* 003 *

50 7 6
                                    

一一一

Hari ini Yunho ke dokter, bersama Mingi tentunya, meski sebelumnya ia selalu datang sendiri, entah atas dasar apa ia tiba-tiba ingin ikut dengan Yunho.

Dengan memakai pakaian santai serta topi, penampilan Yunho terlihat manis, siapa sangka laki-laki itu berusia 27 tahun?

Mereka duduk berdampingan di dalam mobil, canggung, tentu saja! Yunho pun sudah lupa bagaimana keadaan mobil milik suaminya itu, karena ia jika keluar pun hanya menggunakan ojek saja dan Mingi tidak mau repot untuk mengantar dirinya.

"Mingi, apa kau lapar?" Yunho menoleh, menatap wajah Mingi dari samping, masih tetap gagah seperti biasa.

"Kenapa? Kau lapar?" Yunho mengangguk pelan, yang tentu saja di sadari Mingi saat ia melirik ke samping.

"Nanti pulang beli jus, kita ke dokter dulu," jawabnya singkat. Yunho lagi-lagi hanya bisa pasrah.

.

"Perkembangan untuk Yunho ya? Ternyata ada keberhasilan!" Wooyoung tersenyum cerah, iya, dokter mereka adalah Wooyoung, temen Yunho saat SMA dulu, ia seorang dokter kandungan.

"Apa rasanya sakit?" Wooyoung memajukan tubuhnya, berbisik pada Yunho, Yunho menoleh, sedikit mengangguk.

"Hahh, jangan di paksakan Yunho, Mingi memang keras tapi seharusnya ia lebih lembut kepadamu," Wooyoung mengomel, ia duduk di kursi miliknya, dan menyisir rambutnya ke belakang, ia kesal.

Saat ini hanya ada mereka berdua, karena entah kemana si Mingi, ia tidak ikut masuk bersama Yunho.

"Tadi saatku periksa, apa Mingi kasar padamu?" Wooyoung menatap lekat wajah temannya.

"Ya.. sedikit? Sudah tiga hari lalu kok, tenang saja," Yunho tersenyum, lagi-lagi Wooyoung menghela nafas.

"Apa perlu ku berikan salep? Sepertinya itu lecet sekali," Wooyoung tampak mengotak-atik isi tasnya, dokter itu telaten sekali.

"Ini, pakai sendiri, rasanya dingin kok, tidak bikin perih karena aku juga tau rasanya kalau San sudah main kasar, dan besoknya ku tendang dia!" Wooyoung bersungut-sungut, Yunho terkekeh, temannya itu lucu sekali.

"Terima kasih Woo, maaf merepotkanmu," Yunho membungkuk sopan.

"Eyy, kau seperti sama siapa?" Wooyoung tertawa, ia berdiri, merangkul pundak Yunho dengan sedikit berjinjit kecil.

"Yunho, jika sudah keterlaluan, aduin saja pada San ya?" Wooyoung menatap sendu, Yunho yang hapal pada sosok itu hanya mengangguk pelan.

"Hei, aku tidak apa, ini hanya masalah kecil, lagi pula, Mingi tidak pernah memukulku kok," Yunho mengacak surai gelap Wooyoung, membuat empunya mendecih.

"Iya tidak menyiksamu secara fisik tapi.."

"Hei, Wooyoung, aku baik, lihat sendiri kan? Tidak ada luka padaku," Yunho memotong ucapan temannya.

"Baiklah, aku mendoakan yang terbaik untuk kalian, nanti aku akan mampir saat Seyoung sudah tidak sakit," Wooyoung mendesah pelan.

"Dia sakit apa Woo?"

"Demam, rentan sekali anak usia tiga tahun itu untuk sakit, aku tidak tega melihatnya.." Wooyoung merengek, ah, temannya itu sudah dewasa rupanya.

"Tidak apa, itu hanya bagian tugasmu kan?" Yunho tersenyum, mencoba menguatkan Wooyoung, meski ia sendiri belum mengalaminya, namun ia sedih mendengar kesayangannya itu sakit.

"Iya aku tau, baiklah! Semangat untukmu dan untukku!" Wooyoung menyengir lebar.

"Terima kasih Wooyoung, aku merasa lebih baik," lalu mereka berpelukan erat, menguatkan satu sama lain.

.

"San, apa kau bisa menasihati Mingi? Aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi." Wooyoung menelpon suaminya yang bekerja di kantor polisi.

Ada apa sayang? Yunho baik-baik saja kan?

"Sepertinya tidak, tapi dia menutupinya, aku.. cuma ngga mau lihat temanku begitu San," Wooyoung menggeleng pelan, ia merengut.

Baiklah, nanti ku tanya Mingi, kamu sudah makan? Jangan lupa makan Woo..

"Aku sudah makan San! Kamu pasti belum, iya kan?" Wooyoung mendecih, ia mendengar San tertawa di balik telepon.

"Sudahlah, kau selalu begitu, aku tutup!" Dan Wooyoung menutup telepon mereka.

.

Yunho menghela nafas, ia sedikit iri dengan Wooyoung dan San, kedua temannya itu tampaknya bahagia sekali, sedangkan ia dan Mingi? Entahlah, Yunho sendiri tidak tau bagaimana mendeskripsikannya.

Yunho membuka buku diary miliknya, melihat beberapa lembar kosong di belakang.

Niatnya ia isi dengan siklus kehamilannya, namun saat ini saja ia tidak menunjukkan akan isi.

Lalu menghela nafas lagi, lebih berat dari sebelumnya.

.

Yunho's Diary

2 Juli 20xx

Hari ini Wooyoung cerita bahwa Seyoung sedang sakit, ahh, anakku :(

Sedih sekali dengarnya, aku akan menjenguk mereka nanti! Dan ku bawakan brownis yang dia suka, akan ku buatkan yang banyakk!

Tadi katanya Woo, aku sudah ada keberhasilan! Akhirnyaa, aku benar-benar tidak sabar, aku mau juga merasakan morning sickness seperti yang lain, dan juga ngidam! Ah, tapi aku ragu Mingi mau ..

Eyy, kata Wooyoung, dia harus mau! Jadi aku senang sekali, akhirnya aku akan ada alasan untuk dekat dengan Mingi. Aku merindukan hari-hari kami dahulu..

Sudah ah, aku semakin tidak sabar!

- Yunho -

.

.

.




Lagi ada ide untuk book ini hehe <3

Heyy, kalian jangan marah dulu sama Mingi! Soalnya masalahnya belum kelihatan 🌚

Maafkan aku jika membuat karakter Mingi seperti ini, aslinya dia soft boy , aaaaaa mingi-ya :(

Ppai ~ ppai ~

Ketemu lagi di chapter berikutnya ! (öᴗ<๑)

Diary ( Yungi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang