"Jangan terburu-buru dan harus lebih tenang dalam melawannya!"
■■■♤♤♤■■■
Mereka telah sampai di rumah milik orang tua Topan yang sudah tidak digunakan selama beberapa bulan yang lalu.
Hawa panas memasuki ruam-ruam kulit, membuat siapa pun yang masuk akan merasakan gerah yang luar biasa di sana, saat menyalakan lampu, maka akan melihat beberapa barang yang berantakan, kumuh dan berdebu.
Bayangkan saja, masuk ke dalam rumah di mana menyimpan buku untuk melawan makhluk halus yang sangat kuat. Apakah bisa semudah itu?
Beberapa dinding tembok pun nampaknya sebentar lagi akan runtuh, karena cukup lama tidak ada yang merenovasi rumah tersebut. Mama Topan pernah berkata padanya, "Jangan pernah merenovasi rumah ini, kalau kamu belum memiliki cukup uang!" Jelas saja, sampai sekarang, Topan tinggal di kos kecil bersama teman-teman sekampusnya. Jadi, agak malas juga untuk merenovasi rumah yang tak berpenghuni.
Topan berjalan bersama Yanto yang sedari tadi membuntutinya di belakang, Yanto bukannya takut, hanya saja ia malas memasuki rumah yang sudah jelek seperti ini.
"Capek banget, weh!" Gufron sedikit menggeliat begitu sampai di rumah Topan. Ia masuk bersama Dara dan Salman.
Yuna masuk bersama Rayan, mata Rayan tertuju pada kekasihnya yang acuh tak acuh kepadanya, lalu dengan senyuman, ia menjawil lengan Yuna agar bisa menggandengnya, "Yun, gandengan!"
Gadis itu menoleh, ia segera mengaitkan kedua alisnya dan mencubit lengan Rayan, "Jangan macem-macem, Yan! Ini lagi di rumah orang!" Mendapat cubitan manja dari Yuna, Rayan merasa senang dan tenang karena bisa bersama kekasihnya lagi.
"Yunaku, lucu!" Rayan mencubit pipi Yuna dengan tatapan manisnya.
Entah kenapa seorang Gufron yang sedang berjalan di belakang kedua pasangan, bersama Dara dan Salman, sungguh dirinya tak mampu menghadapi ini semua.
"Ehem," Gufron berdeham kencang, membuat Yuna dan Rayan menoleh, begitu pula dengan Dara dan Salman.
"Panas, woy! Panas!" ujarnya lebih kencang.
"Apa sih, Pron?!" omel Salman, lelaki ini tidak pernah lupa untuk selalu membawa kamera kesayangannya yang barangkali akan berfungsi.
"Diem aja lo!" ujar Gufron.
"Pron, lu tuh kenapa sih, sini aja ama gue, yok!" Tiba-tiba saja gadis dengan perawakan pendek dan berambut pendek sebahu itu merangkul tubuh Gufron yang tampak cemburu karena melihat Yuna dan kekasihnya.
Salman memandangnya terkejut, kemudian menyusuri tempat-tempat yang belum ia lihat. Bukan penasaran pada rumah ini, hanya saja ia merasa malas dengan kelakuan Dara yang merangkul Gufron. Entah kenapa dia merasa sedikit kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Teribble Dream | Giselle
Horror[Follow dulu sebelum baca, ya!] Yunanda Arlita Sari, Si anak mahasiswa yang tinggal sendirian di kontrakan sering sekali mendapat informasi bahwa rumah yang ditempatinya itu memang horror, tapi dia yang pemberani tidak pernah menghiraukan perkataan...