"Apa-apaan nih?!"
Wilis melempar ponsel putihnya ke atas karpet kesal. Membuat sisa gadis lain yang tengah beristirahat dari latihan panjang berkerut penasaran.
Aretha yang kebetulan berada di dekat Wilis langsung meraih ponsel putih tersebut. Matanya terbelalak dan memekik kecil.
"Kenapa sih?" tanya Githa kepo, langsung beranjak mendekati Aretha.
"Anjir! Yang bener aja!"
"Bisa gak sih jangan kaget sendiri gitu? Ini yang lain juga kepo" sungut Ryuki tapi tetap diposisi rebahan.
"Mending kalian buka portal sekolah deh" perintah Wilis segera.
Kalana menurut sembari merangkak mendekati posisi Ryuki dan Jeana yang bersebelahan. Bertujuan agar kedua sahabat nya yang mager itu bisa mendapat jawaban.
"Sistem voting?" gumam Kalana melihat salah satu postingan terbaru di portal SMANDU.
"Jadi maksudnya murid SMANDU nanti disuruh milih antara kita sama band sebelah gitu?" tanya Aretha tak paham.
Kalana mengangguk lemah.
"Ini kepala sekolah maksudnya apa sih? Kenapa gak beliau aja yang nentuin dengan liat penampilan pas hari H nanti?"
Jeana yang sejak tadi diam menghela nafas. Sudah menebak ini ide siapa.
Ryuki tiba-tiba bangkit, membuat seluruh atensi mengarah padanya.
"Yaudah gakpapa, kita cuma perlu latihan. Kalo kita lebih baik dari mereka gue yakin kita bisa lebih unggul. Seengaknya kita tahu di SMANDU masih banyak murid yang telinga nya berguna dengan baik" ujarnya tenang. Lalu meraih tas ransel yang tak sempat ia taruh di kelas.
"Buru beresin. Sebentar lagi break dhuhur"
Yang lain menurut. Langsung membereskan barang-barang mereka dan sedikit merapikan ruang musik.
"Kantin kan?" tanya Wilis.
Ryuki yang selesai mengunci rumus menggeleng pelan.
"Solat lah ege. Malah kantin"
"Gak ada yang red day ya?" tanya Kalana menyampirkan totebag berisi botol minum bersama. Dan kelima gadis itu menggeleng kompak.
"Si Jeana kan kagak solat"
"Gue boleh nemenin Kalana aja gak? Kasian itu dia keberatan bawa totebag nya" pinta Wilis memasang wajah melas.
"Gak boleh. Ayok solat. Setan di badan lo udah sampe bikin kontrakan noh" ujar Ryuki sembari menarik ujung rambut Wilis. Membuat si empunya memekik kaget, yang mana selanjutnya terjadi kejar-kejaran antara keduanya sampai mushola. Lalu disusul Githa dan Aretha.
Jeana hanya menggeleng pelan, melangkahkan kakinya menuju toilet setelah berpisah dengan Kalana.
"Jeana!"
Selanjutnya langkah besar menghampiri sang gadis yang berdiri menunggu.
"Kenapa?"
"Udah selesai latihan nya?"
Jeana melirik kecil pemuda berwajah lelah di depannya.
"Lo cuma mau nanya itu?"
Mahes menggaruk belakang kepalanya canggung. Lalu tersenyum kecil menatap Jeana yang acuh memandangnya sembari mengunyah permen karet.
"Mau ke mana?"
"Toilet"
Mahes mengangguk paham, sedang Jeana menunggu tak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kings & Queen's
Teen FictionDi SMA 18 Panduswara, ada dua band yang saling tidak akur satu sama lain. The King5 dan Queen's. Berawal dari perebutan posisi untuk menjadi perwakilan sekolah di festival band tingkat nasional. Kedua kubu di hadapkan situasi yang tak terduga. Sep...