5. Perkembangan Kota

82 16 1
                                    

Beberapa bangunan sudah mulai jadi dan semakin lama semakin banyak, aku sudah membagi setiap tanah untuk keperluannya masing-masing, tanah untuk permukiman. pertokoan, bangunan pemerintahan, dan lain sebagainya.

Aku menugaskan mereka yang sudah selesai membuat rumah untuk membangun bangunan pemerintahan yaitu balai kota. Karena bangunan ini aku rancang cukup besar, maka pekerjaan pembangunan ini dilakukan 2 minggu, namun hasilnya memuaskan. Setelah ini lanjut ke bagian pertokoan, setelah pertokoan lalu pertanian.

Aku mengawasi pembangunan ini, tapi terkadang aku juga ikut membantu daripada tidak ada kerjaan. Setelah semua apa yang aku rancang selesai, aku lalu mengajari para iblis untuk menghasilkan barang, seperti pakaian, senjata, makanan, dan masih banyak lagi.

Setelah mereka semua bisa, aku menargetkan mereka untuk membuat barang dalam jumlah, setelah mereka selesai membuat maka aku akan ke kota untuk menjualnya. Orang kota mulai mengenalku dan makin lama makin terkenal nama sebagai pedagang muda yang sukses.

Aku merahasiakan identitasku dengan nama Okinamo, dengan begitu para penjaga tidak akan curiga bahwa sebenarnya aku adalah petualang buronan yang dicari karena membebaskan para iblis di kota yang bernama Redirka itu.

Aku membagi hasil dagangan kepada para iblis yang bekerja secara rata, karena aku khawatir kurang maka aku selalu menggandakannya dengan sihir "Mutiple" walau terkadang juga selalu lebih. Setelah itu aku mengunjungi Rushia yang sedang latihan sihir di hutan yang tak jauh dari kota.

"Berlarilah wahai Kegelepan, Black Thunder!!" sebuah formasi sihir terbentuk dan dari sana mucul petir hitam yang menyambar sebuah pohon.

DUAAAAARR!!!

Pohon meledak sekaligus terbakar, aku menepuk tangan mengapresiasi Rushia.
"Kau belajar dengan cepat Rushia..." pujiku pada Rushia.
"Terimakasih, ini semua juga berkat sir Yato karena membantu aku dan semua iblis yang ada." Rushia balas memujiku.

"Jadi... sihir apa saja sudah berhasil kau pelajari ?" tanyaku.

"Ada sihir Black Thunder, Black Shield, dan Black Eksplosion..." jawab Rushia.

"Hanya itu saja ?" aku sedikit terkejut karena dia hanya berhasil menguasai 3 sihir.

"Iya, karena sihir elemen kegelapan sangat susah dikuasai, aku hanya berhasil menguasai 3 sihir itu saja..." ucap Rushia dengan muka cemberutnya, agaknya dia ingin segera menguasai berbagai macam sihir.

"Baiklah kalau begitu, aku akan memberikan sebuah tips untuk bisa menguasai sebuah sihir dengan cepat..." ucapku pada Rushia.

"Benarkah ?"

"Tentu saja..." aku segera membuat sebuah bola hitam dari sihir kegelapan, hanya sebuah bola.

"Apa itu ? Hanya sebuah bola..." ucap Rushia heran melihat bola bewarna hitam itu.

"Ini adalah cara untuk membuat kita menguasai sihir dengan cepat, Rushia..."
"Bagaimana caranya ?" tanya Rushia tambah bingung.

"Perhatikan baik-baik..." aku membuat bola hitam itu menjadi sangat kecil, lalu aku membesarkan lagi dan kembali mengecilkannya, terus berulang hingga beberapa kali.

"Kau pasti bingung apa hubungannya membuat bola dari sihir ini menjadi kecil dan besar kan ?" aku menebak ekspresi mukanya yang tidak paham.

"Singkatnya begini... ini mengatur kita menstabilkan sihir, semakin lama kau bisa bertahan membuat bola sihir ini menjadi besar dan kecil, maka sihirmu akan semakin stabil dan mudah untuk menguasai berbagai macam sihir..." jelasku panjang lebar, Rushia mengangguk paham.

"Sekarang coba kau tirukan aku seperti tadi." perintahku pada Rushia.

"Baiklah..." Rushia segera membuat bola sihir dari elemen kegelapan dan membuatnya besar dan kecil.

DAAARR!

Bola sihir meledak setelah 20 detik Rushia membuatnya membesar dan mengecil, aku tersenyum melihat itu.

"Kau memang memiliki potensi besar Rushia, teruslah berlatih... aku yakin kau pasti bisa menguasai berbagai macam sihir selain kegelapan, karena elemen sihirmu ada 4, yaitu Kegelapan, Cahaya, Api, dan Angin... itu sebabnya kau bisa menguasai Thunder Black karena kau memiliki elemen sihir Cahaya untuk menciptakan petir..." aku mengelus rambut Rushia lembut, dia menikmati hal itu.

"Teruslah berusaha, Rushia."

"Baik, sir Yato."
Aku meninggalkan Rushia yang masih terus berlatih sihir dan pergi kembali ke kota memeriksa pekerjaan para iblis, aku berpikir untuk mencari gua yang di dalamnya mungkin terdapat berbagai macam hasil tambang untuk di tambang para iblis.

Karena setelah menganalisis wilayah hutan, aku bisa menemukan fakta bahwa terdapat banyak sekali kandungan tambang yang ada di bawah tanah sekitar hutan kota yang aku bangun dan juga banyak gua dalam yang bisa dijelajahi dan dijadikan tempat penambangan.

Besok aku akan ke menjelajahi hutan seorang diri untuk mengenal lebih dalam hutan sekitar kota yang aku bangun, siapa tahu aku menemukan sesuatu yang menarik...

To Be Continued...
Vote dan Follow Authornya!

Become The Strongest For REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang