Akhirnya

54 6 3
                                    

Nindi membuka pintu ruangan yang langsung disambut antusias oleh Anggi.

"Gimana-gimana?" tanya Anggi penasaran dengan menggoncang kedua bahu Nindi.

Nindi mengulum bibirnya menahan senyuman "Lulussss" jawab Nindi yang langsung mendapatkan pelukan hangat dari Anggi.

Anggi menyeka air matanya sekilas "Aaaa congrats Nin" ucap Anggi dengan berjingkrak-jingkrak kegirangan.

Setelah itu, Anggi melepas pelukannya pada Nindi dan beralih menaik turunkan kedua alisnya secara bersamaan.

"Traktirannya jangan lupa dong" ucap Anggi menggoda Nindi.

"Sekalian aja langsung ke Bogor" ucap Nindi dengan berjalan mendahului Anggi menuju parkiran.

Dengan cepat Anggi mengejar Nindi sembari memainkan kunci mobilnya.

Sampai diparkiran, mereka berdua bergegas masuk kedalam mobil. Dan Anggi mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Nindi menoleh menatap Anggi dengan intens "Kita besok ke wisata mana nih?" tanya Nindi dengan wajah penuh antusias.

Anggi mengetuk-ngetuk pelan dagunya "Kepuncak aja gimana?" tanya Anggi meminta saran pada Nindi.

"Capek kalo ke puncak. Mending yang seger-seger aja" jawab Nindi memberi usulan.

"Air terjun? Rekomendasi banget deh dari tante gue, di Curug Cikarak" ucap Anggi dengan mengacungkan jempolnya kearah Nindi.

Nindi menganggukan kepalanya setuju "Oke deh.. Berarti malam ini kita harus prepare, biar besok pagi kita bisa berangkat cepet" ucap Nindi yang diangguki Anggi.

Setelah itu, tak ada lagi percakapan diantara keduanya. Mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Merasa sepi, Anggi berinisiatif menyalakan musik yang membuat Nindi tersenyum sumringah.

I found a love for me
Oh darling, just dive right in and follow my lead
Well, I found a girl, beautiful and sweet
Oh, I never knew you were the someone waiting for me

'Cause we were just kids when we fell in love
Not knowing what it was
I will not give you up this time
But darling, just kiss me slow, your heart is all I own
And in your eyes, you're holding mine

Keduanya bernyanyi bersama dengan berteriak-teriak tanpa beban didalam mobil.

Sepanjang perjalanan, tak ada lagi kata sepi untuk keduanya. Suara bising kendaraan pun kalah dengan suara mereka.

Selama hidupnya hanya dengan Anggi, Nindi benar-benar merasakan adanya sosok seorang sahabat bahkan lebih.

Iya Anggi..! Dia adalah sosok sahabat yang sudah Nindi anggap seperti seorang kakak.

Mereka berdua dipertemukan didalam rencana Tuhan, sama-sama seorang remaja yang tengah mencari jati diri di Kota Kembang.

Dari pertemuan pertama mereka ditengah masa ospek hingga sekarang, persahabatan mereka tidak pernah sedikitpun mengalami kerenggangan. Justru mereka berdua saling mensupport satu sama lain, sehingga persahabatan keduanya semakin solid.

Deg

Nindi menoleh keluar jendela hingga tubuhnya berputar menghadap belakang, saat tak sengaja matanya melihat sekelebat sosok yang menghuni rumah didepannya.

Anggi mengernyitkan keningnya bingung "Kenapa sih Nin?" tanya Anggi yang kebetulan menghentikan mobilnya tepat di lampu merah.

"Oh eh, enggak kok enggak papa" jawab Nindi gagu.

"Ck.. cerita kek Nin" ucap Anggi dengan kekeh.

Nindi kembali menatap luar jendela yang menampakkan mobil berwarna hitam berada tak jauh dari mobil milik Anggi.

"Plisss lo harus dengerin cerita gue Nggi. Jadi beberapa hari belakangan ini, gue punya tetangga baru depan rumah. Dia cowok, dan katanya sih udah punya istri. Tapi istrinya jauh sama dia, maksud gue kek LDR gitu loh. Paham gak sih?" tanya Nindi dengan nada serius.

Anggi menganggukan kepalanya cepat "Oke gue paham, terus gimana?" tanya Anggi balik karena merasa penasaran.

Nindi menoleh sekilas keluar jendela sebelum kembali menatap Anggi "Gini, gue ngerasa aneh gitu sama tu orang. Setiap dia ngeliat gue, kek tatapanya beda banget. Bukanya gue kepedean atau gimana ya, tapi emang gue ngerasa dia kek lagi ngawasin gue gitu loh. Aneh gak sih? Dan setiap gue natap dia balik, dia selalu ngilang masuk kedalam rumah" jelas Nindi sembari mengulum bibirnya sesaat.

Melihat lampu berubah menjadi hijau, Anggi mulai menjalankan mobilnya perlahan "Bentar-bentar.. Dari cerita lo tadi gue nyimpulin kalo tu orang emang bener lagi ngawasin lo. Bukan maksud gue buat nakut-nakutin lo Nin, tapi kalo bisa lo harus hati-hati. Kita gak tau kan niat orang tu kek gimana? Ya anggap aja kita antisipasi buat apa yang terjadi kedepannya"

"Bukan itu yang gue takutin, tapi gue takut dia suka sama gue" ucap Nindi yang membuat Anggi tertawa terbahak-bahak.

"Aduh kocak lo, pede bener" ejek Anggi dengan menutup mulutnya.

"Nyenyenye.. Gue kan gak mau jadi Pelakor" ucap Nindi kesal sembari bersedekap dada.

Anggi mengernyitkan keningnya bingung sembari mencolek lengan Nindi "Liat deh, mobil itu kek ngikutin kita ga sih?" ucap Anggi yang membuat Nindi menoleh kebelakang.

Tepat sekali, mobil Toyota Rush berwarna hitam berjalan mengikut mobil Anggi.

"Gue mau mastiin, kalo dia emang bener mau ngikutin kita" ucap Anggi yang perlahan menghentikan mobilnya dipinggir jalan tepat didepan kedai boba time.

Secara bersamaan keduanya menoleh kebelakang yang langsung menjentikan jari saat melihat mobil hitam tersebut juga berhenti tak jauh dari mereka berada.

Tak hanya itu, keduanya turun dari dalam mobil dengan berpura-pura untuk membeli minuman.

Sesekali melirik kearah mobil tersebut, yang tak menampakkan sang pemilik didalamnya. Kaca hitamnya yang tak tembus pandang membuat Anggi dan Nindi menghembuskan nafasnya kasar.

"Itu orang yang lo maksud?" tanya Anggi sembari menunjuk deretan pilihan rasa minuman.

Nindi manganggukan kepalanya cepat "Iya Nggi" jawab Nindi yang ikut menunjuk pilihan rasa kesukaannya.

Anggi berdehem sekilas sebelum kembali berpura-pura berbincang dengan Nindi "Ehemm.. Pelakor lo" ledek Anggi yang mendapat pukulan dari Nindi dilenganya.

"Rese lo Nggi" ucap Nindi tak terima sembari berjalan kearah tempat tunggu pembeli yang diikuti Anggi.

"Cieee.. bau-baunya bakal jadi bini kedua nih" ucap Anggi yang terus meledek Nindi.

Nindi mendatarkan ekspresi wajahnya seketika "Dasar anak babi" balas Nindi dengan kasar.

Anggi menjulurkan lidahnya sembari menunjuk mobil hitam tersebut lewat gerakan matanya "Dasar bini muda" ejek Anggi yang tak mendapat balasan dari Nindi.

Lebih baik dirinya berbalas pesan dengan Fajar, dari pada harus meladeni sahabatnya yang kebetulan kurang waras disebelahnya.

"Gantengnya laki ku" ucap Anggi dengan bernyanyi mengikuti lirik lagu.

"Apa sih lo, dari tadi nantangin terus" ucap Nindi dengan menggoyang-goyangkan kedua bahu Anggi yang membuat sang empu tertawa lepas.

"Bini muda euyyyyy" pekik Anggi dengan cekikikan.

VOTE

DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang