5| AUTUMN

923 110 8
                                    

🌻🌻🌻



Musim gugur mulai menguningkan pepohonan dan lembaran daun Ginkgo beterbangan meninggalkan tajuknya, tersapu angin penghujung bulan September. Sungguh sedap untuk dipandang, namun tidak setiap orang bisa menikmatinya.

Resah!

Kegelisahan tengah melanda Koko, penyebabnya tak lain karena Inupi tidak berada di sisinya. Pemuda itu tengah mengikuti program pertukaran pelajar bersama rekan seangkatannya di Namba, Osaka. Sebenarnya beberapa hari lagi rombongan peserta pertukaran pelajar itu akan kembali, namun tetap saja raut Koko seakan dipayungi oleh awan badai.

Dan kini raut gelisah itu terpampang nyata di wajah pemuda yang biasanya tanpa ekspresi itu, bahkan ia hanya memainkan botol minumnya dan seolah tidak terpengaruh suasana ribut dan keceriaan yang diciptakan oleh teman-temannya.

Hanma yang melihat keterdiaman kawannya itu kemudian menyikut Shinichiro dan Takeomi, bersama-sama mereka menampilkan seringaian yang sejujurnya aneh untuk dipandang.

"Oi! Shin! Kenapa aku tidak melihat keberadaan Inupi?" ujar Takeomi sembari memutar pandangannya menelisik tiap sudut bengkel milik Shinichiro. Bohong, pria itu sebenarnya sudah tahu alasan ketiadaan Inupi jauh-jauh hari sebelumnya karena pemuda itu sendiri yang memberitahunya.

"Anak itu ada di Namba, dia dan teman-temannya mengikuti program pertukaran pelajar." jawab Shinichiro.

"Huh... Kurasa aku merindukannya." sahut Takeomi.

Draken dan Mitsuya yang tengah bercanda pun saling melirik setelah mendengar perkataan Takeomi, agaknya percakapan itu menarik untuk disimak.

"Tapi mereka di sana hanya dua minggu, Take-kun. Itu pun sekarang sudah memasuki hari ke delapan, mengapa kau bertingkah seolah Inupi pergi sepanjang musim gugur?" sahut Mitsuya.

"Tapi bisa saja ada perubahan besar selama dua minggu itu. Aku benar kan? imbuh Shinichiro yang disetujui oleh yang lainnya.

Hanma pun menambahkan lagi, mencoba untuk memanaskan suasana, katanya, "Kemarin malam aku menelepon Kisaki, dia berkata jika tempatnya lumayan nyaman dan mereka juga sudah akrab dengan murid-murid di sana.

"Apa hanya itu yang dia katakan?" tanya Takeomi.

Seolah sedang berbagi sel otak, Hanma segera paham maksud dari pertanyaan senpai-nya itu dan berujar, "Tentu saja tidak. Kisaki juga bercerita jika ada banyak siswi yang cantik di sana."

"Uhuukk.. uhuukk..."

Tatapan orang-orang langsung tertuju pada Koko yang masih sibuk batuk, air minumnya tercecer di lantai, sebagian lagi masih menetes dari mulutnya dan membasahi baju yang ia kenakan.

Seolah tidak terganggu dengan peristiwa tersedaknya Koko, Hanma kembali melanjutkan ceritanya, "Kisaki juga bilang jika disana banyak siswi yang menempeli mereka, bahkan Inupi juga dekat dengan salah satu siswi."

Draken yang mulai memahami tujuan dari percakapan ini pun ikut berbicara, "Wahh! Mungkin ketika kegiatan itu telah selesai Inupi akan memiliki seorang kekas...."

"Sreekk... Buaghh...."

Kembali mereka semua terkejut, kali ini karena Koko yang tiba-tiba berdiri hingga kursi kayu yang ia duduki terdorong ke belakang sebelum akhirnya menghantam lantai bengkel.

"Aku mau mengeringkan bajuku sebentar di luar!" ucap Koko sembari membenahi posisi kursinya.

Tak ada satupun yang membuka mulutnya, mereka hanya terdiam setelah mengiyakan perkataan Koko. Hening sejenak hingga pemuda itu berada di luar, setelahnya mereka kembali membicarakan dua insan yang kini tengah berjauhan.

KokoNui Corner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang