Lima hari sudah ku rindu
Tak bisa ku menghubungimu
Kau sedang dirinya, sedang kita rahasia
Kapankah kau ada waktu
Sembunyi untuk bertemu.Minho meluruskan pandangannya ke depan, menatap kosong butiran air yang jatuh ke bumi, pandangannya kosong tapi pikirannya berjalan kemana-mana, dia kesal.
Sudah lima hari sahabatnya tidak memberi kabar pada dirinya.
Tiba-tiba ponselnya berdering, menunjukan ikon telepon, nama penelepon terpampang jelas, Minho menjawab panggilan dari; sahabatnya.
"Halo Minho?" tanya si penelepon, Minho hanya membalas dengan suara deheman, ia tengah sebal dengan sahabatnya.
"Hm?"
"Ah maaf ya jarang ngabarin lo, gue tadi abis jalan sama Sena," ujar seseorang diseberang sana.
"Gapapa Hyun, santai aja, gimana acara ngedate nya bareng Sena?" tanya Minho. Hyunjin; nama si penelepon sekaligus orang yang Minho suka, ya ... Minho menyukai sahabatnya, namun ia tak berani untuk mengungkapkan perasaan nya.
"Lancar dong, Sena orangnya asik banget," jawab Hyunjin. Hyunjin mulai menceritakan semua kejadian lima hari lalu, kejadian lima hari yang ia lalui bersama Sena.
Jujur, hati Minho seperti ditusuk seribu jarum, sakit. Namun, dia tak ingin egois, dia harus mengorbankan perasaannya pada Hyunjin, dia tak mau hubungan antara dia dan Hyunjin renggang akibat perasaannya sendiri.
Bahagianya Hyunjin, adalah bahagianya Minho.
"Hyun? Besok ketemu mau?" ajak Minho.
"Besok? Ayo, udah lama ngga ketemuan juga, di Cafe Howl In Harmony aja gimana?" Hyunjin balik bertanya, Minho mengangguk kecil.
"Sip jam 8 malam ya," ucap Minho.
"Iya, ah gue tutup dulu ya, Sena ngajak sleep call, bye Min jangan begadang," pamit Hyunjin. Hyunjin menutup teleponnya segera sebelum Minho menjawab, Minho menatap layar ponselnya.
"Ya, bye," ujar nya lirih.
Hati nya makin sakit, sangat sakit. Tapi mau bagaimana lagi? Dia tak boleh egois, hanya karena perasaannya, Hyunjin harus kehilangan sumber kebahagiaannya.
Minho menggelengkan kepala, daripada memikirkan hal-hal yang tidak bisa ia gapai, lebih baik ia tidur.
Baru kau sapa ku tersipu
Kau puji, lupa amarahku
Karena kau paling tahu, cara lemahkan hatiku
Walau tak ada yang pasti, yang kau beri hanya mimpi.Minho menggerutu sebal, ini sudah jam setengah sembilan, tapi kenapa Hyunjin belum datang juga, dia ingin menelepon Hyunjin, namun pikirannya sudah kalut, mungkin saja Hyunjin tengah bersama Sena?
Minho menggigit bibir bawahnya, pikirannya tak bisa tenang dari tadi. Menarik nafasnya, lalu membuang perlahan, baru saat ia akan pergi beranjak dari tempatnya, tiba-tiba Hyunjin datang dengan nafas memburu.
"Hah huhft, maaf Min, gue telat, tadi Sena bawel minta di anterin, sorry ya jangan marah," ucapnya,
Minho menatap Hyunjin kesal. Lalu ia menyuruh
Hyunjin untuk duduk, sambil menetralkan nafasnya."Min jangan marah dong, btw lo cakep banget hari ini," puji Hyunjin. Melihat Minho yang menurutnya cantik, hoodie biru yang oversize dan memakai celana jeans namun tak terlalu ketat.
Minho tersipu, dengan cepat ia lupa dengan amarahnya tadi, ah Hyunjin memang pandai dalam melemahkan hati Minho.
Mereka berdua lanjut mengobrol santai, membicarakan semua topik yang ada. Bahkan hening pun tak mampu menyelundup masuk ke dalam obrolan kedua pemuda itu.
"Oiya Min, ini." tangan Hyunjin memberikan Minho kertas, kertas undangan. Tangan Mimho terulur, membuka kertas itu, matanya menangkap nama Hyunjin dengan nama Sena yang ada di kertas undangan.
"Lo mau tunangan sama Sena?" Ya, Hyunjin memang akan bertunangan dengan Sena.
"Hehe iya, gue ga mau kelamaan pacaran, jangan lupa dateng ya." Hyunjin tersenyum senang, melihat senyuman Hyunjin, Minho makin tak tega. Prinsipnya semakin membulat, kalau ia harus merelakan Hyunjin bahagia bersama orang lain, meskipun bukan dengan dirinya.
"Pasti dong." Minho ikut tersenyum, tersenyum miris.
Mereka lanjut berbincang ringan, membicarakan acara pertunangan Hyunjin dengan Sena nanti. Sampai jam menunjukkan pukul 10 malam, Minho pamit pulang, karena ini sudah larut malam, Hyunjin menawarkan dirinya untuk mengantarkan Minho. Namun Minho menolak, dia tak mau merepotkan orang lain. Mau tak mau Hyunjin mengalah, watak Minho memang rada keras kepala.
Sampai di rumah, Minho menatap nanar kertas undangan pertunangan sahabatnya dengan Sena. Minho duduk di kasur nya, lalu melempar kertas itu. Air matanya lolos tanpa permisi, membasahi pipi tembam Minho, hatinya remuk, sakit. Bak beribu jarum menusuk tanpa permisi.
"Gapapa, demi bahagia nya Hyunjin, kamu ga boleh egois Min!" Minho mencoba menguatkan dirinya sendiri, walaupun percuma.
Lantas mengapa ku masih menaruh hati?
Padahal ku tahu kau t'lah terikat janji
Keliru atau kah bukan tak tahu?
Lupakan mu tapi aku tak mauHati Minho menghangat melihat wajah senang Hyunjin, acara pertunangan Hyunjin dengan Sena berjalan dengan lancar, tanpa ada gangguan apapun. Acara pertunangan Hyunjin dengan Sena juga tak terlalu ramai, hanya mengundang orang terdekat dan keluarga.
"Minho ga mau nyanyi?" tanya Felix, adik Hyunjin. Minho menoleh ke arah Felix.
"Boleh?"
"Boleh dong," jawab Felix, sembari memamerkan gummy smile nya. Minho juga ikut tersenyum, lalu mengucapkan kata terimakasih, dia beranjak menuju ke panggung kecil yang sudah disediakan.
Hyunjin menyadari kalau Minho akan memulai mengumandangkan suara indahnya, dia duduk di depan panggung, sembari memberi semangat untuk Minho.
Minho mengambil gitar, lalu mulai memainkan nya, diiringi gitar akustik dari Jisung dan suara tuts yang ditekan sesuai ritme oleh Jeongin.
Minho mulai menyanyi, suara indahnya menyapu dengan sopan masuk kedalam telinga si pendengar. Minho menyanyikan lagu yang sesuai dengan perasaannya sekarang; Lantas dari Juicy Luicy.
Lirik yang pas menggambarkan kisah cinta
Minho, Minho sudah merelakan perasaannya, demi seseorang yang tidak akan pernah membalas cintanya, menyedihkan.end-
.
.
.ib : lagu, Lantas - Juicy Luicy.
hshs maaf klau kurang nge-feel☹️
KAMU SEDANG MEMBACA
Seraphic
FanfictionHanya sebuah antologi cerpen yang berisi tentang kisah semanis permen, sepahit obat dan seasam lemon. Apakah seorang Kakak tak berhak bersikap manja kepada seseorang yang lebih muda? Tentu tidak! Itu sangat memalukan. Tapi itu semua tak berlaku...