Day 109

4.4K 613 139
                                    

Sudah kurang lebih tiga bulan setelah kejadian itu dan semuanya berubah. Lelaki berperawakan pakistan yang sangat kukenali itu memasuki ruangan sidangnya hari ini ketika dia pulih akibat kecelakaan yang ia alami tiga bulan yang lalu. Dalam hati, aku mendesah, frustasi. Mengingat Harry, Liam, Niall dan Louis sudah di hukum mati akibat kasus yang sama dengan Zayn. Semua cerita sudah berubah mulai saat ini, tidak ada lagi keceriaan di dalam hari-hariku. Tidak ada lagi pertandingan balap motor yang ku tonton - yang biasanya mengisi hari-hariku -.

Dia bangun dari komanya sekitar lima hari dan proses pemulihannya pun berbulan-bulan.

Aku melihat dia berada di kerumunan orang-orang yang sedang menyaksikan sidang hari ini. Dia tersenyum puas ketika Zayn mendapatkan sorakan dari orang-orang. Bibirku terkatup rapat, berusaha menahan tangis ketika melihat keadaan Zayn yang benar-benar menyedihkan. Rambutnya memanjang, terdapat rambut-rambut halus di sekitar wajahnya, wajahnya terlihat begitu pucat mengingat sehari sebelumnya ia baru saja keluar dari rumah sakit dan hari ini ia bersidang.

Aku tidak memperhatikan betul-betul tentang apa yang hakim sampaikan karena aku tahu bahwa Zayn akan mendapatkan hukuman mati karena dia memang sama dengan teman-temannya.

Setelah hakim memutuskan keputusannya dan sidang berakhir, aku berlari ke arah Zayn dan langsung memeluknya dengan erat. Sudah lama aku tidak mencium aroma tubuhnya, berada di dalam dekapnya itu membuatku merasa nyaman dan damai. Dia bagaikan rumah bagitu, tempat dimana aku merasa nyaman, aman, damai dan tentram, jika aku tidak memiliki rumah itu, maka aku akan merasa jauh dari kedamaian dalam hidup. Dia adalah sebagian dari hidupku. Apa yang akan kulakukan tanpanya?

Dia membalas pelukanku dengan erat dan mengusap punggungku. Dia memberikan jarak di antara kami sehingga aku dapat melihat dengan jelas wajahnya yang benar-benar pucat. "Lihat aku," katanya. Aku menatapnya intens dari balik bulu mataku, "jika aku sudah pergi, kumohon jagalah hidupmu. Mulailah hidup barumu, aku tidak mau kau berakhir sampai disini. Dan jika kau telah menemukan pendampingmu, maka kumohon. Simpanlah aku di dalam hatimu yang paling dalam, berikanlah ruang untukku. Karena jika kau rindu denganku, aku akan selalu berada di ruang itu. Aku akan selalu berada di dalam hatimu dan mengisi ruangan kosong itu.

"Aku benar-benar mencintaimu. Kau tahu, aku memang brengsek. Sebelum kau datang di kehidupanku, semua yang ku pedulikan hanyalah tentang pesta dan balapan. Dan hei - apakah ada Emma disini? Jika ia ada, maka aku minta maaf karena aku telah menjadi seorang keparat. Aku memang brengsek dan aku pantas untuk menerima ini semua. Aku pantas.

"Aku merasa tak berguna jika hanya karena kelakuanku, orang yang kucintai tidak dapat hidup dengan tenang. Aku bahkan tidak peduli lagi bahwa hidupku akan selesai untukmu. Aku tahu benar bahwa Emma terus-menerus menghantuimu karena ia menginginkanku untuk mati juga. Dan semoga dengan kematianku, dia dapat pergi dengan tenang tidak akan menghantuimu lagi."

Dan dengan itu Emma tersenyum padaku, keadaannya membaik kali ini. Tubuhnya kembali seperti normal meskipun wajahnya tetap saja pucat.Aku menatap punggung Emma yang semakin lama semakin menghilang, dan ketika dia menghilang, aku baru menyadari bahwa polisi sudah membawa Zayn menjauhiku. Maka, aku langsung berlari agar dapat dekat dengan Zayn. Polisi itu berhenti, "Kami harus segera mengadakan eksekusinya."

Aku mengangguk mengerti, "Aku mengerti. Biarkan aku berdua dengannya, sepuluh menit saja. Kumohon. Aku akan merindukan kekasihku ketika aku kehilangan dirinya untuk selamanya." Tanpa kusadari mulutku bergetar, aku kembali terisak sebelum polisi itu memperbolehkan kami untuk berdua. Aku menatap kedua polisi itu dengan tatapan memelas, "Hanya sepuluh menit dan kami akan kembali menjemput Tn. Malik."

"Ya," kataku, tipis. Aku hanya mengangguk dan menatap Zayn dalam-dalam. Aku menciumnya, merasakan bibir hangatnya itu untuk terakhir kalinya. Aku membawa kedua tanganku untuk melingkar di sekitar lehernya setelah ia menangkup wajahku. Aku menutup mataku.

[2]Exist ➸ z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang