Bagian 01

28 5 6
                                    

"Siapa pun bisa berubah menjadi iblis, bahkan tanpa bisa diduga sedikit pun"

-Aurelia Tika Gemilang-

🎶Play Now|| DO- R.O.S.E 🎶

HAPPY READING
***

"

Tika, bangun! Udah siang bolong gini, kamu ngga sekolah, huh?!" pekik Santi sambil menyibakkan gorden kamar anak gadis manjanya ini.  Sinar mentari menerobos masuk, membuat Tika terbangun dengan nyawa yang masih belum terkumpul sepenuhnya.

"Mama!" protes Tika.

"Bangun kamu, Aurelia Tika Gemilang!" Jika sang mama telah menyebutkan nama panjang begini artinya akan terjadi perang dunia ketiga jika kemauan sang empu tidak dituruti.

"Eh iya-iya ini aku mau mandi," jawab Tika yang segera bangkit dari atas nakas dan meraih kain handuk yang terpajang rapi di samping pintu kamar mandinya.

Setelah menghabiskan waktu hampir setengah jam untuk bersiap-siap, akhirnya Tika turun kebawah  dengan tangan yang masih riweuh merapikan atribut sekolahnya.

"Pa-- eh kok lo ada disini, Al?" tanya Tika kaget mengapa manusia ini bisa masuk ke dalam rumahnya dan parahnya malah ikut sarapan bersama mamanya.

"Ya bisalah, kan gue manusia ganteng!" jawabnya santai.

Dia adalah Alvero Pribadi Perdana, manusia yang super-duper menyebalkan di dunia ini menurut Tika. Mengapa tidak, hampir setiap hari ia selalu mengganggu dirinya bahkan selalu merasa sok kegantengan di depannya yang membuat ia harus menyediakan kresek, takut jika sewaktu-waktu ia muntah saking tidak tahannya dengan kepedean tingkat dewa lelaki satu ini.

"Ma, Tika ke sekolah dulu nanti sarapan juga sekalian disana. Males banget kalau sarapan disini, soalnya ada makhluk mitologi!" tukas Tika sambil menyalami Santi.

"Ish kamu ini ngga boleh gitu, gini-gini Al udah baik loh mau bantuin Mama masak," cercah Santi yang tidak habis pikir mengapa anak gadisnya ini sangat tidak menyukai Al, yang menurutnya adalah lelaki baik.

"Bagus kalau gitu, bisa buat gantiin posisi mbok Nem yang lagi pulang kampung."

"Tika!" ucap Santi memperingati gadisnya.

"Iya Mamaku yang cantik, Tika mau pergi dulu. Assalamualaikum," pamit Tika kemudian mencium punggung tangan Santi.

"Eh tungguin gue dong! Nanggung nih, nasinya tinggal sesuap lagi!" sahut Al dengan mulut yang hampir menyuap nasi terakhirnya.

"Bodo!"

***
Aurelia Tika Gemilang, gadis cantik yang sangat pintar dan genius dalam bidang akademik maupun non-akademik. Mungkin orang yang pertama kali kenal dengan dirinya akan mengganggap bahwa ia adalah gadis yang anggun dan manis. Sebaliknya, gadis ini terkenal sangat psikopat. Memang spesies yang langka.

Berbicara soal sekolah, sekarang ia tengah menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di SMA Pelita Nusa.

Menjadi siswi yang sangat pintar, berbakat, cantik nan menawan tentu menjadi dambaan semua orang. Namun tidak bagi seorang Tika. Menjadi pusat perhatian banyak orang membuat dirinya risih. Apalagi hampir semua orang mendekati dirinya hanya untuk menjadi seorang parasit.

"Tika, tungguin gue!" sorak seseorang di belakang, Tika tahu persis suara bariton itu milik siapa membuat ia malas untuk meladeni manusia gabut itu.

"Ck, Tika capek nih gue ngejar Lo!" ucap Al ngos-ngosan dan terus menyamakan langkahnya dengan Tika.

"Siapa suruh?"

"Inisiatif gue sendiri, kan lo masa depan gue!"

"Ngga usah mimpi siang bolong Lo!"

"Tapi tante Santi udah setuju kalau gue jadi calon mantunya." tukas Al dengan senyum menggoda.

"Terserah!" jawab Tika sambil memutar bola matanya malas.

Sebenarnya Tika dan Al dulu adalah best goals couple  ketika mereka berdua sama-sama menjadi model dalam suatu proyek majalah. Tapi kini rumor itu seakan lenyap begitu saja, bak ditelan bumi setelah tersiar kabar bahwa Tika berpacaran dengan Ghalib- sang kapten basket SMA Mandala.

Namun setelah hubungan Tika dan Ghalib kandas, membuat Al bersemangat kembali untuk mengejar cintanya itu. Walau menurut Tika, Al adalah sosok playboy kelas kakap tapi sebenarnya tanpa diketahui perasaan Al masih tetap sama, yaitu mencintai Aurelia Tika Gemilang.

***
Bel tanda pelajaran pertama dimulai berbunyi, seluruh murid telah masuk dan duduk rapi dalam kelas masing-masing sembari menunggu guru datang, tanpa terkecuali Tika yang tengah sibuk mengambil buku pelajaran dari dalam ranselnya.

"Heh Tika! Udah berapa kali gue peringatin Lo ya! Al itu milik gue seutuhnya, jadi jangan harap Lo ngerebut dia dari gue!" bentak Aneta yang tiba-tiba datang sambil menggebrak meja Tika, membuat ia hanya berpura-pura tuli karena berdebat dengan nenek lampir satu ini hanya akan menaikkan tensi darahnya pagi ini.

"Heh abus, lo tuli, huh!?" geram Aneta. Baru hendak bersiap mengarahkan kedua tangannya untuk menjambak rambut Tika, sang empu langsung menjerit kesakitan karena tangannya dengan sadis dipelintir oleh Tika.

"Tangan Lo bagus juga buat gue patahin!" gumam Tika sambil memandang tangan mulus Aneta dengan tatapan iblis.

"Lepasin tangan gue anj*ng!" tukas  Aneta yang sudah merasa sangat kesakitan.

"Tangan cantik ini harus dikasih pelajaran dikit."

"Aw! Tika, lepasin tangan gue, nggak!"

"Ha, lo bilang apa tadi? Oh iya lupa, gue kan tuli." Remeh Tika kepada Aneta sambil mengeratkan pelintirannya.

"Tika, lepasin..." kini Aneta tampak telah pasrah, berurusan dengan Tika kali ini membuat ia sangat kapok. Perlahan cairan bening mulai mengalir dari pelupuk matanya.

"Haha." Tawa renyah Tika terdengar begitu nyaring dan menyeramkan bagi siapa pun yang mendengarnya. Membuat Aneta semakin kucut olehnya.

Beruntung saja Pak Budi-guru matematika telah berjalan mendekati kelas XII MIPA 1 membuat Tika melepaskan pelintiran itu,  dan membuat Aneta menjadi sedikit terhuyung ke belakang.

"Awas lo Tika!" gumam seseorang dari belakang yang masih terdengar oleh kuping Tika. Smirk pun tampil dari bibir mungilnya.

🍃🍃🍃

TBC

Update setiap penulis mood saja:D







TRIGONOME(TRY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang