"Dia menggunakan kajiman untuk membunuhku!"
■■■♤♤♤■■■
Jantung berdegup kencang, napas tercekat. Sosok menyeramkan dengan lengan yang terdapat beberapa luka sayatan dan berlumuran darah itu mencekik leher Yuna begitu kencang, hingga darah mengalir deras keluar melalui mulut dan hidungnya.
Sosok itu membawa tubuh Yuna ke atas hingga tak menginjak tanah, kini seluruh tangan dan kakinya hanya bisa meronta-ronta pada angin yang berlalu lalang.
"Aku mau kamu membantu kami!"
Yuna kembali pada Dimensi dunia yang berbeda, berubah menjadi ruangan gelap yang di depannya ada pintu yang sedikit terbuka. Mengapa ia harus berada di sini lagi?
"Tugasmu hanya membantu aku!"
Suara itu kembali membisikkan telinganya, memasuki gendang telinga dan menjalari bulu kuduk yang kembali meremang.
Langkah demi langkah telah ia jalani hingga berdiri di depan pintu, dengan bergetar, perlahan tangan kanannya mencapai gagang pintu, menggenggamnya cukup lama dan berusaha mempersiapkan jantung kalau-kalau melihat pemandangan yang tak mengenakan saat membuka pintu.
Sedikit ia teguk air liurnya, berusaha menenangkan diri, baru setelahnya ia mempercayakan diri untuk membuka gagang pintu yang pasti di dalamnya banyak terdapat misteri.
Suara pintu terbuka terdengar begitu jelas, tapi hanya ia yang bisa mendengarnya, ia masuk ke dalam ruangan kosong yang kali ini di dalamnya hanya terdapat beberapa kursi dengan satu meja di tengahnya, ada satu orang pria yang sedang duduk di sana, sedang tersenyum penuh terpaksa, kemudian beberapa saat, ia tertawa begitu lantang.
Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat seseorang yang sudah terikat tali gantung diri di atas atap, dengan wajah dan tubuh yang pucat.
"Itu, aku!"
Lagi-lagi bisikkan itu membuatnya mematung, jadi inilah sebuah kejadian di mana hantu itu meminta pertolongan lewat dunia kajiman.
"Dia menggunakan kajiman untuk membunuhku!"
Baru kali ini, Yuna harus berbicara dengan hantu, ia belum pernah mengalaminya sehingga seluruh badan tak sanggup untuk bergerak.
Gadis itu mendekat pada pria yang masih duduk di atas kursi dengan cekikikan, melihat setiap inci tawa paksaan yang berada di ujung bibirnya.
Pria itu menoleh tepat di hadapan Yuna, tatapannya jelas mengetahui bahwa gadis itu telah mengetahui perbuatannya di dunia kajiman.
Bagaimana bisa ia melihatnya, menoleh padanya? Padahal, semua permasalahan pada dunia kajiman adalah masa lalu.
Perlahan, pria itu mendekati Yuna dengan langkah lebarnya, membawa seutas tali panjang berwarna putih kusam. Lalu berkata, " Mau kubunuh seperti dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Teribble Dream | Giselle
Horror[Follow dulu sebelum baca, ya!] Yunanda Arlita Sari, Si anak mahasiswa yang tinggal sendirian di kontrakan sering sekali mendapat informasi bahwa rumah yang ditempatinya itu memang horror, tapi dia yang pemberani tidak pernah menghiraukan perkataan...