Bocil Pembawa Bencana

1.1K 216 54
                                    

Dilanjut lagi dari chap sebelumnya. Dimana gue membeku setelah kedatangan sang monyet bekanntan, diikuti makhluk astral penuh aura negatif di belakangnya. (Baca: Tenggara)

Gue langsung kicep seketika. Pura-pura minum es jeruk (tinggal esnya doang btw) sambil mainin hp.

"E-eh iya Nar, l-lo suka makan b-biawak gak?"

TERKUTUKLAH MULUT GUE YANG ASAL NYEPLOS!

Karena setelah adegan pengusir rasa takut itu, gue sukses diketawain Kinar dan kedua teman Tenggara yang masih menjadi misteri; gue gak tau namanya siapa.

"Lo kenapa si Ra? Kok jadi konyol gini, suara lo juga gagap. Nahan boker ya? Awokawokawok"

Kalau gak inget bahwasannya si Kinar itu dekingan terkuat gue, udah gue cekik leher tuh cewek yang dengan pedenya ngakak. Mana ketawanya mirip kakek osteoporosis keselek centong lagi. Kuping gue panas dengernya. Entah sejak kapan si Kinar jadi seenggak jelas ini.

Gue yang penasaran pun curi-curi pandang ke Tenggara dan... Shit! Mata gue bersibobrok sama netra hitamnya yang ngeri ngeri sedep euy. Dan seakan gak kapok, gue masih nekat curi-curi pandang lagi dan sekarang, seringai keji yang dilontarkan ke gue.

Segala puji bagi Tuhan pemilik seluruh alam, tolong tambahkannlah umur hamba yang rasanya udah kepotong 30 tahun.

Mulut gue komat-kamit baca mantra pengembali umur, saking fokusnya gue sampai gak sadar kalau salah satu dari mereka bertiga--sebut aja si monyet bekantan-- udah membungkuk sempurna di depan gue sambil pasang wajah nyebelin tingkat kabupaten.

PLAK!

Terpujilah wajah jelek Jamal yang tiba-tiba melintas dan bikin gue spontan nabok pipi si monyet.

"Gak abang gak adeknya beringas semua anjing!" Umpat si monyet yang malah bikin gue deg deg ser. Takut ditebas Tenggara aku tuh, gara-gara nabok temennya.

"G-gue gak sengaja suer! Spontan tadi" gue melirik ke arah-"ANJING! PENGHIANAT KAU KINAROH!"

Dan dengan bagusnya, Kinar yang jadi harapan terakhir gue udah menghilang ditelan bumi. Kinar... emang biadab lo! Dengan gerakan patah patah kayak goyangnya mbak Inul Darahtinggi, gue menoleh ke arah si monyet yang kaget karena teriakan gue yang membahana. Sabodo amat lah.

"Ma-maf ya--" gue lirik name tagnya dan seketika, "pfftt Maheswara Ki-pfftt NYAHAHAHAHA"

Sorry kawand gue gak nahan ama nama belakangnya.

NORMAL POV.

Utara ngakak sengakak ngakaknya. Bahkan cewek itu gak nanggung nanggung menggebrak meja, udah gak peduli dengan atensi seluruh kantin yang mengarah ke dia.

Cowok didepannya yang bertampang manly itu kontan menutup name tagnya dengan wajah memerah. Tulisan MAHESWARA KINANTHI di dada kanannya itu sukses terturup telapak tangan.

"Kinanthi pfftt" Mahes menatap kesal cewek yang berusaha menahan ketawanya sampai sampai punggungnya bergetar. Sumpah demi celengan babi milik Rega, Mahes malu setengah modar.

Puk

Dengan tak tau dirinya, Utara menepuk punggung Mahes, seoalah menyalurkan ketegaran.

"Nama yang bagus. Gak usah malu punya nama girly tampang manly. BUAHAHAHA"

Terkutuklah Utara yang masih bisa ketawa sambil lari-larian keluar dari kantin. Mengambil kesempatan buat lari dari Tenggara. Sayang seribu sayang, Tenggara, cowok itu gak berniat melepaskan Utara yang udah menarik perhatiannya.

Tunggulah Utara... Tunggulah....

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Utara diam mematung di ruang keluarga. Hidungnya kembang kempis, menatap sengit bocil rusuh yang lagi ngotak atik konsol game yang baru dia beli 2 hari lalu.

Matanya menatap Kennan sebal. Apa cowok itu dari tadi diam aja liat benda berharga Utara--yang sialnya lupa dia simpan--diotak atik bocah iblis yang entah muncul dari mana ini? Mulai sekarang nama Kennan akan menjadi penghuni black list abadi Utara.

"Bocil ini... siapa?" Tanya Utara yang mati-matian meredam tensi.

Kennan yang matanya masih nemplok layar hp melirik sekilas, "anak tetangga, dititipin sampe jam 4 nanti"

"Dan lo iyain gitu aja?" Tanya Utara nggak selow

Desahan panjang keluar dari bibir Kennan, cowok itu menaruh hpnya di meja lalu menatap kembarannya heran, "Iya. Kenapa sih, Ra?"

Utara nyaris gelap mata dan melempar bocah itu ke lubang buaya saat si bocil titisan iblis itu menggigit gemas konsol gamenya. Utara meraup wajahnya kasar, lalu menunjuk nyalang si bocah laki-laki disofa.

"Lo tau Ken... entitas makhluk cilik berwajah polos ini berbahaya! Bisa mengguncang ketentraman hidup! Bahkan lo bisa dibuat mati tanpa perlawanan sama golongan mereka. Mereka itu monster! The real definition of a devil faced angel!"

Bahasa Utara terlalu dalam untuk mendeskripsikan tingkah anak-anak, Kennan dibuat terdiam sambil pasang wajah dungu yang kelihatan alami.

"Lo terlalu melebih-lebihkan tingkah nakal mereka Ra. Mereka gak separah itu-"

Klotak

Brak

Brak

Brak

"Shit... oke lo bener!"

Kennan akui dia menyesal udah membela para bocil yang eksitensinya benar-benar membahayakan bagi sebagian orang. Dan Kennan baru saja menjadi salah satu korban keganasan bocil 4 tahun yang sekarang lesehan di lantai.

Memukul bruntal hpnya menggunakan konsol game Utara.

Siang hari, di Kompleks Kembang Kantil blok B no. 104 ditemukan dua saudara kembar, Utara kundang dan Kennan kundang, berdiri mematung dengan roh melayang menuju langit ketujuh.

Di duga kedua korban dibuat shock oleh bocil 4 tahun. Pernyataan diperkuat oleh tindakan bruntal sang bocil yang menyampar-nyampar hasil karyanya diiringi tawa bahagia.

Note : dalam seminggu ini, tepatnya tanggal 13-19 November aku gak bisa up. Karena aku mau fokus UTS. Aku bahkan belum paham sama materi MTK yang riweuh banget. (Ini kok malah curhat?) Ya pokoknya itu ajalah ya.

BTW, Gak jelas banget kan chapter kali ini. Ideku tiba-tiba menguap:v

Build a Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang