BAB 7 (SEANDAINYA)

1.2K 105 12
                                    

"Na.. Naruto-kun," panggil Hinata dengan nada gugupnya.

"Eh.. Hime-chan.." ucap Naruto mengeluarkan senyum lima jarinya.

"Kapan kita akan mulai? Aku tidak ingin terjadi apa apa pada forhead," ucap Ino melirih, Sai tersenyum palsu.

"Daijubou.. Jelek akan baik baik saja," ucap Sai dengan watadosnya.

Sasuke medengus dengan ucapan Sai, pemuda pucat itu selalu saja membuat masalah dengan atau tidak adanya Sakura.

"Hn, kita akan membagi kelompok menjadi dua," Sasuke menjelaskan kelompok.

Uchiha Sasuks
-Uzumaki Naruto
-Shimura Sai
-Yamanaka Ino
-Hyuga Hinata

•Nara Shikamaru
-Inuzuka Kiba
-Akimichi Choji
-Aburame Shino
-Mitashi Tenten

"Yosh! Ayo kita mulai dattebayo!" seru Naruto, didalam hatinya ia menyeringai licik.

Entah apa yang direncanakannya..

***

12 jam kemudian..

Hari sudah menunjukkan jam 7 malam, dan Sasuke masih belum menghentikan pencariannya.

Kedua tim itu sudah melakukan pencarian, namun... Ingin rasanya Sasuke pergi dan memisah pada partnernya.

Pemuda itu benar benar tidak tahan dengan Naruto yang selalu mengumbar kemesraan kepada Hinata dan diikuti Sai.

Keempat makhluk itu sudah menganggu ketenangan batinnya, dan membuat dirinya ingin sekali meninggalkan rekannya.

"Naruto! Jika kau tidak serius maka aku akan meninggalkanmu!" tegas Sasuke, Naruto meghentikan candaannya dan mulai mencibir pemuda uchiha itu.

Rencananya berhasil, menggoda seorang Uchiha Sasuke adalah impian pemuda pirang itu dari dulu.

"Pakai byakuganmu," ucap Sasuke tanpa menoleh.

Byakugan!

Hinata mulai mengfokuskan jarak, tak lama kemudian gadis itu tersentak dan hal itu membuat Hinata khawatir.

"Aku melihat segerombolan orang yang menjauh dari sini.. Dan salah satu dari mereka membawa penawar... Demo, aku tidak tahu itu penawar apa," lirih Hinata, Sasuke dan Naruto mengangguk dengan serempak dan keempat pemuda itu melesat pergi.

"Sakura.. Kali ini aku akan menyelamatkanmu,"

Sasuke mengepalkan tangannya, tekadnya tidak akan berubah.

"Sasuke... Siaga," ucap Naruto, Sasuke mengangguk dan menyembunyikan cakranya.

Mereka kini sedang memantau segerombolan orang, dan Sasuke mengenali salah satu dari mereka.

"Itu benar benar mereka," gumam Sasuke, Naruto yang mendengarnya pun mengangguk mengerti.

Pemuda itu tentu akan marah karena sahabat merah mudanya terluka, dan dia tidak akan mengampuni dalangnya.

"Lihat... Aku yakin gadis itu akan tewas besok... Mereka mengira jika racun itu akan berefek selama 3 hari... Dan mereka akan terkejut jika gadis itu akan mati besok... Konoha akan kehilangan salah satu pilar mereka.. Hahaha!"

Mereka berempat terbelalak, udara disekitar Sasuke seakan akan habis yang membuatnya nampak seperti kesulitan bernapas.

Naruto mengepalkan tangannya-

Chidori!

Naruto terkejut dengan tindakan Sasuke yang begitu tiba tiba.

Hari yang gelap menjadi sedikit terang karena Chidori Sasuke, namun bukan itu yang pemuda itu pikirkan.

Sejak kapan Sasuke bertindak gegabah? Kata kata itu pasti tidak akan ada dikamus Sasuke kecuali jika pemuda itu baru menulisnya beberapa waktu lalu.

***

"Uhuk!... Uhuk.." Tsunade panik dengan keadaan Sakura yang sangat memburuk.

Perkiraannya kini salah, dan Tsunade pastikan jika Sakura tidak akan bertahan sampai besok siang.

Wanita itu berdoa supaya Sasuke dan yang lainnya cepat menemukan penawarnya.

Darah tak henti hentinya mengalir keluar dari mulut Sakura yang disebabkan batuk, Sakura tersenyum tipis saat memandangi Tsunade yang memandanginya khawatir.

"Tsunade-sama... Uhuk! ... Hentikan.. Uhuk! ... Uhuk! Ak-aku tidak tahu... Uhuk .. Harus bertahan sampai kapan?" lirih Sakura, Tsunade memegang tangan Sakura yang agak dingin.

"Sakura.." Sakura menoleh, Gaara datang menjenguknya.

"Maaf," ucap Gaara, Sakura tersenyum tipis.

"Lie... Kau.. Uhuk... Tidak seharusnya meminta maaf.. Uhuk... Uhuk! Aku tahu.. Dan aku senang," batuk Sakura kian parah.

"Sakura.." parau gaara.

"Sakura.. Sebaiknya kau istirahat.. Hari sudah malam dan aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu," ucap Kakashi yang baru saja datang, selimut yang dikenakan gadis itu sudah dipenuhi darah membuat Kakashi meringis.

"Gomen.. Hah... Hah.. Aku merepotkan.. Hah.. Hah.. Kalian," nafas Sakura kian lama kian tercekat.

Tsunade menggelengkan kepalanya dan menyentuh pipi gadis itu lembut.

"Istirahatlah.."

"Tsunade-sama.. Hah.. Hah.. Jika aku tidak terbangun besok.. Hah.. Hah.. Sampaikan..hah.. Pada Sasuke-kun.. Hah.. Hah.. Bahwa aku sangat sangat... Mencintainya," lirih Sakura dengan napas yang terengah.

Tsunade mengeratkan pegangannya pada tangan gadis itu dan mengangguk.

"Tidak... Hiks... Tetaplah hidup.. Hiks.. Dan katakan itu sendiri padanya.. Hiks.." isak Tsunade menolak, Sakura tersenyum tipis dan matanya mulai memejam.



Konbawa minna! Siapa nih yang lagi nunggui cerita author?

Ok jangan lupa vote dan coment,

Ba bay!

ONEGAI... SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang