* 008 *

39 5 0
                                    

一一一

Wooyoung dan Yeosang berdiri di depan pintu, iya, tadi saat Yunho memasak, ada suara bel pintu.

"Ada apa?" Karena seingatnya, mereka tidak ada janji untuk kesini..

"Makanan, ayo makan!" Ini Yeosang, ia membawa ayam kesukaannya, menyodorkannya penuh bangga lalu melenggang masuk.

"Aku tau kau akan bertanya, tapi bisakah perhatikan dirimu lebih dahulu?" Wooyoung mendorong Yunho ke dalam, lalu menutup pintu.

"Hei, Woo, kau tidak perlu repot-repot.." Yunho menatapnya sendu.

Wooyoung memeluknya, ia berbisik.

"Yunho, sekarang kau sedang hamil, jadi kau harus sehat, lupakan dietmu itu, ayo makan yang banyak," setelah mengucapkan itu, ia dapat melihat Wooyoung tersenyum manis.

Yunho tau, mau cepat atau lambat, kabar bahwa ia sedang mengandung akan mulai tersebar.

Dimulai dengan Wooyoung lalu Yeosang, dan di susul Seonghwa, yah, meski anak itu sibuk mengurusi bayi yang baru lahir itu.

.

"Apa perutmu mengalami gangguan?" Yeosang bertanya, ia mengunyah ayamnya sesekali.

"Seperti morning sickness?" Yunho mengerjap.

"Iya, itu wajar kan?" Yeosang mengerutkan keningnya.

"Seingatku tidak ada? Aku baik-baik saja," Yunho menggeleng, sedikit menundukkan kepala menatap perutnya yang datar.

"Hei Woo .."

"Hm? Ada apa?"

"Kenapa aku tidak bisa merasakan kehadirannya?" Ucapan Yunho membuat dua orang itu tercengang.

"Yunho .. " Wooyoung memanggil dengan lembut.

"Apa?" Yunho menatapnya balik.

"Tolong jangan stress.." pintanya.

"Aku tidak stress Woo .." Yunho menjawab dengan pelan.

Yunho sayang.. kau tidak bisa membohongi seorang dokter kandungan ..

Dan jika kau lupa, Wooyoung itu dokter kandungan.

"Ku pikir kamu tau tidak ada gunanya berbohong pada Wooyoung," ini Yeosang, ia menatapnya tajam.

Yunho sedikit merasa terintimidasi oleh paras rupawan itu.

"Maafkan aku.." Yunho akhirnya kembali menunduk, suaranya kecil sekali.

"Tidak apa, namun yang perlu kau ingat, ini masa rentan untuk janinmu, ia baru berusia dua minggu Yunho.." penjelasan Wooyoung itu membuatnya berpikir.

Benar.

Ia menunggu ini..

Untuk waktu yang sangat lama ..

Yunho terkekeh miris, iya, dahulu ia benar-benar menunggunya..

Namun sekarang, apa masih ada perubahan?

"Yunho," usapan pada tangannya membuatnya tersadar.

"Aku tau hidupmu susah, namun ku mohon, bayi itu bahkan belum memulai kehidupannya, bisakah kau memberinya kesempatan untuk melihat dunia?" Mata Wooyoung menatapnya telak di netra, sebuah permohonan yang sangat kuat ia rasakan dari pancaran itu, bukan belas kasihan, namun memberinya kekuatan.

"Aku akan berusaha Woo, terima kasih," akhirnya ia memutuskan untuk bangkit.

Benar kata Wooyoung, bayi ini tidak punya salah apa-apa..

Mengapa ia harus sempat menyerah sebelum memberi anaknya kesempatan?

.

Dengan banyak pesan dari kedua orang itu, Yunho akhirnya berbelanja, ia memenuhi kulkas dengan kebutuhan janinnya.

Anaknya itu harus hidup sehat!

Persetan dengan diet, Yunho hanya mau anaknya baik-baik saja.

Dengan senandung kecil, ia menyusun susu kehamilan di dalam kulkas, rasa yang ia suka, rasa pisang.

Memenuhi toples dengan cemilan yang ia sempat lupa rasanya, karena kata Wooyoung, ia bisa saja lapar saat tengah malam, dan cemilan akan membantu meredakannya.

"Kau berbelanja?" Suara Mingi menginterupsinya, Yunho menoleh.

Ia tersenyum cerah, bahagia, "Iya! Kata Wooyoung aku harus senang agar tidak stress, bayiku akan kena imbasnya!" Dengan anggukan semangat, Yunho menjelaskannya.

Jika Mingi mau jujur, sudah lama ia tidak melihat senyuman secerah itu dari Yunho.

Meski suaminya itu selalu tersenyum padanya, namun kali ini berbeda.

Ia sedikit merasa lega?

"Baguslah, penantian yang cukup lama ya.." Mingi mengulum senyumnya, tampan, memukau mata Yunho, menciptakan debaran yang sudah lama ia lupakan.

"Iya, karena itu aku akan merawatnya dengan baik.." Yunho mengusap perutnya penuh kasih.

Apapun yang terjadi, anakku tidak boleh merasa sendiri.

Papa di sini sayang ..

.

Yunho's Diary

15 Juli 20xx

Aku senang sekali! Meski sebelumnya aku sempat galau ..

Wooyoung menasihatiku, katanya aku tidak boleh stress

Bagaimana pun bayi ini adalah bayi yang tidak berdosa kan?

Aku tidak ingin membuatnya tertekan, karena itu ayo berbahagia Yunho!

Ayo bangkit! Ahh, kemaren Mingi tersenyum..

Sudah berapa lama ya aku tidak melihatnya?

Suamiku memang tampan ~

Anakku pasti akan tampan juga jika ia laki-laki, karena aku dan Mingi memiliki gen yang bagus ( ̄▽ ̄)

Dann, aku akhirnya bisa memakan makanan yang dulu di larang Mingi ..

Huhuu aku senang sekali!

Mama! Aku merindukanmu, namun tenang, anakmu ini kuatt! Aku akan baik-baik saja ~

Yunho.

.

.

.

Haii, semoga chapter ini sedikit menjadi obat buat kalian
ヽ(´▽`)/

Diary ( Yungi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang