* 010 *

64 11 1
                                    

一一一

"HOEKK!" Yunho memuntahkan makanan paginya, meski sebenarnya ia hanya memakan roti saja sama susu untuk orang hamil.

Ia melirik ke Mingi yang menatapnya datar dari meja makan, dengan segera membersihkan sisanya dan kembali ke samping Mingi.

"Kau tau aku sedang makan kan?" Nada dingin itu menusuk Yunho. Ia menunduk.

"Maafkan aku, tapi aku mual sekali.." cicitnya pelan.

Yunho mendengar Mingi mendengus kasar, lalu ia melihat suaminya itu mengambil tasnya dan pergi dengan emosi.

Yunho tau, Mingi pasti kesal dengannya.

Ia mengganggu waktu sarapannya yang berharga, dan Yunho hanya bisa terdiam.

Lagi pula, siapa yang mau mual dan muntah-muntah?

Tidak ada.

Yunho pun melakukannya karena bawaan bayinya..

Dan dengan hati-hati ia membersihkan sisa sarapan Mingi dan kembali ke rutinitas biasa.

.

Yunho sedikit bergetar, ia sendirian, dan perutnya mual sekali.

Ia jadi berpikir, apa semua orang hamil akan seperti dirinya? Morning sickness yang ia alami benar-benar mengganggu.

Matanya tampak berkunang-kunang, ia sedikit merangkak untuk bisa sampai ke kamar.

Karena sungguh, ia lemas sekali..

.

Yunho mengernyitkan keningnya. Ia merasakan ada kompresan di atas dahinya, ia tersadar dari tidur.

"Hngg.." saat ia mencoba bangkit, sakit kepala menyerangnya, lalu ia dapat melihat Wooyoung datang dengan bubur di tangannya.

"Jangan di paksa, kamu seharusnya tetap memaksa makan, mau sebanyak apapun yang di keluarkan, vitaminnya di minum terus kan?" Ini Wooyoung, ia duduk di samping Yunho.

"Kenapa disini?" Suara Yunho serak, sepertinya tadi ia pingsan dan tidak sadarkan diri.

"Tadi mau bawa Seyoung, katamu kemaren kan kangen, tapi ternyata malah ngeliat kamu terbaring di lantai kamar," Wooyoung tertawa pelan.

"Ahh, maafkan aku, soalnya tidak terbiasa Woo, aneh sekali rasanya.." Yunho menunduk, ia sedikit merasa tidak enak badan sekarang.

"Ngga papa, wajar, makan dulu, nanti vitaminnya jangan lupa di makan juga," Wooyoung mengusak rambut Yunho, ia mencoba menyuapinya, bayi besar itu.

"Aku bisa sendiri, Woo.." Yunho menolak, ia mengambil sendok itu dan memakannya perlahan.

"Makan yang banyak ya, aku akan liat Seyoung dulu," Wooyoung jalan keluar, ia melihat San dan Seyoung yang sedang menunggu di ruang tengah.

"Yunho ngga papa, Woo?" Wooyoung mendekat, ia memeluk tubuh San.

"San.. Yunho sepertinya sedang stress.." cicitnya.

"Mingi ya?" San menoleh, ia mendapati Wooyoung mengangguk.

"Tapi selama Mingi tidak main tangan, kita tidak bisa membantunya sayang.." dengan lembut mengusap punggung kesayangannya itu.

Iya, San itu polisi, namun ia tidak bisa menggunakan jabatannya untuk asal menuntut orang.

Meski ia kerap kali kesal dengan Mingi, Yunho itu temannya saat SMA, ia benar-benar kesal jika temannya itu disakitin, meski memang Mingi juga termasuk temannya.

.

Setelah Wooyoung dan San pulang, Yunho sudah jauh lebih baik, perutnya pun sudah tidak semual tadi pagi, ia bersyukur Wooyoung datang hari ini, karena kalau tidak, mungkin ia tidak akan makan seharian.

Dengan memangku buku harian yang selalu ia isi belakangan ini, Yunho membolak-balik halaman buku itu. Sesekali membacanya ulang.

Meski baru sebulan lalu ia punya buku itu, namun ia sedikit merasa bersyukur, dengan senyuman di bibirnya, ia memeluk buku itu erat.

Saksi bisu perjuangan Yunho, dan juga sebagai yang menemaninya disaat sendirian di rumah tanpa Mingi.

CEKLEK .

Suara pintu di buka membuat Yunho terdiam, ia melirik jam, ini bukan jamnya Mingi pulang..

Dengan perlahan ia berjalan ke pintu, mengintip dari celah pintu yang ia buka perlahan.

Lalu ia melihat Minji, perempuan yang notabennya itu mahasiswi suaminya itu memasuki rumahnya.

Berdua dengan lelaki asing yang ia tidak tau, dan mereka sedang bercumbu mesra!

Tapi.. sejak kapan anak itu memiliki kunci rumah mereka?

Yunho membelalakkan matanya, pemandangan ini seharusnya tidak terjadi.

Mengapa harus di rumahnya? Di rumah mereka?

Minji ..

Apakah anak itu benar-benar anak yang baik?

.

Yunho's Diary

20 Juli 20xx

Mingi..

Kapan kamu pulang? Aku melihat Minji di rumah kita..

Dia sedang mencium pria lain.. di ruang tamu kita!

Aku ngga tau dia tau aku di rumah atau tidak..

Tapi sejak kapan?

Anak itu bukannya akan kau nikahi setelah bercerai dariku?

Apa kau sama sekali tidak mengetahui itu, Mingi?

Mingi.. aku tidak mau kamu terluka..

Apakah aku harus diam saja?

Tapi sejak kapan mereka bisa memasuki rumah kita seenaknya?

Apakah kau yang memberi izin, Mingi?

Aku bingung sekali, kenapa rumahku jadi tempat seperti ini..

Aku butuh penjelasan Mingi..

Yunho.

.

.

.

Wuhuuu, ini cukup gak sih buat boom update? 🤔

Okee, see u next chapter (๑ˇεˇ๑)•*¨*•.¸¸♪

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary ( Yungi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang