Day 5 [b]

4.1K 778 71
                                    

Day 5 [b]

"Zayn!" aku berteriak ketika melihat dia sedang memanaskan motornya, dengan gerakan cepat aku membawa kedua tanganku untuk melingkar dipinggulnya. Aku menangis sejadi-jadinya. Dia yang sedang terdiam membalas pelukanku dengan kaku tanpa berkata apa-apa. Dia membawa tangannya mengelus rambutku dan menaruh dagunya diatas kepalaku.

Ketika tangisku mereda, dia memberi jarak antar tubuh kami sehingga pelukanku terlepas. Aku mengusap air mataku ketika melihat wajahnya yang bingung, "Ada apa, sayang?"

Kedua sudut bibirku tertarik ke atas, "Kau baik-baik saja." Aku berkata dengan nada yang gemetar, detik selanjutnya aku kembali memeluknya. Aku memeluknya lebih erat daripada sebelumnya. "Zayn, aku takut. Aku takut kau akan pergi meninggalkanku, Zayn.. aku takut." Aku merintih lalu memerkuat pelukanku. Aku berusaha untuk tidak menangis, namun nyatanya aku menangis lagi.

"Hei, dengar dulu," katanya sembari melepaskan pelukanku. "tatap aku."

Air mata membuat pandanganku kabur, jadi aku mengerjap untuk beberapa saat. Aku menatap matanya.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu," dia menatapku dalam dan itu membuatku tersenyum. "aku sangat mencintaimu, dan kau harus tahu bahwa aku tidak akan pernah menyakitimu apalagi meninggalkanmu." Namun dengan perkataan barusan, air mukanya berubah menjadi tegang. Dia membuang pandangan dariku.

Aku langsung menautkan kedua alisku. "Zayn?"

Dia menggeleng, "Apa yang terjadi sehingga kau menangis seperti ini?"

"Kau tahu, aku menghubungimu semalaman dan kau tidak menjawabnya-"

Dia memotong perkataanku, "Karena itu kau takut kehilanganku?"

"Jangan potong omonganku. Aku tidak terlalu memikirkan hal itu, melainkan tadi pagi ketika aku mandi, aku mendapati kejadian yang aneh - seperti mimpi atau bayangan. Aku tidak tahu itu bayangan lampau atau masa depan, yang aku takutkan itu adalah bayangan masa lampau dan aku takut tidak bisa mengubah itu.

"Di dalam bayangan itu, aku melihat kau sedang terbaring dengan wajahmu yang penuh oleh darah. Dan saat itu pula aku takut kalau itu adalah kejadian semalam mengingat kau yang tidak bisa di hubungi semalaman, itu yang membuatku kacau dan akhirnya aku memutuskan kesini. Kau tahu, ada saatnya menjadi indigo itu menyenangkan dan ada saatnya menjadi indigo itu menyebalkan."

Zayn mengangguk lalu membawaku ke dalam pelukannya saat air mataku mulai menetes dan membuat pandanganku menjadi kabur, dia mengusap rambutku. "Kau yakin hal itu akan terjadi?"

"Ku harap tidak, Zayn. Sayangnya selalu, hal itu selalu terjadi."

Dia memejamkan matanya untuk beberapa saat ketika ekspresinya berubah, dia menggelengkan kepalanya saat matanya masih tertutup. Hal itu langsung membuatku menautkan kedua alisku, namun detik selanjutnya ia kembali membuka matanya lalu dia berkata, "Kita pergi, ayo." Dan dengan perkataan itu, dia langsung menarik tanganku untuk masuk ke dalam mobilku lalu mengemudikannya.

+

[2]Exist ➸ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang