7| CAKE AND CURRY

625 80 3
                                    

🌻🌻🌻




Pagi di hari Minggu kali ini terasa membosankan bagi Inupi, pasalnya pemuda itu hanya bisa berdiam diri di rumah saja. Kebanyakan temannya sudah memiliki acara masing-masing sehingga tidak bisa menemaninya.

Sebenarnya Shinichiro kemarin mengajaknya pergi piknik bersama adik-adiknya namun Inupi langsung menolak ajakan Shinichiro, dia berpikir jika itu adalah liburan pribadi keluarga Sano dan pasti akan terasa canggung baginya untuk turut serta.

Namun rupanya apa yang dia pikirkan tidak sama seperti yang terjadi. Faktanya, beberapa temannya juga diajak untuk mengikuti piknik itu, salahnya sendiri yang mengabaikan ponselnya seharian setelah pulang dari bengkel Shinichiro sehingga dia tidak membaca pesan bujukan baik dari Shinichiro ataupun teman-temannya yang lain.

Koko sebenarnya tidak ikut pergi piknik, namun dia memberitahu jika dirinya dan beberapa teman mereka akan menonton turnamen basket yang kemungkinkan akan berakhir menjelang senja. Suasana hati Inupi pun makin memburuk, pemuda itu tidak suka menonton pertandingan basket, mustahil dia tahan untuk duduk berjam-jam menyaksikannya meskipun ada Koko yang menemani.

Jam dinding baru menunjukkan pukul setengah sembilan pagi namun Inupi sudah merasa bosan setengah mati. Sudah beberapa kali dia menghidupkan televisi dan menggonta-ganti channel-nya lalu mematikannya kembali, menyerah, Inupi kemudian berbaring di atas lantai beralas karpet, meniru adegan yang sering dilihatnya di anime dengan berguling-guling ke kanan dan ke kiri.

Inupi akhirnya berhenti berguling-guling ketika tanpa sengaja kepalanya terantuk kaki meja yang ada di depan televisi. Ada rasa marah dan sebal yang membuat Inupi ingin membuang benda tersebut, namun dia sadar jika itu adalah kesalahannya yang mengabaikan keberadaan meja yang memang sudah ada di sana sedari dulu.

Akhirnya Inupi pun memutuskan untuk tidur saja, dia sudah terlalu lelah dan juga merasa bingung karena tidak tahu harus melakukan apa, ditambah lagi kepalanya yang berdenyut nyeri seakan meminta untuk istirahat sejenak.

Namun sial, ketika mata berbulu lentiknya perlahan terbuka, jarum pendek dan panjang jam di ruangan itu sama-sama menunjuk angka sepuluh. Itu artinya dia hanya tertidur sekitar satu setengah jam.

Sembari mencebik sebal, Inupi pun bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Mungkin jika dia keluar rumah rasa bosannya akan hilang dan hari akan lebih cepat berlalu.

Duduk di sebuah bangku ayunan, Inupi mengistirahatkan kakinya yang lelah sembari memakan takoyaki yang baru saja dibelinya. Suasana taman tempatnya berada saat ini lumayan ramai, Inupi makan sambil sesekali memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang ataupun anak-anak yang tengah bercanda riang.

"INUI-KUUNN!"

Teriakan seorang anak membuat Inupi terperanjat, mengedarkan pandangan ke semua penjuru taman tanpa menemukan sumber suara yang memanggilnya, Inupi kembali dibuat terkejut ketika sosok Luna sudah ada di sampingnya.

"Apa Luna-chan yang memanggilku?" tanya Inupi.

"Mn!" sahut Luna yang kemudian mencoba untuk naik ke atas pangkuan Inupi.

Inupi pun dengan senang hati mengangkat tubuh gadis kecil itu dan memangkunya.

"Luna!" itu suara Mitsuya, sembari menggendong Mana pemuda itu memijit pelipisnya, lelah menghadapi sang adik yang begitu aktif.

"Jangan berlarian sembarangan, Luna-chan! Onii-chan pasti khawatir padamu." ucap Inupi sembari mengelus kepala Luna.

"Maafkan adikku, Inupi-chan." ujar Mitsuya sembari duduk di bangku ayunan di sebelah Inupi.

KokoNui Corner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang