[CARLARION] - Prolog

321 163 407
                                    

¦🏯¦ CARLARION ¦🏯¦

¦🏯¦ CARLARION ¦🏯¦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

🏯🏯🏯

Di sebuah padang rumput yang gersang dan tenang dengan beberapa bebatuan hitam besar yang tampak kasar, tampaklah rerumputan kering dan ilalang yang beterbangan rendah oleh angin yang membawanya pergi tanpa kata. Sinar matahari yang terang di siang hari itu menjadi pelipur mendungnya mata yang tampak sendu.

Burung-burung tampak kembali terbang rendah di antara pepohonan di tepi padang rumput seolah-olah tidak ada hal apapun yang terjadi beberapa waktu lalu. Kejadian yang terjadi begitu cepat. Bahkan lebih cepat dari kedipan mata.

Carla menatap sendu langit biru yang tampak abu-abu di matanya. Gadis yang memiliki iris mata cokelat terang dengan tatapan matanya yang selalu tegas itu kini tergeletak tak berdaya. Matanya hampir menutup.

Pangeran Arion memandang Carla dengan pandangan mata yang sulit diartikan.

"Bodoh!!! Apa yang kau lakukan?!!!" bentaknya pada gadis itu.

Sang Pangeran menatap tajam ke sekelilingnya. Padang rumput dan pepohonan menjulang tinggi. Ia menggertakkan giginya dan menatap gadis yang bersimbah darah di depannya.

Tatapan mata tajamnya berubah sendu. Ia berjalan tertatih dan terduduk pasrah di samping gadis itu.

Sang Pangeran mengusap wajahnya kasar. Perasaan kesal, marah, dan sedih menjadi satu.

"Maaf ... maafkan aku. Seharusnya kau ti ... tidak perlu melindungiku," ujar Pangeran Arion dengan mata memerah menahan tangis.

Carla, sang penjaga Pangeran itu menggeleng dan berusaha tersenyum di sisa kesadarannya.

"Pangeran tidak perlu meminta maaf. Ini sudah menjadi tugasku untuk melindungi Pangeran selama hidupku. A ... ku ... akh ... uhuk ... uhuk," suara Carla tercekat. Darah segar keluar dari mulutnya.

"Bertahan ... lah, a ... ku ... aku mohon, para prajurit akan segera datang menyusul," ucap Pangeran Arion sembari meringis menahan rasa sakit di kakinya akibat terjatuh dari kuda dan menghantam batu dengan keras.

"Terima ka ... kasih Pangeran telah mengizinkan aku untuk menjadi penjaga dan pelindungmu. Ma ... maaf atas segala kesalahanku. Dan ... ma ... maaf aku tak bi ... sa menjaga Pangeran la ... lagi," tutur Carla dengan deru napas yang perlahan pelan. Matanya perlahan tertutup.

"Buka matamu, Carla. Aku memerintahkanmu untuk membuka matamu. Atau aku akan menghukummu. Bukankah kau sudah berjanji akan menjadi penjagaku untuk selamanya?!" bentak Pangeran Arion dengan keras. Air mata mengalir pelan di pipi tirusnya.

Carla bergeming. Tiga anak panah beracun yang menancap di punggungnya telah menelan kesadarannya. Kemungkinan nyawanya.

"Kau harus terus menjadi pelindungku. Karena kau adalah penjaga terakhirku, Carla. Jadi, bertahanlah. Carla, bangunlah!!!" teriak Pangeran Arion menggelegar di tengah padang rumput yang lengang itu.

Namun, Carla telah terdiam kaku.

***

🏯🏯🏯

🏯Alita Jung🏯September 02, 2021🏯Indonesian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏯Alita Jung
🏯September 02, 2021
🏯Indonesian

Copyright © 2021 by Alita Jung
All rights reserved.

The Last Guardian: CARLARION [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang