6. Duo J?

106 21 7
                                    

Jakarta, 2021.

Gelara masih syok dengan apa yang di tulis oleh kakaknya, Lara. Tak pernah dipikirkan oleh Gelara kakaknya menyuruhnya melakukan ini.

Di sebelah bawah kanan surat, terdapat foto kakaknya bersama pacarnya. Juga terdapat beberapa foto yang lainnya.

Hati Gelara mencelos begitu saja saat melihat foto pacar kakaknya bersama kakak tirinya, Devara. Foto itu termasuk sangat intim.

Begitu juga dengan beberapa foto yang menunjukkan foto pacar Lara bersama Devara.

Mata Gelara tertutup sebentar lalu terbuka. Senyumnya tampak menyeringai. "Baiklah kalau ini yang kakak mau. Aku akan melakukannya"

Gelara lalu menutup kertas itu. Tangannya mengepal lalu mengelus rambut milik Lara yang sedang tertidur. "Tenang saja kak, aku akan membalaskan dendam pada pacarmu yang tak tahu diri itu. Lima tahun lagi"

Gelara lalu keluar dari ruangan itu. Sejak itulah, ambisi untuk balas dendam pada pacar Lara makin membara.

🐰🐰🐰

Los Angeles, 2025.

"Kamu tidak capek bolak-balik Indonesia-Lose Angeles?" tanya Arjiksa yang masih bergelut dengan mesin yang ia buat itu.

Haico mengangkat bahunya. "Tentu tidak. Siapa yang tak suka dengan jalan-jalan, Arjiksa?"

Arjiksa tampak tertawa kecil. "Jadi menurutmu kau bolak-balik Indonesia-Lose Angeles itu hanya untuk jalan-jalan?"

Haico tersenyum. "Aku di sini hanya presdir yang mengurus saldo berapa yang keluar dan masuk, selebihnya kan kau yang urus. Sebenarnya kau sajalah yang jadi presdir, aku malah lebih cocok jika aku menjadi direkturnya saja"

Haico tampak memutar netranya malas. Arjiksa tampak terkekeh. "Kau benar. Tetapi Tuan Lee menghadiahkan perusahaan ini kepadamu, bukan kepadaku. Mana bisa kau yang menerima namun aku yang memerintah?"

"Bahasa mu terlalu kaku, Arjiksa" cetus Haico.

Arjiksa lagi-lagi terkekeh kecil. Lalu ia bergelut dengan mesin yang tengah ia ciptakan itu. Sebenarnya itu bukan robot yang membantu kebutuhan manusia. Tetapi robot itu membantu menghilangkan memori yang tak indah pada otak manusia yang telah terjadi beberapa tahun silam.

Haico tampak meminum americano empat shoot yang ia beli tadi di pusat jajanan di Los Angeles.

Ia tampak mengetukkan jarinya ke tempat kopi itu. "Mm, Jiksa"

Arjiksa menoleh. "Ya? Kenapa?"

"Aku dengar-dengar, kakak tingkatmu bisa membantumu mengerjakan robot itu. Bisa kau panggilkan dia ke sini?" tanya Haico.

Arjiksa tersenyum lebar. Lalu ia mengangguk. "Baiklah"

Lalu Arjiksa mengotak-atik layar jam hologram yang ada di tangan kirinya lalu menampilkan dua orang. Yang satu berambut peach dan yang satu berwarna ash blue.

Arjiksa tampak melambaikan tangannya pada mereka berdua. Haico melonggokkan kepalanya melihat mereka tengah berbincang-bincang.

Mereka tampak kembar walau yang berambut peach lebih berwajah dewasa. Haico menepuk pundak Arjiksa. Arjiksa menoleh.

2. Is That You, Haico? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang