Part 2

525 118 6
                                    

SEOUL 2016
"Kemarilah. Ayo bernyanyi seperti dulu", Chanyeol pria itu berujar dengan senyum mengembang secerah matahari pagi yang hangat. Namun lawan bicaranya hanya mengangguk mengiyakan tanpa menunjukan ekspresi apapun.

"Mengapa wajahmu begitu hmm? Fans mu bisa meninggalkanmu jika begitu terus", tepat sebulan kini Sooyoung telah debut dan tepat setengah tahun sudah Jinri pergi menginggalkannya. Hati kecilnya hanya selalu merasa bersalah ketika ia mencoba untuk tersenyum dan mencoba kembali apa yang dimaksud dengan kebahagiaan. Perasaan berduka yang mendominasinya. Meskipun seiringnya waktu mungkin semua akan membaik.

"Gitar? Chan bisakah kau memainkan biolamu saja?", Chanyeol tersentak, pemuda itu tersenyum tidak nyaman. Membuat Sooyoung mengerutkan keningnya. Ada yang aneh dengan Chanyeol pikirnya. Biola adalah alat musik pertama Chanyeol dan ia jelas tahu bagaimana Chanyeol dan Jinri menyukai alat musik gesek itu.

"Aku sudah tidak bisa memainkannya lagi", Sooyoung terkejut dengan jawaban itu dan menarik telapak tangan Chanyeol mengecek pergelangan tangan pria itu. Yang benar saja mata lentiknya menangkap beberapa bekas jahitan.

"Apa yang terjadi?", tanya Sooyoung panik.

"Apa yang terjadi CHAN?!", Sooyoung membentaknya frustasi. Emosinya memang sulit untuk stabil.

"Hey... Aku baik-baik saja. Percayalah padaku", lagi Sooyoung menangis tersedu-sedu memeluk Chanyeol erat.

'Aku yakin. Ini ada kaitannya denganku'

......................................................................

Yeri tersenyum cerah begitu mendapati Sooyoung terlihat lebih aktif. Sooyoung terlihat lebih ekspresif. Terlihat gadis itu memeluk Jiwon dengan manja sambil disuapi roti tawar bakar kesukaannya oleh sang ibu. Hubungan Jiwon dengan Sooyoung membaik. Namun gadis itu masih enggan membuka mulutnya hanya untuk sekedar menyapa ayahnya. Dan Seojoon cukup tahu diri sehingga dirinya memilih untuk menutup mulutnya dan bersyukur putrinya kembali padanya dan dalam jangkauan pengawasannya. Meskipun ia terus memikirkan cara bagaimana agar putrinya segera keluar dari profesi penyanyinya.

"Eomma! Suapi aku juga!", ujar Yeri manja mendekati Sooyoung dan juga Jiwon. Sooyoung terkekeh jahil lalu menoel ujung hidung milik Yeri.

"Dasar tukang iri!", ledek Sooyoung. Yeri menjulurkan lidahnya sebagai respon dari ledekan Sooyoung. Tak lama setelah itu mata Sooyoung tanpa sengaja menatap kearah Biola yang terlihat hancur namun tetap terletak disebuah kotak pada ruang tengah. Seketika ia teringat dengan Chanyeol.

"Eomma, kenapa Chanyeol berhenti memainkan biolanya?", Jiwon tersenyum pahit mendengar pertanyaan Sooyoung.

"Karna ia menyayangimu. Jangan pernah ragukan kasih sayang orang sekitarmu lagi ya?", Sooyoung terdiam ditempat. Perasaan akan asumsi bahwa keadaan tangan Chanyeol berkaitan dengannya semakin kental.

"Ayah melakukan sesuatu pada Chanyeol", Yeri menjawab cepat. Membuat Jiwon melototinya namun gadis itu tak gentar sama sekali.

"Dalam keluarga seharusnya tidak boleh ada rahasia, eomma. Onni berhak tahu", cetus Yeri cepat sebelum ibunya mulai menceramahinya.

"Onni. Hari buruk dimana kau bertengkar hebat dengan ayah. Kau ingatkan oppa menahan ayah agar tidak mengejarmu?", Sooyoung mengangguk. Tentu ia ingat dengan jelas hari itu. Ia yang paling terluka. Yeri menghela nafas, meyakinkan dirinya sendiri.

"Itu adalah hari yang buruk untuk oppa juga. Oppa juga bertengkar dengan ayah untuk melindungimu. Badannya penuh luka pada hari itu. Tongkat golf dan cambuk kuda milik ayah turut serta dalam kemarahan ayah", Sooyoung terduduk tak percaya. Matanya mulai berkaca-kaca, nafasnya mulai tercekat.

"Kenapa kau diam saja eomma? Ayah. Tidak! Maksudku tuan Park menyakiti kedua kakakku. Aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membuat mimpi Chanyeol menjadi nyata. Aku berjanji",

"Mimpi yang mana?", Seojoon memberanikan diri membuka suara terhadap putrinya. Sooyoung memandang kearahnya sengit dengan tatapan tajam penuh amarah.

"Tenanglah Tuan Park. Chanyeol tidak akan mengurus perusahaanmu. Camkan itu",

"KAU!",

"Sayang sudahlah. Kalian berdua. Eomma lelah dengan semua ini",

......................................................................

"HENTIKAN OMONG KOSONG KALIAN BERDUA!", lagi Seojoon membentak kedua anaknya. Chanyeol dan Sooyoung menatap ayahnya dengan tatapan masa bodoh. Chanyeol menarik Sooyoung untuk berada dibelakangnya. Selalu seperti itu sejak kecil jika sudah mendengar ibu-ibu mereka ataupun ayah mereka mulai murka. Sooyoung tersenyum kecil hatinya begitu menghangat memiliki Jinri, Chanyeol dan Yeri yang begitu menyayanginya.

"Terserah pada kalian. Namun jangan harapkan sepeser pun uang dariku!", Seojoon berujar tegas penuh amarah. Chanyeol mengangguk penuh percaya diri.

"Aku dan Sooyoung akan memulai semuanya dari awal. Kami percaya bahwa Minyoung eomma dan Jinri noona akan bangga pada kami. Buang ekspektasimu jika ayah berpikir kami akan pulang dan mengemis padamu", ucap Chanyeol. Seojoon tertawa sinis.

"Cuih! Modal darimana? Jangan mengada-ada dan mengajariku",

"Asuransi eomma dan Jinri onni cukup untuk kami. Sebaliknya. Tuan Park jangan meminta tolong pada kami karna bisnismu yang mulai merosot itu", kali ini Sooyoung yang angkat bicara

......................................................................

Seorang pria tampan dengan gigi kelinci itu menatap gadis dihadapannya dengan ragu lalu memijat keningnya pusing.

"Sooyoung-a, kau yakin dengan keputusanmu? Kau memilih untuk pergi ditengah ketenaranmu ini?", Sooyoung mengangguk penuh keyakinan.

"Kook-a. Terima kasih banyak atas bantuanmu selama ini. Aku menyayangimu. Kau sahabat terbaikku. Kau pasti paham posisiku",

"Tentu aku mengerti", pemuda itu menjawab dengan cepat dan mengacak-acak rambutnya frustasi. Beberapa menit kemudian ruangan itu sunyi.

"Aku akan coba membicarakan ini dengan ayahku. Katakan pada Chanyeol Hyung aku akan bergabung"

Sontak senyuman merekah milik Sooyoung terpancar. Ia dan Chanyeol memilih untuk pergi dari rumah neraka itu. Chanyeol dan Sooyoung akan mengejar mimpi mereka. Pergi sejauh mungkin dari sang ayah.

'Aku dan Chanyeol akan membuat eomma dan onni bangga. Tenanglah'

TBC
......................................................................

NEXT CHAP TETET MUNCUL KOKK hehehe sabar yaaaa. Yuk tinggalkan jejak biar author up lebih cepat

BRITTLE ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang