* 002 *

50 8 5
                                    

一一一

"Eungh, m-mingi!" Yunho lemas, setelah pelepasannya ia meraup sebanyak mungkin udara, menahan perih dan lelah akibat di gempur tiga jam berturut-turut, Mingi turun dari tubuhnya, menarik keluar miliknya dan merebahkan diri di samping Yunho.

Yunho mengusap peluh di keningnya, hawa setelah bercinta masih terasa panas, namun ia sudah melihat Mingi hampir tertidur, Yunho mendesah pelan.

"Mingi, aku mencintaimu," lirihnya, ia mencoba menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.

"Aku tau," ucapan Mingi serta punggung yang menatap ke arahnya, Mingi membelakanginya.

Lagi-lagi Yunho hanya bisa tersenyum pahit.

Selalu seperti itu, Yunho hanya menunaikan kewajibannya sebagai suami yang taat, meski terkadang ia merasa seperti pelacur yang hanya di gunakan di saat Mingi membutuhkannya.

Iya, setelah pulang, Mingi lelah dan ia tampak sedang low, karena itu ia langsung menggempur Yunho meski tadi ia baru saja mulai memasak, dan menghajar lubangnya selama tiga jam penuh.

Kebiasaan Mingi, selalu bermain disaat ia lelah, dan Yunho sudah hapal akan hal itu.

.

Yunho mencoba bangkit, mengabaikan pinggangnya yang terasa remuk, ia berjalan ke dapur, menyelesaikan masaknya yang tadi sempat tertunda, sebentar lagi makan malam, dan Mingi selalu makan masakannya untuk mengisi perutnya.

"Akh," ia meringis, sialnya bagian bawahnya terasa nyeri saat ia berjalan, sepertinya Mingi terlalu kasar hari ini, Yunho menumpu diri pada meja, mencoba sekuat mungkin untuk memasak, namun rupanya ia sungguh tidak kuat.

SRET!

Tubuh Yunho yang oleng di tangkap lengan kekar, yang ia tau itu adalah Mingi, Yunho menoleh, menatap rahang tajam suaminya itu.

"Jangan dipaksa, duduk, aku pesan masakan diluar saja," lalu membawa tubuh Yunho untuk duduk di kursi, membuat Yunho terdiam.

"Ada apa?" Yang di tatap hanya menatap Yunho datar, sedari tadi ia di ikutin tatapan kebingungan Yunho.

"Eung.. tumben?" Suara Yunho sudah hampir mencicit, namun entah bagaimana Mingi mendengarnya.

"Aku yang membuatmu begitu, jadi diamlah, tidak usah mengatakan hal yang tidak perlu," Mingi menjawab pertanyaan Yunho dengan sinis, ia mengambil handphone dan memesan makanan.

Hati Yunho mencelos, namun ia sadar, kebaikan masih ada di diri Mingi, meski suaminya itu tidak pernah menunjukkannya padanya selama tiga tahun terakhir, diam-diam ia mengulum senyum.

.

Yunho memakan makanannya dalam diam, lagi-lagi makanan sehat, jujur saja, Yunho bosan, namun ia harus melalukannya bukan? Agar ia bisa hamil tentunya, memakan salad tanpa rasa itu, ia berpikir, lebih baik tadi ia memaksa untuk memasak saja.

Mingi yang duduk di hadapannya itu memakan satu set makanan lengkap, berbeda sekali dengan menu Yunho, ia iri jujur saja, namun ia tidak bisa apa-apa, ini sudah kewajibannya untuk menuruti Mingi kan?

"Kau, sudah meminum obatmu? Apa kata dokter?" Mingi membuka percakapan.

"Dokter memberiku obat penambah hormon, efeknya sedikit sakit tapi aku tidak apa," jawabnya.

"Lalu? Apa kau bisa hamil?" Yunho terdiam, ia tersenyum miris, lagi-lagi Mingi hanya mementingkan dirinya sendiri.

"Aku belum tau Mingi, tapi semoga saja ada kemajuan," ia menurunkan volume suaranya, karena sebentar lagi suara Mingi akan naik.

"Sudah berapa lama menunggu kemajuan Yunho?!" Lihat kan? Yunho sudah hapal sifat temperamen milik Mingi, ia menghela nafas pelan.

"Maafkan aku, aku akan berusaha lagi," dan kembali menuruti Mingi dan semua permintaannya.

"Ck, terserah kau saja!" Lalu ia melihat suaminya pergi dengan muka yang emosi, jujur saja, Yunho pun ingin hamil! Namun ia tidak bisa mengatakan itu pada Mingi, karena entah sejak kapan jarak mereka sudah terlalu jauh.

.

Yunho's Diary

29 Juni 20xx

Hari ini makananku salad lagi, ya, jika Mingi yang pesan aku akan dapat salad saja, bosann :(

Tapi aku harus sehat! Calon ibu itu harus kuat dan sehat bukan? Aku senang karena meski sayur-sayur itu tidak ada rasanya, tapi aku akan tetap bersyukur dan memakannya, tapii aku tetap iri sama Mingi yang makan ayam teriyaki itu, huhuu makanan favoritku :((

Ah, soal dokter waktu itu, kali ini obatku sepertinya lebih keras ya? Soalnya setiap malam rasanya perutku sakit sekali, bahkan terkadang aku sesak nafas, beratt, apa obatnya bekerja dengan baik? Semoga saja!!!

Ahh aku semakin tidak sabar untuk memiliki bayi di dalam perutku sendiri! Tidak apa sakit! Karena seperti pepatah, sakit-sakit dahulu, bahagia kemudian! :D

Aku akan rutin meminumnya kok Mingi! Bersabar lagi ya? Untuk calon anakku, ku harap kau tumbuh jadi anak yang sehat nanti! Uhh, jadi semakin tidak sabar!

Aku akan selalu menunggu untuk bisa memberitahu Mingi bahwa aku hamil, meski butuh waktu yang lama.

-Yunho-

.

.

.

Yuhuu, mari update-update 〜

Jadi seperti yang ku bilang, kalau ini memang tidak sepanjang bukuku yang lain, karena memang tidak ingin membuat book yang terlalu serius namun tetap berbobot hehe <3

Semoga kalian suka ya ! Ddankiees buat yang baca, vote dan komen yya ! Luvv you all ! (öᴗ<๑)

Diary ( Yungi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang