5. Uncovered One By One

104 27 2
                                    

"Haicoo!!"

Haico menoleh mendapati Zevara yang tengah akan memeluknya. Tak lama, Zevara memeluk dirinya.

Hari ini, Haico telah kembali ke Indonesia dan akan kembali bersekolah di kuliah karena ini sudah seminggu ia tidak kuliah.

"Huhu, miss you so much, where have you been?!" tanya Zevara mengintrogasi Haico.

Haico tertawa kecil. "Ga kemana-mana. Kemaren ke Los Angeles, lihat adik gue"

Zevara hanya ber-oh kecil. "Co, lo tahu di sini ada asdos baru tahu!"

Haico mengerutkan keningnya. "Asdos baru? Siapa?"

"Dokter yang kita temui waktu itu! Siapa, oh, dokter Raditya!" jawab Zevara.

Haico mendesis kesal. "Dia lagi dia lagi, ya Tuhan.."

"Eh, ayok ke kelas! Udah mau masuk nih!" tegur Zevara.

Haico mengangguk. "Iya, yuk"

Haico dan Zevara lalu menuju kelasnya. Mereka duduk bersebelahan seperti biasanya.

"Hai Co, where have you been? How come you just saw it?" tanya Hessaz, teman sekelas Haico.

Haico mengangkat kepalanya menatap Hessaz. "Haha, habis dari Los Angeles, gabut sekalian lihat adek kuliah di sana"

Hessaz tertawa kecil. "Hahaha, lo gabutnya ga kepikiran ya"

Haico hanya tertawa kecil. "Saz, lo nanti masih ada kerjaan ga?"

Hessaz menggeleng. "Ga sih, emang kenapa?"

"Gini lo tahu kan yang perusahaan Roweax?" tanya Haico.

Hessaz mengangguk cepat. "Ya iyalah gue tahu. Who doesn't know this famous company?"

Haico menghela nafasnya. "Lo jangan kaget, tapi presdirnya perusahaan itu gue"

Hessaz membulatkan matanya. "Hah?! Yang bener anjir?! Gila, parah!"

Haico tertawa. "Makanya, gue ke Los Angeles ya gara-gara lihat perkembangan perusahaan itu"

Hessaz menutup mulutnya tak percaya. "Sumpah, gue belum percaya ini! Berarti lo dari kemaren ke sana lihat perkembangan?! Gue denger denger juga lo mau luncurin robot ya?"

Haico mengangguk kecil. "Iya, tapi itu propertinya Roweax, ga ada yang boleh beli"

Hessaz mengangguk paham. "Berarti kalo ada yang beli?"

Haico menyenderkan punggungnya ke kursinya lalu menggeleng. "Ga ada yang boleh beli selain dapet izin dari gue. Itu pun harus di teliti identitasnya biar ga di salah gunakan"

Hessaz menggeleng tak percaya lalu bertepuk tangan. "Kece anjir! Parah parah"

Haico hanya tertawa kecil. "Ahaha, thanks, Hessaz"

Hessaz hanya tersenyum. Ia terlihat sangatlah bangga pada crush nya, ehm, maksudnya pacarnya.

Hessaz merangkul Haico. "Kapan kita publish hubungan kita, bubbie?"

Haico hanya memandang wajah Hessaz. Lalu membuang mukanya seraya tertawa kecil. "Ahaha, kapan-kapan, Saz. Tenang aja nanti kalo udah waktunya kita publish hubungan kita"

Hessaz mengerucutkan bibirnya. "Okelah kalo begitu"

Haico mengelus rambut milik Hessaz. "Tenang aja, nanti kalo waktunya udah tepat, aku bakalan publish, ga usah khawatir"

Hessaz mengangguk. "Baiklah kalau begitu. Tetep sayang kan sama aku?"

Haico tersenyum. Lalu mencolek hidung milik Hessaz membuat Hessaz tersipu malu. "Tetep dong, masa engga"

2. Is That You, Haico? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang