6| Fever

763 93 4
                                    

🌻🌻🌻


Suhu udara begitu dingin pada hari Minggu itu, namun hal tersebut tidak menyurutkan niat sekumpulan remaja untuk berenang di sebuah danau.

Jangan salahkan mereka! Danau itu begitu memukau mata dan menggoda mereka untuk menyelami keindahannya. Rasa lelah akibat berkendara dari pusat kota ke tempat itu pun segera sirna sesaat setelah mereka tiba.

Ah, tetapi hanya Inupi, Mikey, Draken, Koko dan Yuzuha saja yang terjun ke air, sedangkan Hakkai, Baji, Sanzu, Mitsuya dan si kembar Kawata lebih memilih duduk berbincang di tepian danau.

Ketika sore menjelang, Yuzuha, Mikey dan Draken telah menyudahi kegiatan berenang mereka sedangkan Koko masih asyik berenang mengejar Inupi hingga ke bagian tengah danau.

"HEI!! APA KALIAN AKAN BERENANG SAMPAI TENGGELAM!!" teriak Angry ketika kedua pemuda itu masih belum keluar dari air.

Akhirnya rombongan tersebut pulang ketika matahari telah tenggelam, itupun karena omelan Angry dan Yuzuha. Perjalanan pulang pun sepertinya akan memakan waktu cukup lama karena mereka mampir terlebih dahulu di minimarket untuk beristirahat.

"Sial! Ini dingin sekali." keluh Draken. Demi apapun suhu udara musim gugur ketika malam hari memang mampu membuat mereka menggigil kedinginan.

"Maafkan aku, Draken-kun! Aku terlalu bersemangat dan membuat kalian menunggu terlalu lama." sesal Inupi yang kini membungkukkan badan di hadapan Draken.

"Hufft.." menghela nafas sejenak, Draken kemudian menampilkan senyum lebarnya, ujarnya, "Tidak perlu menyesal, aku sangat menikmati hari ini dan aku juga suka melihatmu gembira."

Setelah mengatakan hal tersebut, Draken kemudian mengusak pelan rambut pemuda yang masih membungkuk itu dan segera berlalu. Inupi pun menegakkan badannya lalu menatap Draken yang kini menghampiri Mikey dan berebut ramen dengan si pemuda pendek.

"Mengapa Draken melakukannya padamu?" ucap Koko yang tiba-tiba sudah ada di samping Inupi dan membuatnya terkejut.

"Aahhh.. ee.. i-itu.. emm.. ka-kami hanya me-mengobrol saja.." balas Inupi dengan tergagap. Entah mengapa, Inupi takut jika Koko salah paham dan kegugupannya barusan membuatnya makin takut.

"Oh!" sahut Koko datar, "Minumlah susu ini! Sudah ku hangatkan di dalam sana." lanjutnya lagi.

"Ah! Iya! Te-terima kasih, Koko-kun." jawab Inupi sembari menerima sekaleng susu yang kalengnya kini terasa hangat.

"Ahh! Aku lupa! Sosisnya masih tertinggal di dalam microwave." ucap Koko yang langsung berlari masuk ke dalam minimarket. Inupi hanya melihat tingkah Koko sembari tersenyum, pipinya perlahan terasa memanas. Asyik dengan kegiatannya membuat Inupi tidak menyadari tatapan beberapa kawan yang tertuju padanya.

Setelah dirasa cukup melepas lelah, perjalanan pun dilanjutkan kembali. Ketika mereka berhenti di lampu merah, Koko yang membonceng Inupi pun kembali bertanya, "Sebenarnya apa yang kau dan Draken bicarakan tadi?"

"A-ahh.. bu-bukan apa-apa. Draken-kun mengeluh kedinginan dan aku minta maaf karena membuat mereka terlambat pulang." ujar Inupi yang agak terkejut karena Koko kembali membahas hal tersebut.

Ketika lampu menyala hijau, Yuzuha dengan girang berbisik kepada Hakkai yang tengah mengemudi, " Koko-kun sedang cemburu karena Draken."

Hakkai yang terkejut pun sesaat kehilangan kendali hingga motor yang mereka berdua naiki oleng. Mendengar jeritan Yuzuha, yang lainnya pun kembali berhenti.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Sanzu yang dibalas anggukan oleh Hakkai.

"Kurasa dia hanya sedikit kelelahan, kami tidak apa-apa." ujar Yuzuha.

KokoNui Corner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang