SUNFLOWER - Ngabngabcuy

826 62 6
                                    

SUNFLOWER
BY : Azel Kim ngabngabcuy
___________________________________________________________________________
 

Cuaca di hari libur kali ini memang sangat mendukung untuk terus rebahan santai di kasur empuk dan balutan selimut tebal serta sapuan lembut dari uap penghangat ruangan. Hal itulah yang saaat ini tengah dirasakan oleh seorang laki-laki pemilik kulit seputih salju bernama lengkap Wang Yibo. Sebenarnya ia sudah bangun sejak pukul tujuh pagi tadi, tetapi hanya untuk mematikan alarm dan kembali masuk ke alam mimpi yang menurutnya sayang untuk ditinggalkan.

Sampai akhirnya Yibo―begitu biasanya ia dipanggil―terbangun dengan kedua mata yang terlihat semakin sipit karena jam tidurnya hari ini adalah yang terlama seumur hidup.

Berapa lama Yibo tidur? Jawabannya adalah dia tidur selama hampir delapan belas jam. Hari libur dan ditambah dengan lelah serta sakit di kepala membuatnya memutuskan untuk tidur selama itu.

“Aku pikir badan bakalan lebih baik setelah tidur lama, enggak tahunya malah semakin sakit.” Yibo berkata sambil meregangangkan otot-otot tubuhnya yang terasa cukup kaku.

Setelah merasa lebih baik, laki-laki bertubuh tinggi itu beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Saat menata dirinya di cermin, Yibo berubah cemberut namun setelah malah tertawa sendiri. Ada apa? Sebab ia merasa lucu dengan ekspresi wajah yang membengkak dan merona merah. Satu hal lagi yang membuatnya tertawa adalah noda putih kering di salah satu sudut bibirnya.

Memang sial bagi Yibo yang tidak bisa menghilangkan kebiasaan tidur dengan mulut yang sedikit terbuka hingga air liurnya mengalir keluar tanpa bisa ditahan. Segera ia mencuci wajah dengan air dari washtafel dan kembali menatap wajah tampan yang sangat ia banggakan tersebut. Namun, sedetik kemudian ia justri terlonjak kaget karena melihat ada wajah lain yang ikut terpantul di cermin tersebut. Jelas sekali bahwa itu adalah wajah seorang laki-laki yang usianya mungkin sama dengan Yibo.

“Siapa itu?” Yibo duduk di lantai dengan tubuh yang sudah gemetaran. “Kenapa wajahnya pucat banget?” Yibo bertanya lagi.

Dengan keberanian yang masih tersisa, Yibo bangkit berdiri dan kembali mengintip ke arah cermin sambil berharap apa yang dilihatnya tadi sudah hilang dan menjadikan diri sendiri semakin yakin bahwa tadi hanyalah sebuah halusinasi semata.

Hanya saja, ia malah dikejutkan dengan setangkau bunga matahari yang sangat besar dan masih segar di atas washtafel. Dengan agak ragu, Yibo mengambil bunga tersebut dan memperhatikannya dengan seksama.

“Bagus ‘kan bunganya?” tanya seseorang yang sontak membuat tubuh Yibo jadi sangat kaku seperti patung.
Perlahan Yibo berbalik badan dan mendapati sosok yang tadi dilihatnya benar-benar ada dan sedang berdiri tepat di hadapannya saat ini.

Sosok itu nampak memiliki tubuh ramping, tinggi semampai, dan memiliki senyuman begitu manis. Namun, kulit pucat di wajah dan seluruh tubuhnya membuat siapapun termasuk Yibo jadi bergidik ngeri.

Satu hal lagi yang membuat suasana semakin horor adalah saat Yibo mendapati bahwa kedua telapakan kaki milik sosok tersebut sama sekali tidak menapak di lantai.

Sekian lama keduanya hanya terus saling diam dan menatap satu sama lain, Yibo akhirnya memberanikan diri untuk bertanya tentang siapa nama dan dari mana sosok itu berasal.

GIVEAWAY FF YIZHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang