CHAPTER 15

8 3 0
                                    

Happy reading yeorobun

💫💫💫

Umji baru saja membereskan mangkuk bekas sarapannya. Tepat setelah ia selesai mencuci mangkuk, seseorang memencet bel apartemennya beberapa kali.

"Iya sebentar!!" sahutnya.

Buru-buru ia berjalan untuk membukakan pintu, dan betapa terkejutnya ia ketika seorang anak laki-laki meloncat memeluk kakinya.

"Noonaaaaaa...." sapa si kecil jungwon sambil memeluk kaki umji.

Ini baru jam 8 pagi dan Umji tidak tau kalau mereka akan datang sepagi ini, terlebih lagi jungwon yang notabene nya masih sangat kecil untuk hanya sekedar bermain ke apartemennya.

"Jungwon.... Soobin... Kalian datang pagi sekali. Ayo ayo masuk!" ucap umji mempersilakan.

"Jungwon sudah merengek sejak pagi tadi ingin cepat main kemari, jadi kita datang lebih pagi. Maaf noona karena tidak menghubungi noona dulu" jelas soobin setelah menjatuhkan bokongnya di sofa empuk milik umji.

"Benar begitu jungwon?" tanya umji.

Jungwon mengangguk lucu, "iya, habisnya soobin hyung susah sekali dibangunkannya kan uwon capek banguninnya!" gerutu jungwon dengan mengerucutkan mulutnya.

"Oh ya? Memangnya uwon bangun jam berapa tadi?"

"Jaaammmm.... Mmmm... Segini!" jawabnya dengan mengangkat kesepuluh jarinya.

"Jam 10?!" ucap umji pura-pura terkejut dan jungwon mengangguk tegas merasa yakin dengan jawabannya.

"Heh bocah! Ini aja baru jam 8, gimana ceritanya coba kamu bangun jam 10 tapi jam 8 sudah ada disini?!" sahut soobin.

"Oh salah ya?" tanya jungwon dengan wajah polosnya. Ia kembali melihat jumlah jarinya seakan-akan dia bisa menghitung jumlah jarinya padahal dia baru bisa menghitung sampai angka 5 saja diangka selanjutnya masih terbalik-balik.

Umji terkekeh melihat tingkah polos jungwon, begitupula soobin.

"Kalian sudah sarapan belum? Mau noona buatkan sesuatu?"

"Sudah, noona. Oh ya, ini titipan dari bunda. Pas tau kita mau kemari, bunda langsung buatkan ini untuk noona." jelas soobin seraya menyodorkan sebuah tas yang berisi beberapa makanan.

"Ya tuhan, banyak sekali. Wah, ini mah makanan kesukaan noona. Ternyata bunda masih inget ya. Nanti sampaikan salam noona untuk bunda ya soobin." umji menerima tas itu dan membawanya ke dapur, berhubung dia sudah sarapan jadi makanan itu ia simpan untuk makan siang saja.

Soobin dan umji pun berbincang bersama sekaligus bermain dengan jungwon kecil. Tetapi karena jungwon tidak mau dicuekin jadi ia terus-terusan mencari perhatian umji dan alhasil umji lebih sering bermain bersama jungwon dibanding berbincang bersama soobin. Semakin lama jungwon jadi semakin lengket dengan umji, bahkan dibandingkan dengan kakak kandungnya sendiri.

Umji tersenyum melihat tingkah jungwon, sifat jungwon yang satu ini mengingatkannya dengan sifat soobin saat kecil dulu. Soobin dulu juga tidak mau jika umji sibuk sendiri dengan novelnya, pasti soobin akan melakukan apapun agar umji mau bermain bersamanya.

Disaat mereka sedang asik bercanda, tiba-tiba bel apartemen umji berbunyi. Ketiganya langsung menghentikan kegiatan mereka sementara.

"Siapa noona?" umji yang juga tidak tau siapa yang datang hanya mengedikkan bahunya.

"Sebentar biar noona lihat"

"Tidak usah, noona. biar soobin saja yang buka, noona temani jungwon saja."

NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang