Keadaan sekolah tampak begitu sepi karna jam pulang sekolah sudah lewat dari satu jam yang lalu semua siswa kembali pulang ke rumah masing masing, namun tidak dengan Nara. Seharian ini mood nya tidak bagus untuk diajak kompromi.
Dengan langkah gontai ia melihat bola basket yang tergeletak begitu saja ditengah lapangan.
Nara berinisiatif mengambil bola itu , ia memantulkan bola itu berulang kali kemudian memasukkannya ke dalam ring.
Nara memang bisa bermain basket. Dulu Kazama dan Nara belajar bersama. Sampai basket menjadi hobi Kazama.
Namun Nara tidak berniat mengembangkan hobinya tak seperti Kazama ia sangat menggeluti permainan itu.Saat Nara hendak memasukkan bola ke dalam ring tiba tiba bola nya melayang ditangan seseorang. Nara menoleh melihat orang itu.
"Jangan ganggu gue" kata Nara dengan emosi.
"Santai Napa Ra gue cuma mau temenin Lo"
"Gue gak butuh. Pergi!"
"Lo semakin cantik kalo lagi marah" afkar memantulkan bola dan melemparkan ke dalam ring dengan jarak yang lumayan jauh dan hasilnya bola itu masuk dengan sempurna.
"Afkarrr" suara panggilan itu menggema di seluruh penjuru lapangan. Sontak afkar dan Nara menoleh ke sumber suara.
"Kar anterin aku pulang mobil aku lagi dibengkel" ucap seorang gadis.
"Ogah, jalan kaki aja Sono"
"Ihhhh, afkar kok gitu kamu gak kasihan sama Fesya nanti kulit aku gak glowing lagi sia sia dong perawatan ku yang mahal" ujar gadis yang bernama Fesya itu
"Gak peduli" acuh afkar kemudian menarik tangan Nara.
"Eh lepasin" Nara memberontak berhasil melepaskan tangan afkar.
"Gue anterin pulang"
"Gue bisa balik sendiri mending Lo urus cewek Lo"
"Dia bukan cewek gue"
"Gak tanya."
Afkar merasa geram lalu meninggalkan kedua gadis itu.
"Lo siapa berani beraninya deketin afkar" ucap fesya mendekat ke arah Nara.
"Dia yang ngedeketin gue garis bawahi itu"
"Sombong banget lo, ngerasa paling cantik iya?" Fesya mencekram dagu Nara.
"Gue nggak ada urusan sama Lo, ambil aja afkar! gue nggak suka" Nara menghempas tangan Fesya dari dagunya, kemudian Nara pergi meninggalkan Fesya.
"Lo bakal terima akibatnya karna udah bermain main sama gue" fesya menarik sudut bibirnya tersenyum penuh arti.
•••R•••
"Kamu pulang sama anak pengecut itu lagi?" Ucap Roni menuruni tangga setelah melihat Allea baru pulang.
"Kazama bukan pengecut pa"
"Apa sih Al yang kamu banggain dari dia? Kazama itu nggak becus tanding sama afkar aja kalah"
"Jangan bandingin Kazama dengan afkar mereka itu beda, Kazama pacar aku pa"
"Papa heran orang kaya dia kamu jadiin pacar. Kamu itu cocoknya sama afkar. Malem ini kita akan makan malem sama papanya afkar membahas perjodohan kamu"
"Allea nggak mau dijodohin pa" Nara menaiki tangga dengan cepat ia memasuki kamarnya. Ia menjatuhkan tubuhnya di kasur dan tak butuh waktu lama ia sudah menangis. Allea sangat kecewa dengan papanya yang menjodohkan dirinya dengan afkar, papa Allea sangat tidak mengerti perasaan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Araaza
Romance"Jangan sedih lagi za, jangan pernah ada air mata dihidup Lo. Gue minta Lo tetep bahagia agar pengorbanan gue gak sia sia" "Naraaaaaa! Bangun" Tubuh Kazama melemas hatinya bergemuruh. Tangannya yang bergemetar mencoba mengguncang tubuh Nara.