FIRA
Chat terakhir dengan Amir tempo hari rupanya masih membuat pikiran Fira tak karuan, dan semakin malam pikiran dan Fira menjadi semakin kacau. Terbayang olehnya lelaki dari masa lalu nya, lelaki sebaya dengan nya, cinta pertamanya. Andai saja perpisahan kala itu baik-baik saja pasti ia tak akan sepenasaran ini. Ada perasaan senang, bimbang dan rindu. Bagi Fira tak penting apakah Amir masih mencintainya sama seperti ia masih mencintai Amir atau tidak. Yang ia butuh hanya penjelasan.
"Ya Allah...Indonesia itu luaaaaasssss, kok si Amir bisa long stay di sana juga sih," Fira kagetnya bukan main.
Untung aja selama 4 hari ini Fira sedang di Bandung, kota dimana orang tua nya tinggal sekarang, jadi untuk sementara waktu ia gak perlu repot-repot untuk menghindar dari Amir jika tak sengaja bertemu di hotel tempat mereka sama-sama stay saat ini. Dan tibalah hari dimana Fira dan Rio sudah harus kembali ke Cepu karena cuti mereka sudah selesai.
Rio dan Fira sudah dekat semenjak 2 tahun yang lalu dan kebetulan mereka adalah rekan kerja, hanya beda divisi saja. Mereka berdua ke Bandung dalam rangka acara lamaran dan mereka berencana akan segera menikah sehabis lebaran tahun ini. Akhirnya Fira harus kembali berpisah dengan orang tuanya untuk kembali ke kota Cepu.
Akhirnya tibalah mereka berdua di stasiun kota dan menuju parkiran mobil. Rio segera melajukan mobilnya yang memang sengaja mereka parkirkan di stasiun kota. Dengan segera mereka menuju hotel Tiara tempat tinggal Fira selama di kota ini. Sesampainya disana seperti biasa Rio dengan setia mengantarkan Fira dan membantu Fira membawa barang-barang nya hingga ke hotel.
Pintu lift yang belum tertutup sempurna kembali terbuka karena ada seorang pria berparas arab yang juga ingin masuk ke dalam lift tersebut. Ternyata tanpa mereka saling menyadari, mereka berdua pernah saling menjadi cinta pertama antara satu sama lain. Yah, rupa nya Amir dan Fira berada di dalam lift yang sama dan hanya terhalang beberapa orang lainnya yang juga ada di dalam lift tersebut . Sementara Fira tertunduk letih, saat itu Amir lebih asik memainkan Tab milik nya hingga ia tak menyadarinya.
Saat beberapa orang keluar dari lift dan lift mulai sedikit longgar, Fira akhirnya menyadari bahwa pria yang berada 1 lift dengannya adalah Amir, saat ia tak sengaja melihat luka bakar kecil di sikut tangan kanan pria di depannya tersebut. Dan untungnya ia berdiri di belakang Amir, paling tidak Amir tidak menyadari keberadaannya sehingga Fira masih bisa bersikap setenang mungkin seolah olah tidak terjadi apa-apa. Sontak Fira segera menundukan wajahnya agar Amir tidak bisa mengenalinya. Fira pun dengan spontan mengambil kacamata hitam dari tas nya dan menggunakan kacamata tersebut.
"Untung saja Mas Rio enggak sadar kalau mendadak aku agak grogi," batin Fira sambil sesekali melirik mas Rio.
Begitu pintu lift terbuka, Fira secepat kilat meningggalkan pria tersebut yang juga masih asik dengan tabnya. Berjalan beberapa langkah dari lift sampailah Fira dan Rio di sebuah kamar di ujung lorong. Fira pun segera membuka pintu kamar nya dengan Guess Card miliknya.
"Makasih ya Mas udah bantuin aku bawa barang-barang ini," ucap Fira penuh kelembutan "Kayak nya lebih baik kamu pulang aja deh ya, maaf banget aku takut nanti malah jadi fitnah sama yang lain kalo aku ngajak kamu masuk ke kamar ku." Pinta Fira
"iya enggak apa-apa kok Dek, yaudah ya aku pulang ke rumah dulu, kamu baik-baik, cepat hubungi aku kalau kamu butuh aku walau itu tengan malam sekalipun." ucap Rio.
Kebetulan Rio memang asli orang Cepu, jadi ia lebih memilih tinggal di rumah orang tua nya. Bagi Fira sosok Rio hampir mendekati sempurna. Rio lelaki yang baik, jujur dan rajin beribadah. Itulah yang membuat Fira mantap menjadikan Rio sebagai suami nya. Paras nya yang manis pun menjadi nilai tambah Rio yang gak kalah maskulin dari Amir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSIMPANGAN DUA HATI
RomanceFira yang tinggal menghitung hari menuju hari pernikahannya, tiba-tiba dikagetkan dengan munculnya Amir dikota dimana Fira tinggal saat ini. Amir adalah mantan pacar pertama Fira sekaligus cinta pertamanya. Amir datang dengan cara kebetulan setelah...