Aku mutusin buat bikin satu bab lagi karena ada beberapa yang gak terima Chan dirundung penyesalan doang. Semoga suka!
...
Bagaimana kabar Chan setelah dirinya mengunjungi makam Minho ya? Sepertinya kesialan menimpanya akhir-akhir ini.
Pria bermarga Bang itu tengah terbaring dirumah sakit. Tak perlu dijabarkan secara rinci karena sudah pasti hanya dua orang tersangka yang membuatnya masuk rumah sakit dengan luka-luka disekujur tubuhnya.
Ya, pelakunya Changbin dan Felix. Awalnya Changbin berusaha memaklumi Chan dan berniat untuk tak menghajarnya. Namun niatnya itu sirna karena satu fakta yang ia dapat.
Ia mendapat informasi dari Kim Seungmin --sepupunya-- bahwa Chan dan Jisung-lah yang menghasut bos dimana Minho bekerja, yang membuat Minho dipecat tanpa ampun.
Terlebih pekerjaan Minho itu cita-cita yang diidamkan Minho sedari dulu, sedangkan Jisung dan Chan dengan mudahnya menghancurkan cita-citanya.
Changbin dan Felix emosi, namun Minho justru selama ini hanya bungkam alih-alih ia cinta dan tak ingin Chan mendapat masalah. Dan ya, baik Changbin maupun Felix, keduanya sama-sama tak bisa mengontrol emosi bahkan hingga membuat tulang kaki Chan patah.
"Chan, dimana istri sialanmu itu?
Nyonya Bang atau Ibu dari Chan bertanya dengan raut wajah khawatir, namun wanita paruh baya itu seolah-olah tak ada yang salah dengan kalimatnya barusan. Dan Chan muak.
Melihat kebungkaman Chan membuat Tuan Bang menimpali ucapan istrinya, "Positif thinking aja, paling mati nyusul orang tuanya, lagipun gak guna dia ada di dunia."
"Iya, kayak anak kita."
Chan tertohok, ia kaget bukan main mendengar ucapan orang tuanya. Sehina itukah dirinya dan Minho? Lagipun, mengapa orang tuanya sangat membenci Minho dan keluarganya?
Saat dirinya tengah melamun memikirkan ucapan orang tuanya barusan. Pikiran-pikiran lain justru berdatangan yang membuatnya berfikiran buruk.
Jisung, pria manis itu tak menunjukkan batang hidungnya setelah menengok makam Minho. Jisung tak mendapat luka apapun hanya karena alibi ia hamil.
Chan merasa ada yang janggal.
...
"Gimana rencana kamu? Berhasil kan sayang?" Han Jisung, orang yang baru saja ditanya itu mengangguk sembari memeluk kekasihnya dengan erat.
Pria dihadapannya membalas pelukannya sebentar, melepas pelukannya dan menatap perut Jisung lalu mengelusnya, "Halo baby Hwang.. kamu baik-baik aja kan? Daddy kangen loh sama kamu."
"Baby sama Mom juga kangen Daddy. Daddy gak usah khawatir, baby baik-baik aja kok selama baby gak deket-deket sama om tua bangka itu," sahut Jisung dengan suara yang dimirip-miripkan dengan suara anak kecil.
Pria itu, Hwang Hyunjin. Kekasih resmi Jisung itu mengusak rambut kekasihnya, "Bisa aja kamu. Oh iya, karena rencana kamu berhasil, aku mau nepatin janjiku."
"Yeay, beli cheesecake!"
Jisung bersorak kegirangan, ia mengecup pipi Hyunjin lalu menariknya pergi. Tentunya dengan seringaian yang ia tunjukkan tanpa sepengetahuan Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraphic
FanfictionHanya sebuah antologi cerpen yang berisi tentang kisah semanis permen, sepahit obat dan seasam lemon. Apakah seorang Kakak tak berhak bersikap manja kepada seseorang yang lebih muda? Tentu tidak! Itu sangat memalukan. Tapi itu semua tak berlaku...