Jarang Bertemu

13 5 0
                                    

Seminggu berlalu, setelah Fajar datang kerumah Nindi dengan membawa banyak makanan.

Kini mereka berdua jarang sekali bertemu, atau sekedar untuk say hello.

Bukan karena mereka bertengkar atau ada masalah lain. Tetapi karena jadwal mereka yang terlalu padat dan berbeda, membuat mereka jarang bertemu.

Keharusan serta tanggung jawab mereka menyelesaikan skripsi, menjadi salah satu penghambat pendekatan mereka berdua.

Seperti sekarang ini, Nindi berada didalam ruangan dosen pembimbing bersama teman-teman satu bimbingannya.

Sedangkan Fajar sendiri, sekarang berada di lokasi pertambangan tempat dirinya magang dulu. Untuk memenuhi tugas skripsi agar mendapat ACC dari dosen pembimbingnya.

Sesibuk itukah mereka untuk mengerjakan tugas semester akhir?

Jawabannya adalah 'iya'.

So.. buat kalian para maba, jangan sampai salah ambil jurusan.

Karena kalian akan merasakan sakitnya ketika berada di semester 5 atau semester akhir.

Kata 'kating' yang sudah lulus hehe...

Back to topic

Nindi terkekeh geli sembari menatap Wulan disebelahnya "Biasanya sih iya, kalo orang pinter itu kebanyakan kepalanya botak tengah" ucap Nindi berbisik.

Wulan menutup mulutnya mati-matian menahan tawa "Hah.. Anjir stop udah Nin, sakit perut gue" ucap Wulan berbisik lirih.

Nindi menutupi wajahnya menggunakan buku, karena tak sengaja melihat dosenya yang tengah menatap dirinya dan juga Wulan.

"Nindi sama Wulan kenapa? Ada masalah?" tanya dosen tersebut.

Perlahan Nindi mulai menurunkan bukunya dengan menampilkan cengiran khasnya.

"Hehe.. iya pak, makanya kita berdua diskusi bentar" jawab Nindi berbohong.

Tampak dosen tersebut menganggukan kepalanya sembari mengacungkan ibu jarinya kearah Nindi.

"Bagus, bapak lebih suka mahasiswa seperti itu. Mau bertanya dan berdiskusi jika belum mengerti" ucap dosen tersebut sembari menatap kembali layar laptopnya.

Wulan terkekeh geli "Hahaha.. bege, padahal kita lagi ngomongin dia" ucap Wulan berbisik.

Nindi menganggukan kepalanya setuju "Iya, polos sekali beliau, hahaha" ucap Nindi menimpali sembari tertawa lirih.

"Mungkin karna kebanyakan mikir kali ya, jadi rambutnya rontok terus gak mau tumbuh lagi.. hihihi" ucap Wulan berbisik dengan terkekeh geli.

"Tapi kok anehnya bisa pelontos tengahnya doang ya? Gue liatnya kek globe gitu tau nggak. Hahaha" ucap Nindi dengan memelankan volume tawanya.

"Gue denger, lo berdua pada ngomongin apaan" ucap Azman tanpa menatap keduanya.

Nindi dan Wulan seketika membelalakan kedua matanya, sembari menatap Azman yang tengah membaca bukunya.

Nindi menggigit bibir bawahnya "Gimana nih Lan?" tanya Nindi sembari menyenggol lengan Wulan.

Wulan mengangkat kedua tangannya didepan dada "Lo tenang aja oke, Azman orangnya gak kek gitu kok" ucap Wulan menenangkan Nindi.

"Kata siapa? Gua orangnya tergantung kalian" ucap Azman dengan santainya.

Nindi mengernyitkan keningnya bingung "Maksud lo apa?" tanya Nindi yang masih tak mengerti.

Azman menatap Nindi dan Wulan secara bergantian "Gue bisa aja tutup mulut, tapi ada syaratnya" jawab Azman sembari menaik turunkan kedua alisnya.

Wulan memicingkan kedua matanya "Lo mau manfaatin kita berdua?" tanya Wulan curiga.

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang