berkeliaran tanpa pengawasan orang dewasa.

"YN, ayo masuk!" Anthony memanggil dari ambang pintu.

"Yes, dad."

YN menoleh pada Harry setelah Anthony kembali masuk. "Hati-hati, Harry. Tempat ini berbahaya." Ia segera berlari menyusul ayahnya setelah memberi Harry peringatan.

"Jangan sentuh apa-apa, Draco." Kata Mr Malfoy pada anaknya yang hendak menyentuh tangan keriput di atas bantal yang terpajang dekat jendela.

"Katanya aku akan dibelikan hadiah," rengek Draco.

"Aku bilang aku akan membelikanmu sapu balap," kata Lucius sambil mengetuk-ngetukkan jari di atas meja pajangan.

"Apa gunanya sapu kalau aku tidak masuk tim asrama?" kata Malfoy, tampangnya cemberut dan marah. "Harry Potter dapat Nimbus Dua Ribu tahun lalu. Izin khusus dari Dumbledore supaya dia bisa main untuk Gryffindor. Padahal sih dia tidak hebat-hebat amat, cuma karena dia terkenal gara-gara punya bekas luka konyol di dahinya..." Draco membungkuk, mengamati rak penuh tengkorak.

"Kau sudah menceritakannya padaku paling tidak dua belas kali," kata Lucius dengan pandangan yang menyuruh Draco diam. "Dan kuingatkan kau bahwa tidaklah bijaksana memperlihatkan bahwa kau kurang menyukai Harry Potter, mengingat sebagian besar bangsa kita menganggapnya sebagai pahlawan yang membuat Pangeran Kegelapan menghilang --- ah, Anthony ... YN!"

Lucius beralih pada Anthony dan tampak sedikit terkejut saat menyadari bahwa YN juga di sana dan baru saja memasuki toko.

"Selamat siang, Mr Malfoy!" sapa YN. Lucius mengangguk dan tersenyum tipis.

D. Malfoy x Reader: We are Different [Slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang