"Aku selalu menemanimu dengan bentuk yang berbeda-beda."
■■■♤♤♤■■■
Universitas yang dikenal banyak orang dan termasuk lima besar terbaik di indonesia dengan ketinggian pencakar langit berhasil diarungi oleh gadis berambut panjang yang kini berusaha menggapai cita-citanya menjadi seorang reporter di berbagai siaran channel televisi yang terkenal.
Universitas Nasional Indonesia dengan singkatan (UNI) terdapat 20 lantai dengan seluruh fasilitas yang sangat memadai, tentu saja harganya tidak se-murah yang kalian bayangkan. Semua lengkap tanpa kekurangan apapun, bersih dan juga rapi, jadi tidak usah khawatir, semua mahasiswa dan mahasiswi yang berada di sana akan terjaga dan merasakan kenyamanan dalam memahami dosen yang sedang memberi penjelasan.
Bukan hanya orang kaya yang dapat berada di sana, banyak juga beberapa mahasiswa pintar yang mendapatkan easiswa di sana. Tentunya pembayaran akan dipermudah dan sisanya ditanggung oleh Universitas.
Yuna adalah salah satu mahasiswa baru yang mendapat beasiswa dengan nilai yang maksimal, ia mampu mengalahkan beberapa orang terdepan hingga menduduki posisi lima besar dalam seleksi, itu semua juga berkat dukungan dari orang tua Yuna.
"Mau ke mana, Yun?" tanya Gufron, teman seperjuangannya yang berhasil mendapat beasiswa bersama kedua teman lainnya, Salman dan Dara.
"Kalian sih, mau ke mana dulu?" tanya Yuna balik.
"Mau maen ke kontrakan lo, boleh gak?" tanya Salman mengangkat alisnya, berharap Yuna mengizinkan keinginannya.
"Boleh sih," jawab Yuna masih berpikir.
"Tapi jangan berisik!" lanjutnya, menunjuk pada pada Salman dan Dara yang suka sekali membuat kegaduhan, ditambah lagi dengan menggosip hal yang kurang berfaedah untuk didengarkan apalagi dibahas.
Ketiga teman Yuna memang teman seperjuangan dari semenjak SMA hingga sekarang akhirnya bisa menggapai universitas yang sama walaupun dengan jurusan yang berbeda.
"Lo beneran tinggal sendiri?" tanya Dara. Memang tidak asing bagi mereka kalau Yuna memilih tinggal sendiri daripada harus bersama temannya di rumah besar yang cukup mahal, sudah bayar kuliah bertambah mahal.
Yuna mengangguk, malas meladeni pertanyaan-pertanyaan temannya, segera ia keluarkan headphone dan mengeluarkan ponsel sebagai sarana bluetooth untuk menghubungkan lagunya.
Perjalanan yang cukup jauh, sekitar 15 menit mereka harus sampai rumah kontrakan Yuna. Mobil taksi melewati jalan hutan yang begitu suram dan gelap, seperti tidak ada kehidupan di sana, hawa mencekam tiba-tiba saja menusuk tiap ruam kulit ke-empat remaja yang hendak mendatangi rumah kontrakan itu.
Gufron yang dahulunya pernah tinggal di jakarta, seperti pernah mengenal jalanan seperti ini, ia mengedarkan matanya ke arah pepohonan yang tidak cukup asri, beberapa pohon sudah kering tidak berdaun, sedangkan pohon yang lain hanya menyisakan beberapa dedaunan yang juga sudah sangat mengering.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Teribble Dream | Giselle
Horror[Follow dulu sebelum baca, ya!] Yunanda Arlita Sari, Si anak mahasiswa yang tinggal sendirian di kontrakan sering sekali mendapat informasi bahwa rumah yang ditempatinya itu memang horror, tapi dia yang pemberani tidak pernah menghiraukan perkataan...