KENANGAN YANG SULIT DILUPAKAN

23 10 3
                                    

Setelah melewati serangkaian program Ospek hampir seminggu lamanya, kini saatnya semua murid-murid baru kelas X sedang mengadakan pemilihan ketua kelas di masing-masing kelasnya dengan cara pemungutan suara, begitu juga kelas dengan kelas Fira. Tak lama kemudian, terpilihlah Fira mewakili kelasnya menjadi ketua kelas X-3. Fira sangat bersemangat terlebih Fira memang tipe anak yang suka berorganisasi.

Tak disangka menjadi ketua kelas sangat menambah penglaman Fira berorganisasi, pasalnya banyak nya agenda kesiswaan yang mengharuskan Fira untuk menghadiri undangan pengarahan dari guru maupun pembina OSIS agar dapat berbagi informasi kepada teman-temannya di kelas. Dan disini lah pertama kali ia mengenal Amir, siswa kelas X yang juga ketua kelas X-8.



Bermula saling mencuri pandang ketika rapat ketua kelas, hingga akhirnya mereka berdua di pertemukan secara intens melalui rapat panitia kegiatan buka puasa bersama yang diadakan sekolah mereka. Mereka mulai akrab satu sama lain dan memberanikan diri untuk menunjukan ketertatikan satu sama lain dengan sikap-sikap manis ala ABG, mulai lah mereka bertukar nomor handphone untuk sekedar sms atau telpon berjam-jam (Jaman mereka SMA belum ada BBM, apalagi aplikasi Chat dari HP pintar seperti sekarang). Hihihi....



"Hmmmffff....emang ya Amir tuh udah keren banget dari SMA, makanya gue naksir berat sama dia," gumam nya sambil memandang foto mereka berdua di air terjun Gunung Gede Pangrango, saat acara pelantikan siswa baru yang diadakan disana selama 3 hari saat membuka file-file foto lama dari laptopnya.

"Tuh kan gua jadi baper gara-gara inget dia lagi." tanpa sadar sepanjang jalan menuju kekantor, Fira malah flashback kenangan mereka.

Fira ingat betul hari-hari di sekolah saat jam istirahat atau saat sedang rapat Ketua Kelas merupakan hari-hari dimana kenangan indah bersama Amir sulit di lupakan dan tak akan terlupakan. Terlebih kebetulan Fira punya sahabat dari jaman SMP yang juga menjadi teman sekelas Amir di kelas X-8, Aniziah namanya dan sering di panggil Zia. Kala itu Amir yang tahu kalau Zia bersahabat dengan Fira sejak SMP pun mulai mencari-cari informasi tentang Fira melalui Zia bahkan hingga titip salam.

Sebetulnya sedari dulu mereka berdua merupakan pasangan remaja yang manis yang gaya berpacarannya tak seperti anak muda biasanya yang sampai melampaui batas. Fira sering kali menolak ajakan Amir untuk keluar untuk sekedar makan atau nonton film. Bahkan selama pacaran dengan Amir pun mereka baru sekali yang namanya ngedate ala-ala ABG untuk nonton film dan makan.


Fira ingat untuk pertama kali nya mereka makan berdua bukan di kantin sekolah maupun di acara sekolah melainkan di restoran salah satu restoran siap saji America dan Fira pun hingga kini masih mengingat betul makanan yang mereka pesan kala itu.



"Waflle Ice Cream," kenang Fira tanpa sadar matanya berkaca-kaca ,"Kamu pakai topping selai coklat dan aku pakai topping selai strawberry."

Namun sayang hubungan pacaran mereka memang hanya berlangsung 1,5 bulan saja karena Amir yang memutuskan hubungan mereka sepihak melalui SMS. Padahal di saat yang sama Fira harus siap menerima keputusan cerai kedua orang tua nya pasca Ayah Fira bangkrut. Itulah mengapa sebabnya meski Fira masih memendam rasa selama itu namun Fira tak ingin kembali mengulang kesalahan yang sama

Saat itu dimana ia masih sangat kecil untuk menerima cobaan berat dalam keluarganya, Amir justru meninggalkannya tanpa sebab dan alasan apapun. Sedih, perih , hancur, seakan-akan ia remaja termalang di dunia. Fira menangis tak henti-hentinya meratapi nasibnya, Ayahnya bangkrut, Ibu nya mulai sakit-sakitan, sekolahnya terancam putus karena tidak ada biaya, kedua orang tuanya ribut besar dan yang terakhir Fira harus kehilangan cinta pertamanya.

Kecewa dengan keadaan dan sakit hati itulah yang Fira rasakan saat itu. Hingga tanpa sadar pipi Fira basah tak bisa memahan kesedihan sepanjang perjalan kekantor. Pak Mat sopir kantor yang saat itu bertugas menjemput Fira ke kantor hanya bisa diam melihat Fira sedih sepanjang perjalanan.

Ada satu hal yang Fira syukuri kala itu, untungnya sedari kecil Fira telah ditanami nilai-nilai keagamaan sehingga Fira tidak mengambil jalan pintas meskipun hidup nya benar-benar berat untuk ia hadapi

+++++++++++++++++++++++++++++++++


PERSIMPANGAN DUA HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang