1. Shock

167 34 2
                                    

Azof terkejut dengan keberadaan Haico di sana, ekhem maksudnya adik Haico di sana. Pasalnya wajahnya sebelas dua belas dengan kakaknya yang sudah meninggal.

“C-co?!” Azof masih tak percaya.

Zevara mengerutkan keningnya. “Kenapa Kak?”

Azof menggeleng. “E-engga. K-kaget aja gitu, soalnya mirip mantan kakak yang udah meninggal..”

Zevara melemaskan bahunya. “Ouh, so sad. Tetep kuat ya Kak, Vara tahu kalo Kakak kuat”

Azof tersenyum kecil. “Mm, Vara. Kakak boleh bicara sebentar sama temen Vara?”

Zevara mengangguk semangat. “Boleh dong! Aku mau ke sana dulu ya, Vara titip Haico dulu ya!”

Azof mengangguk. “Iya, makasih ya Ra”

Zevara berlalu menyisakan mereka berdua yang saling menatap satu sama lain. “Duduk dulu, mm, H-haico..”

Haico mengendikkan bahunya lalu duduk di depan Azof. “Why? Ada yang salah sama gue sampe lo kaget kek gitu?”

Azof menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Eum, ga sih. Tapi kamu kenal aku?”

Haico memutar bola matanya malas lalu ia menyilangkan tangannya di depan dadanya. “Hey, kita baru ketemu. Lo udah pake bahasa aku-kamu?”

Azof meringis. Damn, Haico yang satu ini berbeda dengan Haico yang dulu ia kenal. “I-iya, maksudnya lo kenal gue?”

Haico menggelengkan kepalanya. “Of course no, kurang kerjaan banget gue kenal sama lo”

“Zof, lo di panggil sama—, LOH, HAICO?!”

Keduanya menengok melihat Sehan yang menutup mulutnya dengan tangan tak percaya. Haico memandang aneh Sehan.

“Kenapa dengan Anda?” tanya Haico.

Sehan menggelengkan kepalanya lalu memeluk adiknya itu. “Co, ini beneran lo kan?!”

Haico mendorong Sehan jauh. “Maksudnya? Gue kan emang Haico”

“Gelara Haico Sakala Najula?!” tanya Sehan lagi.

Haico membulatkan matanya. Bagaimana orang lain tahu tentang identitasnya padahal orang sedekat dengannya hanya mengenalnya Gelara Haico Sakala?!

“H-hah?! Maksud lo apaan?!” tanya Haico berusaha mengelak.

“Lo, adek gue yang terakhir. Gelara Haico Sakala Najula, dilahirkan tiga tahun setelah Lara Haico Najula lahir. Lahir di bulan purnama, di tengah malam dan terpaksa di lahirkan di pinggir kuburan. Dan akhirnya Bunda yang mengidap kanker otak setelah lahirin lo meninggal. Right?

Haico dan begitu pula Azof terkejut mendengar fakta itu. Bahkan Haico tak tahu tentang purnama, kuburan dan tengah malam.

🐰🐰🐰

“Kemana aja lo?” tanya Sehan sambil meminum alkohol.

Haico menundukkan kepalanya lalu mengangkat kepalanya. “Hm, ga kemana-mana tuh. Lo aja yang gue tanya, lo kemana aja? Gue dari dulu nungguin lo di panti asuhan ternyata juga engga dateng, hahaha”

Sehan tersenyum. “Sorry, dulu gue ga sempet cari lo gara-gara Bunda sama Ayah berantem terus..”

Haico terkekeh lalu memutar bola matanya malas. “Cih, alasan. Kata lo Bunda meninggal habis lahirin gue?”

“G-ga gitu maksud gue..” lirih Sehan.

Dari lubuk hati yang paling dalam, Sehan sejujurnya sangat-sangat bersalah dengan Haico yang satu ini. “Lo tahu kalo kakak lo meninggal?”

2. Is That You, Haico? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang