Bagian 03

10 3 4
                                    

"Kebahagiaan hari ini yang telah kau berikan mungkin akan menjadi awal untuk perpisahan kita"

-Aurelia Tika Gemilang-

🎶Play Now|| We're Breaking Up- Punch 🎶

Happy reading
***

Selepas kejadian di mading tadi, Tika tampak begitu gelisah sekarang. Perjanjian 24, rasanya ia ingin mengutuk dirinya sendiri ketika mendengar kata-kata itu. 

'Argh!' teriak Tika frustrasi dengan keadaan ini. Jika semua orang mengetahui tentang hal terlarang itu, maka semua skenario yang telah ia susun akan kacau begitu saja.

"Tika, lo gapapa?" tanya Al yang menetralkan detak jantungnya yang sedari tadi bekerja dua kali lipat ketika mendengar kabar buruk ini.

"Gue kacau Al!"

"Nih gue bawain air minum buat lo, supaya bisa lebih rileks." ucap Al sambil menyodorkan sebotol air minum ke arah Tika.

"Gue ngga butuh air ini! Yang gue butuhin sekarang ketenangan, gue harap lo paham maksud gue." jawab Tika melemah, kini keadaan sangat kacau dan yang hanya ia butuhkan sedikit ruang untuk menetralkan emosinya.

"Tapi Ka..."

"Al, gue mohon!" sela Tika memohon.

"Oke gue pergi, tapi kalau lo butuh apa-apa panggil gue." putus Al yang hanya dibalas anggukan oleh Tika. Kemudian beranjak pergi menjauhi Tika dengan rasa khawatir menghantuinya.

"Nina, nantikan pembalasan gue!" gumam Tika setelah Al menghilang dari hadapannya sambil mengepal kedua tangannya erat, penuh emosi.

***

"Nina sumpah lo keren banget, udah bikin kicep si Tika yang sok kecantikan itu." seru Aneta yang berjalan menghampiri Nina.

"Itu baru awal, belum apa-apa!" ucap Nina santai.

"Emang perjanjian 24 itu apa? Dan lo tau darimana?"  tanya Aneta yang ingin mengulik lebih dalam tentang perjanjian itu.

"Lo ngga inget sekarang gue pacar siapa?" tukas Nina yang membuat dahi Aneta mengernyit heran.

"Si Ghalib, terus apa hubungannya?"

"Dasar bodoh! Ghalib yang kasih tau gue semua rahasia cewek abus itu!" cercah Nina dengan gaya angkuhnya.

"Wah keren banget, ngga sabar banget gue ngelihat si Tika hidupnya menderita!" seru Aneta penuh kesenangan.

"Ya, tapi tujuan utama gue bukan itu!" ujar Nina serius sambil memainkan jari-jari lentiknya.

"Terus?"

"Nanti juga lo tau, yaudah gue ke kelas dulu. Jangan lupa selalu awasi setiap gerak-gerik si Tika!" ucap Nina memperingatkan Aneta.

"Siap, bisa diatur itu." jawab Aneta sambil mengangkat kedua jempolnya.

"Oke, gue perlu dulu!" pamit Nina kemudian melenggang pergi meninggalkan Aneta yang kini tengah tersenyum penuh kemenangan.

"Haha gue ngga sabar nunggu lo benar-benar hancur Aurelia Tika Gemilang." gumamnya yang sudah tidak sabar melihat apa yang ia inginkan selama ini terwujud.

***

Jam pulang sekolah telah berbunyi, seluruh pembelajaran hari ini telah usai. Semua murid kini tengah sibuk mengemaskan buku-buku mereka, terkecuali Tika. Ia kini tampak seperti orang yang tidak memiliki semangat hidup. Pikirannya begitu kacau, hingga Al yang memanggil namanya berkali-kali pun tidak terdengar oleh pendengarannya.

"Tika, are you okay?" tanya Al yang beralih menepuk pundak Tika, membuat sang empu langsung tersentak kaget olehnya.

"Ha, ada apa?" tanya Tika seperti orang linglung.

"Are you okay?" ucap Al mengulangi pertanyaannya.

"Oh, gue gapapa kok."

"Serius?"

"Iya, lagian lo ngapain kesini?"

"Gue mau nyampein pesan pak Broto katanya kita bakal jadi partner di olimpiade matematika nasional, kalau ngga salah sih katanya dua sampai tiga bulan lagi. Sama gue mau sekalian nganterin lo pulang." terang Al sambil membantu Tika membereskan buku-bukunya.

"Makasih, lah bukannya waktu itu yang ikut Intan?" 

"Ngga, kata pak Broto si Intan pindah ke cabang fisika."

"Oh oke."

"Iya, jadi gimana?" tanya Al sambil memain-mainkan alisnya.

"Apa?" tanya Tika dengan sebelah alisnya terangkat.

"Gue anterin lo pulang?"

"Ya," jawab Tika setuju, dan membuat Al begitu kegirangan.

"Great! Ayo sini gue bantuin bawa buku-bukunya." ucapnya, lalu mengambil alih semua buku-buku yang berada di tangan Tika.

***

Selama perjalanan pulang, Tika hanya diam membisu, pikirannya benar-benar kacau. Ucapan Nina begitu membekas di ingatannya. Al yang melihat kondisi Tika yang begitu kacau berinsiatif untuk memutar lagu yang sering diputar dan dinyanyikan oleh Tika.

heeojineun geojyo keudaeui pyojeongi
chagawo boyeo nal nunmul nage mandeureoyo
du nuni da botdorok
bamsae ulgiman hal nal aljanhayo
tteonaji marayo

saebyeok dushi ajik naneun jam mot deuljyo
inseuta.e sajindeulman barabojyo
uri ireohke johatneunde
keudae eopshi oseul goreuneun geotjocha
seulpeojineyo
nan woerowo tto duryeowojineyo

heeojineun geojyo keudaeui pyojeongi
chagawo boyeo nal nunmul nage mandeureoyo
du nuni da botdorok
bamsae ulgiman hal nal aljanhayo
tteonaji marayo

haendeupone saegyeo noheun ginyeomiri
oneuliraneun geol keudae moreunayo
beolsseo inyeoni doeeotneunde
saranghaetdeon sun.gandeuri hanmadiro
kkeutna beoryeotjyo
nan apeuge deo seulpeuge ureotjyo

Tika yang mendengar lagi keramat itu diputar oleh Al langsung membelalakkan matanya tidak percaya.

"Al, lo kok..."

"Tadi gue ngeliat lo kacau jadi inisiatif puterin lagu ini, lagu favorit yang sering lo nyanyiinkan? Udah ngga usah muji, gue tau gue baik kok, apalagi buat calon masa depan." terang Al penuh percaya diri, beberapa detik kemudian tawa Tika pecah membuat Al mengerutkan kening heran.

"Emang lo tau artinya?" tanya Tika remeh.

"Tentang orang yang butuh motivasi hidup?"

"Dasar b*go ini lagu galau astaga Al, gue lagi kacau ngapain lo dengerin lagu galau gini ke gue!" gemas Tika

"Ya maaf kan gue ngga tau artinya, lagian ngapain lo sering nyanyiin lagu ini? Apa jangan-jangan lo sering nyanyiin lagu ini karena belum move on  dari Ghalib?"

"Suka-suka gue lah! Lagian lo tau darimana lagunya?"

"Gue cari di internet lah, kan gue sering denger lo nyanyi jadi pas lo nyanyi gue rekam," cercah Al cekikikan.

"ASTAGA!" sahut Tika yang tidak habis pikir dengan manusia disampingnya itu.

***

TBC

Update setiap mood:)













TRIGONOME(TRY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang