Part 7

496 88 21
                                    

"Mau sampai kapan kau diam seperti ini? Katakan padaku siapa dia?", ucap Chanyeol frustrasi. Sooyoung menghela nafas kasar kedua tangannya terkepal erat.

"Kau ingin mengatakannya sendiri atau aku yang menjawab ini untukmu, Park Yeri?", Sooyoung berujar lebih tegas dari sebelumnya. Yeri membuatkan matanya. Ia benar-benar tak bisa membayangkan seberapa besar luka yang ia akibatkan pada Sooyoung.

"Jadi... Kau tahu?", tanya Chanyeol tak habis pikir dan semakin pusing. Wanita memang senang membuat pusing orang-orang tapi ia tidak mengira bahwa adik-adiknya termasuk dalam wanita yang akan membuatnya pusing.

"Apa Jungkook tahu semua ini?",

"Onni?!", Yeri bereaksi. Chanyeol terduduk dengan rahang mengeras dan pria itu menunduk. Kedua tangannya terkepal. Tak lama setelah itu pria itu bangkit dari sofa dimana ia duduk.

"Oppa mau kemana?", tanya Yeri panik.

"Jadi ternyata benar ini anaknya Jungkook?", tanya Sooyoung lemah. Chanyeol tak memedulikan percakapan kedua adiknya lagi. Pria itu bergerak cepat penuh emosi. Yeri tentu tahu apa yang akan Chanyeol lakukan berikutnya.

"Tenangkan dirimu. Emosi tidak akan menyelesaikan apapun", suara barithone itu muncul. Menghentikan langkah menggebu-gebu milik Chanyeol. Taehyung menatap Chanyeol tajam dan berdiri tepat dihadapkan Chanyeol seolah-olah mencoba menghalangi pria itu.

"Kau tidak akan mengerti Kim! Minggir",

"Aku sudah menemui Jeon Jungkook. Kau tak perlu menemuinya lagi", semua orang yang berada dalam ruangan itu terdiam. Mata Sooyoung membulat begitu ia menyadari bahwa telapak tangan milik Taehyung terlihat membiru. Wajah tampan pria itu juga terlihat sedikit memar pada sudut bibirnya.

'sekeras apa ia memukul Jungkook? Mengapa ia selalu berbuat lebih daripada yang aku minta?', batin Sooyoung.

"Kau lihat apa yang kau perbuat Park Yeri?", Yeri terdiam. Wanita itu kembali menangis tersedu-sedu. Sooyoung mengepalkan kedua tangannya erat. Wajahnya menunduk dan tubuhnya mulai bergetar.

"Onni... Mianhae", Yeri berucap pelan dan telapak tangannya mencoba menggenggam tangan milik Sooyoung. Sooyoung segera meraih tubuh adiknya dan memeluknya erat.

"Kau, aku dan Chanyeol. Kita tidak boleh kehilangan satu sama lain lagi. Jika Jungkook tidak akan bertangg...",

"Aku akan menikahinya", pria itu datang dengan memar yang cukup parah di wajah tampan pria itu. Jalan pria itu pincang, dan satu hal yang dapat Sooyoung lihat dari sorot mata pria itu saat tatapan mereka bertemu.

'Jungkook juga terluka dalam hal ini'

......................................................................

"Apa kau harus berkelahi? Apa kau harus memukulnya?", tanya Sooyoung untuk entah yang keberapa kalinya. Jawaban Taehyung masih sama.

"Ya harus",

"Kenapa kau selalu ikut campur?", pertanyaan yang sama dari Sooyoung. Tatapan Sooyoung padanya benar-benar penuh emosi, sedih, marah, dan khawatir.

"Kau sedang membela si brengsek itu?", tanya Taehyung tegas. Sooyoung menatap pria itu pelan lalu membuang mukanya kesal.

"Aku hanya tidak suka kau ikut campur terlalu banyak. Jangan membuatku berpikir bahwa hubungan kita ini nyata", jelas Sooyoung.

"Kau tidak perlu sejauh itu", lanjut Sooyoung. Taehyung tertawa sinis. Pria itu menatap tajam kearah Sooyoung.

"Jeon Jungkook, pria itu. Mengatakan padaku bahwa ia mencintaimu. Itu alasan utama aku menghajarnya sampai pincang. Aku tidak menghajarnya untuk adikmu meskipun aku yang memberitahunya bahwa Yeri mengandung anaknya", Sooyoung terdiam. Ia berusaha mencerna jawaban Taehyung.

"Apa ini termasuk ikut campur? Aku hanya memberitahunya apa yang harus ia ketahui cepat atau lambat. Kau mendesakku terus menerus untuk menjelaskan. Apa ini membuatmu puas? Yang babak belur tak hanya dia Sooyoung-ssi"

"Jangan membuatku bergantung padamu", ujar Sooyoung. Taehyung menatap wanita itu dalam lalu menghela nafas kasar. Ia melangkah mendekati Sooyoung yang berdiri 2 meter dari dimana ia berdiri sebelumnya.

"Aku tidak pernah memintamu untuk bergantung padaku", tukas Taehyung begitu ia meraih pinggang ramping milik Sooyoung untuk mendekat padanya. Sooyoung menahan nafas begitu menyadari ia dan Taehyung berjarak terlalu dekat.

"Asal kau tidak pergi. Itu cukup", ujar suara barithone itu. Sooyoung mematung. Tanpa babibu Taehyung menempelkan bibirnya pada bibir milik Sooyoung. Mengecup bibir itu lembut dan memeluk tubuh milik Sooyoung erat. Tangan kanannya menahan tengkuk wanita itu erat.

Ia tidak peduli apa yang akan terjadi setelah ini. Yang iya tahu ia ingin menjadi egois untuk saat ini. Ia ingin menggunakan perasaannya yang kembali hidup setelah sekian lama mati. Namun pria itu melepaskan ciuman satu pihaknya itu setelah menyadari bahwa wanitanya menangis dalam ciuman itu. Taehyung menatap Sooyoung dengan teliti. Wanita itu menangis namun tetap diam. Tidak ada kalimat umpatan padanya sedikit pun.

"Aku hanya akan menyakitimu, kau tahu?", ucap Sooyoung. Taehyung menghela nafas lega lalu memeluk tubuh wanita itu hangat.

"Aku benci melihatmu babak belur. Aku bukan mengkhawatirkan Jungkook. Aku hanya benci melihatmu terluka", jelas Sooyoung dalam pelukan itu.

"Aku hanya akan membuatmu terus repot",

"Jangan sungkan-sungkan untuk membuatku repot", balas Taehyung.

"Sekalipun perasaanku masih ada pada Jungkook?", Taehyung tampak membeku dan terdiam. Keduanya tampak terdiam dalam pelukan itu.

"Ya. Aku akan mengambilnya", setelah beberapa menit terdiam akhirnya Taehyung merespon.

"A... Apa?", respon Sooyoung sedikit terkejut dan ingin memastikan. Taehyung semakin mengeratkan pelukannya dan mengusap rambut milik Sooyoung lembut.

"Aku akan mengambil perasaanmu dari pria brengsek itu"

TBC
......................................................................

Author janji bahkal lebih rajin up okayy WAKWKAKWKAK

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRITTLE ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang