Hai readers🤍
Apa kabar nih, semoga baik dan selalu baik yaaa😁
Jangan lupa vote sebelum membaca dan jangan lupa tinggalkan pendapatmu untuk part ini di kolom komentar💬
Jangan lupa untuk bersyukur🤗✨HAPPY READING🥳
~***~
Setelah sampai di caffe, Aileen, Siska dan Dela berjalan menuju tempat duduk yang kosong dan segera memesan pesanan masing-masing.
"Jadi apa yang mau lo jelasin tentang Pak Aarav yang minjemin payungnya ke lo." Ucap Siska mengawali pembicaraan mereka.
"Iya, pokonya lo harus jelasin sedetail-detailnya sama kita." Ucap Dela menyetujui perkataan Siska, dan hal itu membuat Aileen menghela nafasnya lelah.
"Yaudah iyaiyaa, adi waktu itu, pas aku mau pulang tiba-tiba hujan, dan kebetulan Pak Aarav ada disana juga, terus Pak Aarav minjemin payungnya ke aku karna Pak Aarav bilang dia pakai mobil, jadi enggak perlu payungnya, gitu, Cukup?." Penjelas Aileen membuat keduanya heran, pasalnya apa mungkin dosennya itu tiba-tiba meminjamkan payung tanpa ada tujuan tertentu?.
"Ko gue ngerasa kalo Pak Aarav suka ya sama lo, bener gak Del?." Tanya Siska pada Dela, Lantas Dela menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan apa yang di katakan Siska.
"Gue liat-liat juga, cara natap pak Aarav ke elo itu beda loh Leen." Ucap Dela pada Aileen.
"Apa sih kalian itu, ngaco banget ngomongnya, mana ada pak Aarav suka sama aku, bahkan kita aja baru dua kali ketemu loh." Ucap Aileen menjelaskan pada keduanya.
"Yah kan siapa tau emang bener pak Aarav suka sama lo." Kekeh Siska yang dibalas gelengan kepala oleh Aileen.
"Yah mana aku tau, itukan perasaan nya pak Aarav, aku bukan Allah, yang tau segalanya mengenai perasaan hambanya." Jawab Aileen yang dapat membuat keduanya bungkam.
"Iya deh iya, lo menang." Ucap Siska malas karena berhasil dibuat bungkam oleh penjelasan Aileen.
"Tapi mudah-mudahan aja kalian jodoh ya, soalnya kalian cocok." Ucap Dela tiba-tiba yang membuat senyum di bibir Siska mengembang dan segera menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan ucapan Dela, tapi berbeda dengan Aileen yang terkejut dengan ucapan dela, tapi mampu membuat jantungnya berdebar dua kali lipat.
"Yaa allah, jantungku kenapa?." Batin Aileen meringis.
~***~
Dengan perlahan Aarav memasuki halaman rumah Aileen, gugup, itu yang Aarav rasakan sekarang, Aarav takut kalo niat baiknya sekarang mendapatkan jawaban yang tidak ia harapkan, karena sibuk dengan pikirannya,Aarav sampai tidak sadar kalau dia sudah berada di depan pintu rumah Aileen, dengan perlahan, Aarav mengetuk pintu itu dan mengucapkan salam.
Tok...tok...tok..tok....
"Assalamu'alaikum." Salam Aarav dengan perasaan yang masih sedikit gugup.
"Waalaikum salam, sebentar," Jawab seorang perempuan dari dalam, sepertinya ibunya Aileen, "Eh! Loh, Alif!," Aarav maupun Maryam sama-sama kaget, Aarav kaget karena yang keluar dari rumah Aileen adalah seorang perempuan teman dari ibunya begitu juga dengan Maryam, dia kaget karena yang datang adalah anak dari temannya.
Maryam dan Mawar adalah teman dekat sejak saat kuliah, dimana pada saat itu, Maryam dan Mawar tinggal bersama dalam satu kostan saat kuliah, jadi hubungan mereka berjalan baik sampai mereka berkeluarga masing-masing, Maryam tau kalau Aarav yang dia sebut Alif itu adalah anak dari Mawar, karena dia pernah bertemu Aarav di acara perusahaan saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BANGKIT ( Hiatus )
Teen Fiction" FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!" Jangan menyerah hanya karena kamu terjatuh, teruslah bangkit walau jatuhmu sudah berkali-kali, sampai kamu mendapatkan apa yang menjadi taqdirmu, karena sesuatu yang ditakdirkan untukmu akan kembali padamu walau sudah be...