Kalana pernah mendengar tanpa sengaja, jikalau dirinya di irikan banyak kaum hawa.Kata mereka Kalana itu definisi cewek mendekati sempurna, baik segi fisik maupun sifat.
Tapi dibanding merasa terbang ke awan, Kalana justru merasa berat dengan klaim mereka.
Cukup membebani.
Dia takut suatu saat nanti tanpa sengaja membuat kesalahan yang mematahkan ekspetasi banyak orang. Meluruhkan segala harap lalu balik melemparnya maki dengan dalih kecewa.
Padahal Kalana tak menjanjikan harapan apapun.
Dia hanya berusaha hidup sebaik mungkin. Menjadi pribadi yang sekiranya bisa membantu banyak manusia, walau tak jarang sikap perhatian dan hangat nya disalah artikan orang lain, terutama kaum adam.
Tetapi Kalana tetaplah Kalana.
Sosok gadis dengan perangai lembut penuh pengertian layaknya seorang ibu.
"Adek nanti tanding basket ya?"
Kalana melempar senyum lalu mengangguk pada sang Bunda.
Jika Kalana diminta untuk menyebut siapa wanita tercantik di dunia maka jawaban nya adalah Bunda. Bahkan Kalana berani bertaruh jika Bunda Iris layak mendapat gelar bidadari dunia.
Tidak, Kalana tidak berlebihan. Itu fakta.
Kecantikan bunda Iris seperti tak nyata, sangat cantik, bahkan di usia beliau yang hampir menginjak angka empat puluh pun masih nampak seperti wanita dua puluh tahunan.
Kata sang Ayah, dulu Bunda sangat populer. Begitu banyak yang memuja meski bunda selalu membawa sorot yang angkuh dan dingin.
Tapi Ayah tahu bahwa itu hanya perangai luar sang Bunda. Sebab Bunda Iris yang sesungguhnya adalah wanita lembut yang penuh kasih sayang.
"Oh—iya? Hari ini? Ayah boleh nonton gak Dek?" tanya sang Ayah antusias. Meski kini beliau mengenakan kemeja kerja yang nampak gagah, Kalana malah tertawa melihat binar sang Ayah layak nya anak kecil.
"Gak boleh Ayah. Kecuali Ayah mau jadi anak SMA lagi" jawab Kalana sembari mengunyah roti tawarnya.
Sang Ayah membrengut sedih, bahu tegaknya ikut meluruh lemas. Bunda Iris yang melihat polah sang suami hanya menggeleng maklum. Kalana sendiri malah terkikik pelan.
"Nanti Kalana suruh temen rekam deh. Biar Ayah bisa lihat anak ayah yang cantik ini tanding" tak tega melihat wajah memelas sang Ayah, Kalana memberi solusi.
Surya—ayah Kalana kembali memasang wajah antusias. Memberi dua jempol ke anak gadisnya.
"Anak Ayah memang hebat. Jangan sampai cidera ya Dek, walaupun menang itu penting tapi kamu sendiri lebih penting" ujar sang Ayah tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kings & Queen's
Teen FictionDi SMA 18 Panduswara, ada dua band yang saling tidak akur satu sama lain. The King5 dan Queen's. Berawal dari perebutan posisi untuk menjadi perwakilan sekolah di festival band tingkat nasional. Kedua kubu di hadapkan situasi yang tak terduga. Sep...