Day 11

3.9K 615 38
                                    

a/n

taudeh gue bullshit kaarna bilang mau hiatus tp ga hiatus plz:' ahaha gue lagi gabut asli sekaligus sedih gara2 zayn katanya pulang ke bradford karna stress terus gosipnya lg dia selingkuh dari perrie buat kedua kalinya terus malah katanya dia engga ikut konser di indo pula. Semoga itu engga terjadi ya, jd sebenernya book ini udah selese dari februari kemarin tp karna zayn skrg menginspirasi gue jadi gue ubah plotnya wgwg:'

+

10.00 pm

Sederet kalimat yang Zayn lontarkan semakin melekat di dalam otakku. Kalimat-kalimat itu terus-menerus terputar sehingga membuat air mataku kembali mengalir. Hari ini kami bertengkar hebat. Berusaha tidak mengingat semuanya, aku kembali memikirkan tentang Emma.

Aku kembali melihatnya untuk kesekian kalinya pada hari ini. Semakin hari ia semakin menghantuiku, dia berusaha untuk berbicara denganku. Namun aku tidak  mendengarkan apapun. Aku tidak dapat mendengar sepercik kata pun yang ia katakan.

Terasa seperti ada yang memukul-mukul hatiku ketika aku melihat keadaannya yang mengenaskan. Hari ini pihak sekolah memberitahukan bahwa Emma telah menghilang sepuluh hari dan hal itu membuatku semakin yakin bahwa Emma memang benar-benar sudah tiada dan jasadnya hilang.

Sempat terbesit dipikiranku bahwa jasad Emma berada di pinggiran kota. Jadi aku melirik jam, dan ketika aku mendapati ini adalah pukul sepuluh malam, aku berusaha untuk menghubungi Ari untuk menemaniku pergi kesana.

Aku mencoba untuk menghubungi Ari dan ia tak kunjung mengangkatnya, hal ini membuatku berinisiatif untuk pergi sendirian kesana ketimbang membawa teman. Setelah mengirim pesan singkat pada Ari yang berisikan bahwa aku akan pergi ke pinggiran kota, aku langsung mengambil kunci mobil dan turun ke bawah.

Sesampainya, aku langsung membuka pintu dan pergi ke tempat mobilku di parkirkan. Aku merangkak masuk ke dalamnya dan duduk di kursi pengemudi. Aku menginjak gasnya dan kemudian mobilku melaju meninggalkan rumah.

Aku mengemudi dengan hatiku yang gelisah. Aku menambah kecepatan berkemudi, persetan dengan keselamatan, aku harus cepat sampai.

Setelah sampai di tempat yang berada di dalam bayanganku saat itu, dan aku menuruni mobil ketika aku melihat dia yang sedang berada disana. Disana memang terdapat Emma, arwahnya.

Dia tersenyum seraya aku berjalan mendekatinya, pikiranku seketika kosong setelah aku sampai dan Emma menunjukan rumah kecil yang berada tak jauh dari sini. Dia membawaku ke arah rumah itu dan aku mengikutinya. Hatiku ragu setelah aku berada di depan pintu rumah itu.

Dan seketika, pandanganku berubah menjadi hitam. Setelah aku membuka mataku, aku mendapatkan diriku sedang berada di jalan itu lagi. Aku berada di pinggiran kota yang sepi. Dan aku melihat dua manusia itu lagi. Aku melihat lelaki itu menyeret Emma. Dan aku kembali menangis

+

[2]Exist ➸ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang