Seoul, Winter 2015
Sooyoung melangkahkan kakinya dengan tatapan kosongnya. Sama seperti biasanya. Kebiasaan yang sudah menyelimutinya 3 tahun terakhir. Langkah kakinya membawanya ketempat dimana ia berjanji akan menemui Yeri. Satu-satunya orang yang ia percaya masih menghargai, menghomati dan menyayanginya selain Jinri.
"Onni", Yeri memanggilnya dengan begitu ceria. Namun ekspresi senyum lebar khas Yeri memudar begitu saja begitu menyadari Sooyoung tak memakai sehelai pun syal. Sooyoung mendudukan tubuhnya. Kedua gadis Park itu duduk berhadapan disebuah cafe mewah langganan mereka sejak kecil. Namun ini kali pertamanya Sooyoung kembali ke tempat ini setelah bertahun-tahun.
"Kenapa tidak memakai syal? Kau bisa sakit", ujar Yeri. Lalu Yeri meraih syal miliknya dan mengalungkannya pada leher milik Sooyoung.
"Jangan pedulikan aku Yer. Aku bukan lagi keluargamu", balas Sooyoung.
"Terserahmu saja onni! Kau tetap Sooyoung ku", ucap Yeri sambil meraih almamater universitas miliknya dan merogoh sebuah amplop dari saku almamaternya.
'Kirin University', goresan pada hati Sooyoung. Ia tersenyum pahit mendapati dirinya kini begitu kacau. Sedangkan saudara tirinya hidup tentram dan bahkan kuliah di universitas yang ia impikan sejak SMA.
"Ini hadiah natal dariku. Gunakan baik-baik ya", Sooyoung meraih amplop itu dan mengintipnya sedikit lalu menatap Yeri marah.
"Apa kau sedang menghinaku? Darimana kau mendapatkan semua uang ini?!",
"Jangan salah paham. Aku dan oppa menginginkan kesembuhan untuk Jinri onni. Dan aku mohon terimalah", hati Sooyoung mencelos. Ia bisa begitu marah pada ayah dan istrinya itu. Tapi ia tak bisa sepenuhnya membenci Yeri dan Chanyeol. Meskipun ia dan Chanyeol selalu bertengkar saat berpapasan. Keduanya sama keras kepalanya.
"Darimana kau mendapatkan uang ini Yer? Aku tidak pantas mene"
"Tentu kau pantas! Kau kakakku. Aku menjual beberapa koleksi tas brandedku. Dan perhiasan yang ayah berikan padaku minggu lalu", cetus Yeri jujur.
'Ayah. Kosa kata itu terasa sangat asing bagiku. Bagaimana kabarnya?', Sooyoung kembali membatin.
"Lalu oppa menjual motor lamanya begitu ia mendengar bahwa Jinri dapat segera di operasi", lanjut Yeri. Sooyoung menghela nafas kasar.
"Aku bisa mengurus semuanya sendiri. Kalian terlalu banyak ikut campur", ujar Sooyoung pelan. Yeri hanya terkekeh kecil dan meraih telapak tangan Sooyoung dan menggenggamnya erat.
"Turunkan sedikit gengsimu. Aku tahu kau menyayangiku onni", Sooyoung mulai terisak dan membalas genggaman tangan Yeri tak kalah erat.
"Aku berutang banyak padamu kau tahu? Hiks", Sooyoung berucap pelan dengan sesenggukan. Yeri menggeleng dan berpindah memeluk tubuh Sooyoung yang begitu ringkih.
"Astaga. Kau kurus sekali. Berhentilah menangis. Ayo makan! Astaga kakakku kenapa menjadi tengkorak berjalan seperti ini huh?",
Keduanya makan dalam keadaan hening. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Onni. Ayah dan ibu selalu menunggumu untuk pulang", Sooyoung menatap Yeri singkat dan kembali mengunyah makanan yang Yeri pesankan untuknya.
"Pulang kemana? Aku punya rumahku sendiri", balas Sooyoung. Yeri menggeleng tak habis pikir. Selalu saja mengalihkan pembicaraan jika sudah membahas kepulangannya.
"Yeri. Aku akan debut bulan depan. Doakan aku ya? Aku berjanji tidak akan menyusahkanmu dan Chanyeol lagi", ujar Sooyoung padanya. Yeri menatap Sooyoung tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRITTLE ( VJOY ) M
RomanceTerlahir menjadi putri keluarga Park yang terhormat. Keluarga? Tidak aku tidak memiliki itu. Aku hanya mendapatkan marga dari sana itu saja - Park Sooyoung. Aku tidak tahu seberapa pahit hidupmu nona. Bunuh diri bukanlah sebuah jalan keluar. Bayar r...