Anggi menarik paksa lengan Nindi menuju taman kampus.
Tak banyak mahasiswa yang berada disana, lantaran cuaca hari ini agak sedikit mendung.
Terlihat ada Rega dan satu teman laki-lakinya yang bernama Fajar berdiri tepat dibawah pohon rindang.
Nindi mengernyitkan keningnya sembari menatap Anggi dengan intens "Lah ngapain coba lo ngajakin gue kesini?" tanya Nindi yang merasa bingung.
Sedangkan Anggi tak menjawab, melainkan pergi bersama Rega meninggalkan Nindi dan Fajar yang masih berdiri saling berhadapan.
"Lo kagak ngikut mereka sekalian Jar?" tanya Nindi pada Fajar.
Fajar menggelengkan kepalanya cepat "Enggak" jawab Fajar singkat.
Nindi menganggukan kepalanya paham "Ohhh.. ya udah terus kita ngapain masih disini?" tanya Nindi bingung sembari mengernyitkan keningnya.
"Duduk" ucap Fajar sembari menekan kuat kedua bahu Nindi.
Mau tak mau, Nindi mulai mendudukan dirinya dibangku taman.
Nindi mendongakkan kepalanya menatap bingung laki-laki yang tengah berdiri dihadapannya.
"Duduk loh Jar, kagak capek apa lo berdiri terus?" tanya Nindi dengan heran.
Fajar menggelengkan kepalanya sembari berjongkok tepat dihadapan Nindi. Sedangkan Nindi hanya menatapnya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"Gue mau ngomong sama lo" ucap Fajar sembari menggenggam lembut kedua tangan Nindi.
"Lah bukanya dari tadi lo udah ngomong ya" jawab Nindi dengan terkekeh geli.
Fajar menghela nafas berat "Gue sayang sama lo" ucap Fajar serius.
Nindi membelalakan kedua matanya tak percaya "Hah.. apa coba ulangi lagi, gue gak salah denger kan barusan?" tanya Nindi mencoba menyakinkan pendengarannya.
Fajar menggelengkan kepalanya "Lo lagi gak salah denger Nin. Gue emang sayang sama lo, gue cinta sama lo" ucap Fajar menjelaskan.
"Gue.. guuu_" ucapan Nindi terpotong saat Fajar menempatkan jari telunjuknya tepat didepan bibir Nindi.
"Ssssstttt.. gue gak mau denger penolakan dari lo" ucap Fajar sembari menciumi kedua punggung tangan Nindi.
Nindi menggelengkan kepalanya "Tapi gue gak ada rasa sama lo Jar" ucap Nindi dengan jujur.
Fajar mengulum bibirnya menahan senyuman "Rasa bisa datang kapan aja Nin, lo pasti paham kan?" ucap Fajar meyakinkan Nindi.
Nindi mendongakkan kepalanya menatap awan sekilas "Kalo untuk sekarang gue gak bisa jawab Jar, gue butuh waktu" ucap Nindi sembari menatap Fajar serius.
"Anytime, gue bakal setia nunggu lo" ucap Fajar dengan tersenyum manis.
"Makasih" ucap Nindi sembari mengusap lembut kening Fajar.
Fajar menganggukan kepalanya sembari beranjak dari duduknya "Gue anterin lo pulang" ucap Fajar yang diangguki Nindi.
Kemudian mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran kampus.
Sedangkan dari kejauhan Anggi dan Rega saling bertos ria sembari tertawa bersama melihat kepergian Nindi dan juga Fajar.
Disepanjang jalan Fajar membawa kedua tangan Nindi untuk melingkar diperutnya. Yang seolah-olah menampakan Nindi tengah memeluknya dari belakang.
"Gue seneng banget Nin" ucap Fajar dengan sedikit berteriak.
Nindi menopang dagunya dibahu kanan Fajar "Seneng kenapa?" tanya Nindi penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia
General FictionDia Iya dia!! Dia yang selalu aku rindu, yang selalu aku nanti kedatanganya, yang selalu aku tunggu akan penempatan janjinya. Siapa dia? ••• Yuk markica, mari kita baca 25 Maret 2022 Sampit, Kalimantan Tengah