Zrsshh
Pintu laboratorium menara Roweax tersebut terbuka otomatis. Haico dan Arjiksa menoleh. Oh, ternyata Jaeminico dan Jeffrey sudah datang.
Arjiksa lalu ber-high five dengan Jaeminico dan Jeffrey. Lalu Jaeminico dan Jeffrey duduk di depan Arjiksa dan Haico.
Haico tersenyum tipis melihat Jaeminico dan Jeffrey tersenyum padanya. "Halo presdir Haico. Ada apa gerangan anda mengundang kami berdua?"
Haico tersenyum mendengar pertanyaan Jaeminico. "Eum, jadi begini Nico, Jeffrey. Aku akan mengajak kalian berdua bekerjasama di proyek yang cukup besar ini"
Mendengar jawaban Haico, Jaeminico dan Jeffrey terkejut. "Proyek? Apa yang tengah dikerjakan Arjiksa, presdir?"
Haico mengangguk lalu memencet salah satu tombol yang menampilkan robot tersebut nantinya jika sudah selesai. Haico membesarkan gambar robot tersebut. "Ini salah satu peran penting di dalam robot tersebut. Robot tersebut akan mengambil kenangan sedih dan akan menyimpannya di kloning otak cadangan"
Haico memencet tombol lainnya lalu menampilkan beberapa peta saraf robot itu atau lebih tepatnya kabel yang akan membuat robot itu bekerja. "Aku dengar-dengar, kalian masuk jurusan teknologi bukan?"
Jaeminico dan Jeffrey mengangguk kompak. "Ya, kami masuk ke jurusan teknologi"
Haico mengangguk sekilas lalu menyuruh Arjiksa mengambil berkas yang ada di lemari. “Arjiksa, tolong kamu ambilkan formulir di sana. Seperti biasa di loker nomor seratus lima puluh satu”
Arjiksa mengangguk. Lalu ia berjalan mengambil formulir itu lalu menyodorkannya pada Jaeminico dan Jeffrey. “Ini adalah formulir kerjasama kita. Jikalau kalian menyetujuinya, kalian bisa tanda tangan di bawah sana. Namun jika tidak kalian bisa ajukan apa alasan kalian menolak kerjasama kami, Nico, Jeffrey”
Jaeminico dan Jeffery tentu menyetujuinya. Siapa tak ingin bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki saham yang cukup banyak?
Mereka lalu menanda tangani kontrak kerja sama itu. Haico tersenyum miring melihat hal itu.
“Perang akan dimulai, aku sudah mempersiapkannya matang-matang, apa kalian sudah?”
🐰🐰🐰
Haico menyandarkan tubuhnya ke kursi kuliahnya. “Huft.., Hessaz kemana Ra?”
Zevara yang tengah belajar itu menoleh. “Baru sampe Indonesia aja langsung cariin pacarnya”
“Lah coba lo yang ada di posisi gue? Apa engga nyariin pacar lo?” tanya Haico sewot.
“Maap, gue sama Arjiksa udah tunangan” ceplos Zevara membuat Haico tersedak ludahnya sendiri.
Haico spontan menoleh. “Hah?! Arjiksa?!”
Zevara mengangguk. “Iya, Arjiksa. Direktur perusahaan Roweax itu. Lo kenal kan?”
Haico tambah terkejut lagi. Jadi.., apa yang dikatakan Arjiksa saat itu, ia benar-benar sudah jatuh cinta?! Namun dengan sahabat kakaknya sendiri?! Ini tidak benar!
“Lo kenal.., kakaknya?” tanya Haico hati-hati.
Zevara menggeleng. “Engga, katanya kakaknya sekuliah sama kita. Tapi ga tahu yang mana”
Haico mendecih. “Kakaknya saja ga kenal, gimana bisa langgeng”
Zevara melotot. “Hey?! Gue sama dia udah tunangan!”
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Is That You, Haico?
Fanfiction𝗦𝗘𝗤𝗨𝗘𝗟 𝗢𝗙 𝗟𝗔𝗥𝗔 [ baca LARA terlebih dahulu ! ] ⚠️CW // HARSH WORD, NSFW, MENTIONING DEATH, ETC.⚠️ ❝Aku berbeda dengannya. Dia penuh dengan kasih sayang namun aku penuh dengan dendam.❞ -N A B I L A Publish: 02 September 2021 End: