Malang tak dapat ditolak, saat itu Fira mengalami kecelakaan kerja tepatnya saat Turn A Round tahunan di kilang tematnya bekerja. Sebelum kejadian tersebut, begitu banyak pekerjaan lapangan yang membutuhkan advice nya secara langsung dari segi Prosses Engenering, tanpa sengaja ia memegang scafolding yang telah terinstall namun belum terinspeksi oleh inspector scafolding.
Ternyata scafolding yang ia pengang belum lah sempurna sehingga scafolding tersebut rubuh dan menimpa tubuh Fira. Fira langsung dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan tidak sad Ia kehilangan banyak darah karena luka di kepala nya sehingga membutuhkan cukup banyak kantong darah dan untuknya saat itu rumah sakit memiliki stok darah yang cukup sehingga nyawa nya dapat tertolong.
Meskipun ia selamat namun Fira harus kehilangan penglihatan nya secara tepat 3 minggu sebelum hari pernikahan nya dengan Rio. Dokter memvonis jika kebutaan yg ia alami adalah kebutaan permanen yang di sebabkan cedera pada saraf mata nya akibat terhantam benda keras yang membuat helm proyeknya belah menjadi 2. Di tambah lagi patah tulang tangan yang Fira alami memnambah lengkap penderitaan Fira.
Semenjak musibah tersebut, Fira kembali ke Bandung kerumah orang tua nya. Perusahaan tempat Fira bekerja memberhentikan Fira sementara waktu dan bersedia menerima Fira kembali jika Fira sudah sehat sedia kala. Fira sangat terpukul dengan musibah yg menimpanya. Tapi ia berusaha tegar demi kedua orang tua nya.
Tak terasa 2 minggu lagi adalah hari pernikahan Fira dan Rio, namun ternyata tanpa sepengetahuan Fira, keluarga rio menyarankan agar Rio berfikir kembali sebelum benar benar menikah dengan fira yg kini telah buta. Rio yg notaben nya sangat penurut dengan mamanya akhirnya setuju memutuskan sepihak pernikahan mereka dan malah menerima perjodohan nya dengan anak teman mama nya yang berprofesi sebagai dokter anak.
-------
Sejak kebutaan yang di alami oleh Fira, ia merasakan kejanggalan dan perubahan sikap rio terhadapnya. Tetapi fira tetap berfikir positif dan mempercayai calon suaminya akan setia kepada nya. Benar saja lambat laut Rio mulai jarang menghubungi nya hingga suatu hari datangnya tukang pos ke rumah Fira.
“Pos,,,,” Pak Pos setengah baya menyapa Fira yang duduk di teras ,”Neng Fira ada surat dari Kota Cepu.”
Fira yang mendengar Kota Cepu langsung antusia dan Pak Pos yang juga masih tetangga Fira dan mengerti kondisi Fira saat ini langsung memberikan surat tersebut langsung ke tangan Fira.
“Mang maaf bisa tolong bacakan ini pengirimnya dari siapa ya? Dari kantor kah? Ada apa ya kok saya di surati segala,” ucapnya dengan logat sunda nya.
“Oh,, mmmm....ini pengirimnya atas nama Rio Nugroho Neng.” Jawab Pak Pos.
“Ada apa ya Mas Rio kirimi aku surat, yaudah Mang makasih banyak ya" ucap Fira sambil senyum-senyum.
Berbarengan tukang pos keluar dari gerbang kediaman Fira, muncul suara gerbang didorong dan terdengar seperti ada mobil masuk ke parkiran dan benar saja seketika menjadi ramai.
“Asslamuallaikum,,”suara seorang wanita terdengar memberi salam kepada Fira.
“Wallaikumsallam,” Suara yang tak asing bagi Fira, dicobanya mengingat suara siapa itu ,”Mashaa Allah Ziaaaaaaaaa........”
Zia dengan menggendong putri bungsunya mendekat ke arah Fira dan di peluknya sahabat baiknya itu. Fira pun langsung mempersilahkan rombongan dari Surabaya untuk masuk kedalam rumah.
Duduklah Zia persis di samping sahabatnya, tak kuasa menahan haru sesekali menyeka air mata yang tak sengaja jatuh di pipinya saat melihat kondisi sahabatnya itu, tangan kiri Fira terlihat masih di gips dan tatapan matanya kosong menandakan gangguan penglihatan yang di alami Fira.
“Maaf ya Fir, saat kamu kena musibah kita enggak ada buat kamu. Sebetulnya Fajri udah denger kabar kalau kamu kena musibah di kerjaan, Tapi Fajri enggak berani cerita ke aku takut aku pikiran.” Jelas Zia.
“Iya Fir, soalnya di saat kamu kena musibah, Fira masih bedres, Fira abis keguguran lagi, makanya aku enggak tega cerita tentang kamu ke Zia,” Fajri menambahkan.
“Innalillahi...Zi, kamu keguguran lagi?kok kamu enggak cerita sih, sekarang kondisi kamu gimana?apa enggak bahaya kalau kamu maksain diri perjalan jauh kaya gini?”
“Inshaa Allah aku udah baikan ko ZI, udah atas saran dokter juga.”
“Iya tapi kan enggak usah kamu paksain gini, yaudah nanti kamu langsung istrirahat ya jangan capek-capek, tunggu sebentar ya kamarnya biar siapin Bik Iroh”
Bi Iroh dengan cekatan membantu Fajri membawa masuk koper-koper ke kamar tamu.
Fira agak sedikit bingung, bagaimana Fajri bisa mengetahui musibah yang menimpa Fira, padahal sama sekali Fira maupun keluarga sudah lama tidak berkomunikasi dengan Fajri maupun keluarga dengan keluarga Fira yang ada di Surabaya.
“Ngomong-ngomong kalian tahu dari mana kalau aku kena musibah?” Tanya Fira kepada kedua sahabatnya tersebut.
“Saat kamu masuk rumah sakit, Amir ngabarin aku tentang kejadian yang menimpa kamu, waktu itu kondisi kamu masih kritis dan koma Fir, dan hari itu juga Amir harus ke Sulawesi karena ada urusan proyek di sana jadi Amir enggak cerita secara detail tentang kamu,” ucap Fajri menjelaskan.
“Amir?” tanya Fira heran "kok dia bisa tau aku kecelakaan?"
“Iya Fir jadi dia gak sengaja denger dari temen-temen kerja mu yang stay di hotel waktu dia lagi di resto untuk breakfast, dan dia memastikan lagi itu betul kamu atau bukan" jelas Fajri panjang lebar.
Teringat akan surat yang datang kepadanya tadi, Fira meminta tolong Zia membacakan surat tersebut. Sementara Fajri yang tak enak hati mendengar isi surat untuk calon pengantin, pamit untuk ke toilet.
“Cieee....Cieeee....romantis bener ya calon suami kamu, 2 hari lagi menikah pake ngirim surat-suratan segala,” goda Zia..
“ Ihhh apaan sih kamu, norak deh, udah cepetan baca, aku penasaran nih,” ucap Fira di selingi tawa bahagia.
Asssalamuallaikum Wr. Wb.
Apakabar kamu Fira? Semoga sehat dan dalam perlindungan Allah.
Mohon maaf bila mas jarang menghubungi kamu di karenakan kesibukan mas yang
Bertambah di kantor semenjak kamu resign.
Maaf bila surat ini datang amat mendadak, tapi mas hanya manusia biasa.
Berat rasa hati untuk mengikuti keinginan Ibu.
Tapi kamu pasti paham surga ada di telapak kaki Ibu bukan?.Zia terdiam sejenak, menyakini semua baik-baik saja. Di perhatikan wajah sahabatnya yang mulai memerah dan matanya yang berkaca-kaca seakan memahami isi surat tersebut.
Terdengar suara Zia pun seketika berubah menjadi parau.
“Zia,,,” Fira memanggil Zia yang tiba-tiba terisak tak mampu meneruskan membaca isi surat tersebut “kamu kenapa? Aku masih bisa minta tolong kamu kan untuk lanjutin baca isi surat ini?”
“Aku enggak kuat bacanya Fir,,,aku enggak kuat,” ucap Zia sambil memeluk tubuh Fira seaka-akan mengisyaratkan hal buruk baru saja terjadi.
Fira seakan mengerti apa yang dimaksud sahabatnya tersebut mencoba tegar meskipun air mata berlinang dari kedua mata nya yang kini telah buta.
“Udah kamu jangan sedih, inshaa Allah kau ikhlas kok. Mungkin ini yang terbaik untuk aku Zi,” ucapan Fira membuat Fira semakin terisak.
Ibu Fira yang berada di ruang keluarga bersama sanak famili yang juga menjadi panitia pernikahan Fira dan Rio merasa curiga ketika mendengar seperti suara tangisan dari ruang tamu nya. Di tengoknya dan benar saja ia menyaksikan Fira dan Zia menangis sambil berpelukan sambil menggenggam surat yang baru saja Fira terima dari Rio.
“Fira....” panggil Ibu nya dengan nada khawatir, “ada apa nak, kenapa kalian berdua menangis?”
Kedua nya tak mampu menjawab pertanyaan Ibunda Fira.
Ibunda Fira semakin curiga dengan isi surat tersebut, di raihnya surat tersebut dari tangan Zia. Di bacanya seksama sambil menahan sesak didada. Hingga akhirnya ia tak sadarkan diri setelah mengetahui isi surat tersebut.
“Ibu....Ibuu....tolongggggg.....tolongggggg” sontak Zia histeris melihat Ibunda Fira pingsan.
“Ibu...Ibu kenapa Zi,,,Ibu kenapa?” Fira tergopoh meraba sekitarnya mencoba mengetahui kondisi Ibundanya.
++++++++++++++++++++++++++++++++++
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSIMPANGAN DUA HATI
RomanceFira yang tinggal menghitung hari menuju hari pernikahannya, tiba-tiba dikagetkan dengan munculnya Amir dikota dimana Fira tinggal saat ini. Amir adalah mantan pacar pertama Fira sekaligus cinta pertamanya. Amir datang dengan cara kebetulan setelah...