"Satu hal bodoh yang pernah dilakukan akan menjadi boomerang dikemudian hari."
-Aurelia Tika Gemilang-
🎶Play Now||•Terlukis Indah•|| 🎶
Happy reading
***B
aru saja mereka sampai di depan pintu masuk, secarik kertas ditulis dengan tinta merah telah menanti mereka. Entah apa maksud pelaku sampai melakukan hal ini.
PERJANJIAN 24
BERSIAPLAH!'Ah sh*t! Dia tau darimana alamat gue?'- Batin Tika.
"Perjanjian 24? Maksudnya apa ini Tika?" tanya Santi yang khawatir sekaligus bingung dengan teror ini.
"Sepertinya kita sedang dimata-matai Ma. Malam ini dan seterusnya untuk sementara kita tinggal di apart dulu ya Ma," jawab Tika yang membuat Santi semakin bertanya apa maksud pembicaraan gadisnya ini.
"Kamu ada musuh, Nak?" tanya Santi dengan peluh yang mulai bercucuran.
"Hum lupain masalah itu dulu Ma, yang penting sekarang kita ngungsi ke apart dulu sebelum peneror tau keberadaan kita yang baru," jawab Tika menenangkan mamanya.
"Ya sudah sekarang kita ke apart, sebentar Mama panggilkan dulu Pak Yanto!" sahut Santi.
"Siap Ma."
"Sepertinya gue tau siapa pelaku teror ini! Awas aja, besok di sekolah mati lo!" gumam Tika dengan mata yang berapi-api, menyimpan dendam.
***
Disisi lain telah menanti seorang wanita muda bersama kekasihnya di sebuah ruangan bawah tanah yang begitu megah. Mereka menanti sebuah kabar gembira menurut mereka."Lapor nyonya, target sudah membaca ancaman itu!" lapor seorang laki-laki berbadan besar yang berpakaian serba hitam itu.
"Haha sebentar lagi hidup lo tamat, Aurelia Tika Gemilang!" gumam seorang wanita muda sambil memainkan jari-jari lentiknya.
"Jadi, apa rencana kita ke depannya?" tanya seorang lelaki muda seumuran dengan wanita yang berada di depannya.
"Kita harus hentikan pergerakan dia! Jangan sampai dia ikut olimpiade itu! Pastikan depresi dia kambuh tepat acara akan berlangsung. Ingat jangan sampai ada yang tahu!" jawab wanita itu.
"That's good!" sahut lelaki itu.
"Segera eksekusi!" perintah wanita itu kepada tiga orang bodyguardnya.
"Baik, Nyonya."
***
Pagi menjelang, tidak terdengar lagi suara kokokan ayam melainkan hanya terdengar suara alarm yang begitu memekakkan.
"Aduh, alamat telah gue!" gumam Tika yang pasrah ketika waktu telah menunjukkan jam 07.00.
Buru-buru ia bangkit dan langsung mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah, tanpa bersih dahulu. Tidak akan ada banyak waktu jika harus melakukan ritual itu.
"Pagi Ma!" sapanya kepada Santi yang sudah duduk manis di ruang makan.
"Pagi juga, sayang!" jawabnya singkat dengan raut wajah yang tampak menjelaskan kekhawatiran kepada putrinya akan ancaman semalam.
"Ma, aku berangkat dulu soalnya udah telat," pamit Tika.
"Kamu yakin mau sekolah? Kamu dalam keadaaan bahaya loh Tika!" sahut Santi yang jelas tidak mengizinkan anak gadisnya untuk bersekolah sementara waktu.
"Gapapa Ma, itu cuma orang iseng doang. Lagian di sekolah banyak orang ngga bakal berani dia. Trus aku juga pergi naik taksi atau angkot jadi dia ngga bakal macem-macem,"
"Ya sudah kalau gitu, hati-hati. Kalau ada apa-apa langsung telpon Mama! Nanti Mama juga minta tolong ke Al buat jagain kamu di sekolah,"
"Iya Ma, aku pergi dulu, assalamualaikum," pamit Tika sambil menyalami punggung tangan sang mama.
"Waalaikumussalam."
Setelah menghabiskan waktu hampir setengah jam Tika telah sampai di sekolah. Dan benar dugaannya, hari ini ia terlambat. Untung saja guru piket saat itu pak Budi, jadi Tika masih mendapat toleransi untuk masuk ke dalam kelas.
Belum sempat ia masuk ke dalam kelas, ia dihadang oleh Al dengan raut wajah cemas, entah kenapa lagi anak satu ini.
"Lo beneran di teror?" tanya Al dengan nada penuh kekhawatiran kepada Tika.
"Hum," gumam Tika dengan sorot mata malas.
"Astaga Tika kenapa lo ngga bilang gue, kan kalo lo bilang dari awal ke gue, gue bisa lindungi lo!" sahut Al gemas, karena ia tidak habis pikir kenapa ada perempuan seberani Tika.
"Udahlah gue ngga mau bahas-bahas lagi, yang ada pelaku makin kesenangan,"jawab Tika yang tidak ingin masalah ini semakin dibesar-besarkan.
"Ya udah, mulai hari ini sampai seterusnya lo dalam pengawasan gue!" ucap Al dengan penuh keyakinan, karena tidak ingin gadisnya dalam keadaan bahaya.
"Terserah. Minggir, gue mau ke kelas dulu," ucap Tika ketus.
*
**
Jam istirahat sebentar lagi akan berakhir, namun Tika masih dengan santai menyantap nasi goreng yang ada di hadapannya. Sebenarnya pikiran Tika masih kacau atas kasus teror yang telah membuat hidupnya tidak tenang dari semalam."Hai Tika!" sapa seseorang yang berada di depannya, Tika sepertinya mengenali suara itu milik siapa.
"Ngga usah basa-basi!" jawab Tika tanpa mendongak kepalanya.
"Gue tahu lo takut kalau perjanjian 24 disebarkan? Gue mau beri penawaran buat lo!"
"Penawaran ini sebenarnya simple sih, lo cukup relain Al buat gue, terus biarin Nina ikutan olimpiade gantiin lo. Ah iya sama lo batalin rencana perjodohan lo sama Ghalib. mudah, bukan?" sahut gadis itu sambil memainkan rambutnya, namun tidak diindahkan oleh Tika.
"Mang, ini jumlahnya berapa ya?" tanya Tika kepada penjual nasi goreng itu.
"Songo Neng!" jawab penjual nasi goreng itu.
"Ini Mang, uangnya saya taruh di atas meja ya!" sahut Tika.
"Siap Neng!"
"Oh iya, gue ngga ada waktu buat dengerin lo ngomong, dan makasih buat penawarannya. Maaf gue ngga tertarik!" ujar Tika santai, kemudian meninggalkan gadis yang tampak dongkol kepadanya itu.
🍃🍃🍃
TBC
Update sesuai mood:)
![](https://img.wattpad.com/cover/284103232-288-k692835.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIGONOME(TRY)
أدب المراهقينTipe ideal idaman semua kaum hawa adalah pintar, berbakat dan tentunya sangat cantik. Namun, semua itu tidak berlaku bagi seorang Aurelia Tika Gemilang. Justru ia sangat membenci kelebihan yang diberikan Tuhan itu, karena membuat semua orang yang de...